Menuju konten utama

BMKG Identifikasi Munculnya Sesar Sumedang Penyebab Gempa M 4,8

Sesar Sumedang menjadikan bertambahnya daftar sesar aktif yang dapat memicu gempa bumi di Jawa Barat.

BMKG Identifikasi Munculnya Sesar Sumedang Penyebab Gempa M 4,8
Kondisi rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa di Cipameungpeuk, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (3/1/2024). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/nym.

tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengidentifikasi munculnya sesar baru yang menjadi penyebab gempa bumi di Sumedang, Jawa Barat, pada 31 Desember 2023. BMKG menamainya Sesar Sumedang, karena sesar aktif tersebut melewati Kabupaten Sumedang yang semula belum terpetakan.

"Memperhatikan sebaran gempa bumi susulan, tatanan tektonik, dan analisis mekanisme sumbernya, gempa bumi tersebut disebabkan oleh sesar aktif yang melewati Kota Sumedang yang semula belum terpetakan sesuai analisis data seismisitas BMKG, maka disebut Sesar Sumedang," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (8/1/2024) dilansir dari Antara.

Dwikorita menyampaikan BMKG telah melakukan survei seismisitas, survei makroseismik, survei mikrozonasi, survei deformasi, pemotretan udara dengan lidar, evaluasi morfotektonik, dan survei struktur sesar bawah permukaan untuk memetakan penyebab utama gempa bumi.

"Survei-survei tersebut dilakukan untuk memetakan aktivitas dan sebaran gempa bumi serta mengetahui secara detail penyebab utama terjadinya gempa bumi tersebut, termasuk mengidentifikasi dan memvalidasi jalur sesar," katanya.

Ia menyampaikan bahwa wilayah Kabupaten Sumedang merupakan wilayah yang rawan mengalami gempa bumi dengan sumber gempa dari zona tumbukan Lempeng Indo-Australia dan Eurasia di Samudra Hindia.

Selain itu, ia melanjutkan, ada sesar aktif di daratan yang sudah terpetakan seperti Sesar Cimandiri, Sesar Cugenang, Sesar Lembang, Sesar Cipamingkis, Sesar Garsela, Sesar Baribis, Sesar Cicalengka, Sesar Cileunyi-Tanjungsari, Sesar Tomo, dan Sesar Cipeles serta beberapa sesar aktif yang belum terpetakan yang dapat memicu gempa bumi di wilayah tersebut.

Berdasarkan Katalog Gempa Bumi Merusak BMKG dari 2020, kata Dwikorita, wilayah Sumedang pada 14 Agustus 1955 mengalami gempa bumi yang menyebabkan kerusakan banyak bangunan dan pada 19 Desember 1972 menghadapi gempa bumi dengan magnitudo 4,5 yang mengakibatkan kerusakan bangunan dan longsoran.

"Gempa yang terjadi pada 31 Desember 2023 lalu tidak hanya dirasakan di Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung saja, namun juga dirasakan hingga Kota Bandung, Kabupaten Sumedang, hingga Kabupaten Garut," katanya.

Sebagai bagian dari upaya mitigasi, BMKG bersama dengan Pemerintah Kabupaten Sumedang, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kantor Pencarian dan Pertolongan, dan Kementerian Sosial bersinergi untuk meningkatkan literasi masyarakat mengenai kegempaan.

Termasuk juga memberikan literasi soal langkah-langkah mitigasi dan penyelamatan diri yang harus dijalankan sebelum, pada saat, dan sesudah terjadi gempa bumi.

Dwikorita mengatakan bahwa BMKG telah menyampaikan beberapa rekomendasi upaya mitigasi kepada pemerintah daerah dan instansi terkait.

Rekomendasi yang dimaksud di antaranya tertuang dalam evaluasi rencana tata ruang dan wilayah Kabupaten Sumedang dengan mempertimbangkan peta zona bahaya gempa bumi serta pelamparan Sesar Sumedang.

Baca juga artikel terkait GEMPA SUMEDANG

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Bayu Septianto