tirto.id - Warga negara (WN) Rusia bernama Sergei Domogatskii (40) alias Mr. Terima Kasih dilaporkan ke Polda Bali atas dugaan investasi bodong di bidang properti. Sergei merupakan pegiat media sosial yang semula mengaku mengalami penculikan, penganiayaan, dan kerugian finansial di Bali pada Minggu (19/10/2025).
"Sekitar 12 yang lapor. Terakhir ada 10 laporan polisi (LP) yang berkaitan dengan penipuan investasi, yang korbannya semua orang luar negeri. Nilainya beragam," jelas Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Ariasandy, ketika ditemui wartawan di Denpasar Timur, Denpasar, Jumat (24/10/2025).
Berdasarkan 10 laporan tersebut, korban secara mayoritas berasal dari Eropa, seperti Rusia, Ukraina, Belarus, dan Prancis. Ariasandy mengungkap, semua korban rata-rata mengenal Sergei atau diduga menjadi pengikut (followers) di media sosial.
Dugaan investasi bodong tersebut bermula dari tahun 2024 hingga 2025. Menurut penuturan korban, Sergei mengunggah ajakan investasi tersebut di media sosialnya, dengan pilihan investasi vila, apartemen, dan townhouse di Bali.
"Dengan janji segala macam. Atas dasar itu, si korban kemudian tertarik melaksanakan kerja sama dan terjadilah kesepakatan, bahkan ada transfer secara online," terangnya.
Namun, setelah transfer uang ke pihak Sergei, para korban tidak mendapatkan kejelasan mengenai pembangunan vila. Korban mengirim uang pada Sergei lewat berbagai cara, mulai dari kripto, bank perusahaan, atau perwakilan yang ditunjuk oleh Sergei.
Dalam laporannya, para korban pun diminta menunggu selama lebih dari satu tahun. Tetapi konstruksi proyek tidak kunjung dimulai dan terus diundur.
"Kerugiannya miliaran. Mungkin bisa bertambah, kita tidak tahu. Ada yang motifnya ditipu, merasa ditipu, ada yang perbuatan tidak menyenangkan. Laporan ini kami telusuri dulu, apakah benar telah terjadi dugaan itu," kata Ariasandy.
Sementara itu, Sergei membantah telah melakukan penipuan investasi terhadap para pelapor. Dalam akun media sosialnya, dia mengungkap bahwa laporan tersebut merupakan perang informasi yang ditujukan terhadapnya.
"Mereka membujuk 10 klien untuk mengajukan laporan terhadap saya ke polisi dan mengatakan bahwa saya mencuri 33 miliar. Ini bohong. Mereka menggunakan puluhan bot untuk menulis komentar dan menyesatkan orang-orang," tulis Sergei di akun Instagram miliknya.
Sergei mengakui memang ada keterlambatan dalam pembangunan, tetapi uang yang dipercayakan kepadanya telah dibelanjakan sesuai tujuan. Penyebab keterlambatan tersebut, menurut Sergei, adalah pembangunan yang dilakukan dengan material kualitas tertinggi.
"Ini bisa dicek dengan melakukan audit. Sebagian besar vila sudah dibangun. Di banyak vila, finishing hampir selesai. Jika seseorang ingin mencuri uang investor, dia tidak akan membangun objek yang rumit dan indah selama tiga tahun," katanya.
Sebelumnya, Sergei diduga mengalami penculikan, penganiayaan, dan kerugian finansial di Bali pada Minggu (19/10/2025). Berdasarkan laporan yang dibuat oleh Sergei ke Polda Bali, pelaku mengambil uang kripto milik Sergei sebesar 4.617 dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp76 juta.
Berselang dua jam kemudian, tiga orang WN Rusia yang tidak diketahui identitasnya memeras Sergei dengan meminta uang sebesar 1 juta dolar Amerika Serikat.
Penulis: Sandra Gisela
Editor: Siti Fatimah
Masuk tirto.id


































