tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau warga korban gempa di Cianjur, Jawa Barat, untuk kembali ke rumahnya masing-masing apabila tidak mengalami kerusahkan berat. Hal itu lantaran potensi gempa susulan makin berkurang.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan kerusakan kategori berat dapat dilihat dari kondisi rumah dengan tiang yang patah, dinding terbuka atau kuda-kuda atap yang bergeser, sehingga dikhawatirkan akan ambruk bila terjadi guncangan.
“Kalau misal rumahnya tidak mengalami kondisi seperti tiga yang saya sebutkan, ini bisa kembali lagi untuk melihat rumahnya,” kata Muhari dikutip dari Antara, Selasa (29/11/2022).
Muhari mengatakan banyak warga dengan kondisi rumah rusak ringan atau mengalami retak di bagian luar dan masih kuat secara struktur tidak berani kembali ke dalam rumah dengan alasan masih takut.
“Misalkan malam masih kurang percaya diri okelah masih bisa di luar. Tapi kalau siang hari aktivitas memasak atau lain-lain ini sudah bisa dijalankan di rumah masing-masing,” kata dia.
Menurut Muhari, aktivitas ekonomi mulai kembali bergeliat karena di sepanjang jalan baik toko, warung atau pun pasar-pasar sudah dibuka kembali. Artinya, pemenuhan kebutuhan logistik sudah mulai bisa berjalan kembali.
Kurangan kebutuhan logistik seperti terpal, alas tenda atau selimut akan terus diberikan oleh pemerintah.
“Kalau logistik per makanan saya rasa itu sudah tidak ada yang tidak terjangkau. Kurang mungkin, tapi tidak ada yang bisa lengkap dalam kondisi normal,” ujarnya.
Muhari menyatakan tidak mungkin pemerintah dapat membiarkan pengungsi dengan rumah tidak rusak berat bertahan lama di pengungsian. Ia beralasan kehidupan harus pulih dan aktivitas ekonomi harus berjalan.
“Kalau kita mulai sibuk kembali, maka trauma kita atau aspek psikologis bisa hilang. Ini mungkin imbauan yang bisa kami dari BNPB dan posko utama tanggap darurat berikan,” ujarnya.
BNPB mencatat 40.152 kepala keluarga (KK) atau 100.330 jiwa mengungsi akibat gempa di Cianjur. Mereka terdiri dari 48.490 pengungsi laki-laki dan 51.840 pengungsi perempuan.
Gempa bermagnitudo (M) 5,6 yang mengguncang Cianjur pada Senin (21/11/2022) menyebabkan 63.229 rumah rusak. Dari jumlah itu, sebanyak 26.237 rumah rusak berat, 14.196 rumah rusak sedang, serta 22.796 rumah rusak ringan.
Selain rumah, gempa juga merusak 421 sekolah, 170 tempat ibadah, 14 fasilitas kesehatan (faskes) termasuk pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dan puskesmas pembantu (pustu), dan 17 gedung/kantor.
Editor: Gilang Ramadhan