tirto.id - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memandang para pelaku UMKM sebagai pahlawan masa kini yang berjuang mewujudkan kemandirian dan mendorong pertumbuhan perekonomian nasional.
Maka itu, mengusung semangat Hari Pahlawan 2025, BNI memperkuat komitmennya untuk meneruskan perjuangan para pahlawan melalui berbagai program pemberdayaan UMKM di seluruh Indonesia.
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, menyatakan pemberdayaan UMKM termasuk bagian dari upaya perseroan mendukung perkembangan ekonomi kerakyatan yang inklusif dan berkelanjutan.
"BNI berkomitmen menghadirkan solusi nyata bagi pelaku usaha lokal agar dapat naik kelas melalui pembinaan dan pendampingan menuju akses pasar yang lebih luas," kata dia lewat keterangan tertulis.
Salah satu contohnya, di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, program BNI Berbagi membantu pengembangan 380-an pelaku UMKM. Melalui program ini, BNI menyediakan pembinaan, pendampingan, dan perluasan akses pasar untuk membantu para pelaku UMKM lokal agar mampu naik kelas sekaligus memiliki daya saing lebih baik.
Di antara yang mendapat manfaat dari program itu adalah Awicho, UMKM asal Ngawi yang memadukan cokelat dan tempe menjadi inovasi kuliner unik. Produk Awicho kini dikenal di berbagai kota besar di Indonesia.
Awicho didirikan oleh Masrifah Hidayati Nur, yang akrab disapa Ida. Pada 2014, Ida semula hanya memproduksi cokelat karakter musiman. Setelah melewati berbagai percobaan, dia menemukan ide unik membuat cokelat tempe, perpaduan dua ikon rasa khas Ngawi.
"Ngawi terkenal dengan tempe. Jadi saya berpikir untuk membuat cokelat tempe. Tidak mudah, karena dua bahan ini punya karakter berbeda. Tapi setelah banyak percobaan, akhirnya ketemu rasa yang pas," ujar Ida.
Dengan dukungan pembinaan dari BNI, Ida bisa memperoleh pelatihan terkait branding, packaging, dan digital marketing. Dia juga mendapatkan kesempatan mengikuti berbagai pameran lokal dan nasional.
"Dari pelatihan dan dukungan BNI, kami belajar banyak tentang strategi penjualan dan pengembangan produk. Sekarang penjualan kami meningkat signifikan," katanya.
Kini, Awicho yang memiliki lima karyawan tetap memproduksi berbagai jenis olahan cokelat dan tempe. Ada cokelat tempe, brownies kering tempe, serta keripik tempe cokelat dengan harga Rp5.000 hingga Rp25.000 per kemasan.
Ida juga memberdayakan ibu rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya untuk ikut dalam proses produksi, sehingga mereka dapat memiliki penghasilan tambahan.
"Sebagian besar dari mereka adalah tulang punggung keluarga. Saya ingin mereka juga bisa mandiri dan punya penghasilan sendiri," ujar Ida.
Saat pandemi Covid-19 melanda Tanah Air, usaha Ida sempat menurun dengan omzet cuma Rp2-3 juta setiap bulan. Meski begitu, dengan semangat pantang menyerah dan dukungan dari BNI, usaha Ida mampu bangkit lagi.
Sekarang, omzet Awicho stabil di kisaran Rp25–30 juta per bulan. Angka itu bahkan dapat meroket hingga Rp210 juta per bulan saat musim Lebaran.
Kisah Awicho membuktikan bahwa semangat kepahlawanan juga hadir dalam dunia usaha. Dengan kolaborasi dan pendampingan berkelanjutan, BNI berupaya melahirkan pahlawan-pahlawan ekonomi baru yang bisa membangun kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dari akar rumput.
Semangat itu memperkuat komitmen BNI untuk membantu perjuangan para pelaku UMKM di seluruh penjuru negeri demi mewujudkan kemajuan ekonomi bangsa.
(INFO KINI)
Penulis: Tim Media Servis
Masuk tirto.id


































