Menuju konten utama

BPBD: Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau Capai 2.719 Hektare

BPBD Provinsi Riau menyatakan luas kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di 12 kabupaten dan kota di wilayah tersebut terus meluas hingga mencapai 2.719 hektare.

BPBD: Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau Capai 2.719 Hektare
Api berkobar dari kebakaran lahan gambut di hutan Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis, Riau, Rabu (27/2/2019). ANTARA FOTO/FB Anggoro/aww.

tirto.id - Luas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di 12 kabupaten serta kota di Provinsi Riau terus meluas hingga mencapai 2.719 hektare, atau bertambah lebih dari 700 hektare selama satu minggu terakhir.

Hal tersebut disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger di Pekanbaru, Senin (25/3/2019).

"Luas lahan yang terbakar sampai dengan hari ini sejumlah lebih kurang 2.719,69 hektare," ujar Edwar.

Berdasarkan laporan harian siaga darurat bencana asap akibat Karhutla Provinsi Riau 2019, dari total 2.700 hektare lahan terbakar, mayoritas terjadi di Kabupaten Bengkalis. Di wilayah pesisir Riau tersebut, tercatat luas lahan terbakar mencapai 1.263,83 hektare.

Hampir setiap kecamatan di Kabupaten Bengkalis dilanda kebakaran sepanjang awal 2019 ini. Namun, kebakaran terparah tercatat di Pulau Rupat, Bengkalis. Pulau yang mayoritas berkontur gambut tersebut sepanjang Februari kemarin terbakar hebat dan menyebabkan asap tebal hingga meluas ke Kota Dumai.

Selain Bengkalis, kebakaran juga terjadi di tiga wilayah lainnya di pesisir timur Provinsi Riau yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Diantaranya Rokan Hilir dengan luas 407 hektare, Meranti 222,4 hektare serta Dumai 192,25 hektare.

Sementara kebakaran yang terpantau meluas di Kabupaten Siak, kata Edwar, mencapai hingga 314,5 hektare, Indragiri Hilir 107,1 hektare serta Indragiri Hulu 64,5 hektare. Selanjutnya, di Pekanbaru tercatat 37,75 hektare lahan terbakar, Kampar 26,6 hektare, Rokan Hulu dua hektare, dan Kuantan Singingi lima hektare.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan, akibat kondisi yang berpotensi terus meluas tersebut, BMKG masih mendeteksi titik-titik panas atau indikasi awal terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terpantau melalui pencitraan Satelit Terra dan Aqua.

Hingga hari ini, upaya pemadaman Karhutla dengan melibatkan TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni dan masyarakat masih terus berlangsung. Pemadaman tidak hanya dilakukan oleh tim darat, melainkan juga diperkuat operasi pengeboman air dengan melibatkan belasan helikopter, baik dari pemerintah maupun bantuan pihak swasta.

Edwar Sanger menjelaskan saat ini Satgas Karhutla Riau telah diperkuat dengan tiga unit helikopter pengebom air atau "waterbombing" bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Helikopter terakhir tiba di Pekanbaru pada Kamis medio kemarin dengan jenis MI X dari Palembang.

Dengan bertambahnya satu unit heli dari BNPB tersebut, maka saat ini ada 10 unit heli yang siap melakukan waterbombing di lokasi kebakaran lahan di Riau.

"Sekarang kita sudah punya tiga heli dari BNPB. Kemudian dari dunia usaha ada 3 unit, dari KHLK, Polisi, TNI AU, TNI AD masing-masing satu unit dan akan masuk satu unit lagi dari dunia usaha," katanya.

Baca juga artikel terkait KEBAKARAN HUTAN

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Maya Saputri