tirto.id - Mengapa iklan terus muncul di setiap sudut halaman blog dan media sosial kita? Serta mengapa iklan tersebut berbeda produk dengan halaman facebook atau twitter teman kita?
Penelitian menemukan bahwa iklan tersebut sesuai dan relevan dengan kepribadian dan karakter yang kita tinggalkan sebagai data digital kita.
Jejak digital yang ditinggalkan orang di Facebook, Twitter, blog teks, dan situs online lainnya akan menyediakan data untuk menentukan apakah pengguna lebih ekstrover atau introvert, atau ingin mencoba hal-hal baru versus lebih konservatif.
Penelitian baru yang diterbitkan dalam Journal of Consumer Psychology menunjukkan bagaimana data digital ini dapat ditingkatkan dengan algoritma pembelajaran mesin untuk mempersonalisasi iklan berdasarkan tipe kepribadian.
"Tujuannya adalah untuk menyesuaikan pengalaman agar lebih relevan bagi konsumen. Ini adalah cara memberikan layanan yang lebih baik kepada konsumen karena pengalamannya disesuaikan," kata penulis studi Sandra Matz.
Para peneliti mulai dengan menggunakan algoritma komputer untuk mengekstrak 89 fitur untuk gambar, termasuk rona, saturasi, keragaman warna, jumlah orang dan tingkat detail. Mereka merekrut 745 peserta dan meminta mereka menilai seberapa besar mereka menyukai gambar pada skala satu hingga tujuh.
Kemudian para peserta menyelesaikan tes kepribadian tentang lima bidang: keterbukaan, kesadaran, ekstroversi, kesesuaian dan neurotisme.
Para peneliti menggunakan data ini untuk menentukan gambar mana yang menarik bagi masing-masing dari lima sifat kepribadian ini.
Hasilnya, orang ekstrovert lebih menyukai gambar sederhana yang menampilkan orang, sementara orang yang selalu berpikiran terbuka menyukai gambar tanpa orang dan dengan warna-warna keren seperti biru dan hitam.
Mungkin tidak mengherankan, jika orang yang tinggi dalam neurotisme menyukai adegan yang tenang dan sedikit merangsang.
Kemudian para peneliti menggunakan informasi ini untuk menetapkan tipe kepribadian untuk setiap gambar.
Dalam studi berikutnya, para peneliti mengeksplorasi apakah ciri-ciri kepribadian yang ditemukan dalam gambar berbeda secara akurat memprediksi preferensi konsumen. Peserta melihat gambar yang terkait dengan produk dalam tiga kategori: liburan, kecantikan atau telepon.
Kemudian mereka menilai tingkat daya tarik untuk gambar yang berbeda. Seperti yang diharapkan, mencocokkan "kepribadian" suatu gambar dengan kepribadian peserta secara signifikan meramalkan peringkat preferensi.
Menariknya, dari penemuan tersebut orang-orang tidak hanya menyukai gambar yang sesuai dengan kepribadian mereka, tetapi juga melaporkan sikap dan niat untuk membeli produk iklan.
Meskipun sebuah brand sering menargetkan dan membatasi jenis kelamin tertentu, kelompok umur atau kelompok sosial tertentu, iklan yang sesuai kepribadian berpotensi memungkinkan pemasar untuk menyesuaikan produk mereka kepada kelompok orang atau konsumen yang lebih luas.
"Ini pada dasarnya membawa manfaat pada sales online. Pemasar online biasanya fokus pada audiens yang besar, tetapi sekarang kita bisa memprediksi sifat psikologis seseorang untuk memberi mereka pengalaman individual," kata Matz seperti dikutip EurekAlert.
Editor: Yulaika Ramadhani