Menuju konten utama
Debat Ketiga Capres-Cawapres

Menakar Arah Sentimen Warganet Usai Debat Ketiga Pilpres 2024

Cuitan warganet di medsos seolah perpanjangan debat Capres. Namun, medsos sejauh ini tak terlalu memengaruhi pemilh, ia hanya berhasil sebagai propaganda.

Menakar Arah Sentimen Warganet Usai Debat Ketiga Pilpres 2024
Ketiga Capres saat Debat Ketiga Capres Pemilu 2024. youtube/KPU RI

tirto.id - Debat ketiga Pilpres 2024 menjadi perbincangan hangat pengguna media sosial (medsos) usai dihelat kemarin, Minggu (7/1/2024) malam. Seperti di medsos X(Twitter), pelbagai kritikan, candaan, hingga diskursus substansi debat menjadi topik obrolan warganet.

Misalnya, cuitan soal performa dan pernyataan saat debat calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, tampak berseliweran. Sejumlah warganet menganggap keliru pernyataan Prabowo soal perjuangan rakyat Palestina atas pendudukan Israel.

Kasian bener Gaza. Udah digenosida Israel, dibilang lemah sama Prabowo,” tulis salah satu pengguna X.

Cuitan di atas sudah dilihat 668 ribu pengguna dan disukai 30 ribu netizen. Selain itu, cuitan tersebut mendapatkan 203 komentar dan diposting ulang pengguna lain sebanyak 8 ribu kali. Sentimen negatif lebih banyak terlihat dalam menanggapi pernyataan Prabowo soal Gaza.

Konteks cuitan di atas menanggapi pernyataan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, ketika mendapatkan kesempatan memaparkan visi-misi. Dalam pemaparannya, Prabowo menilai kekuatan nasional Indonesia harus seiring dengan kekuatan militer yang mumpuni. Untuk itu, Prabowo berasumsi, jika hal tersebut tak diperhatikan maka nasib bangsa akan dilindas seperti yang terjadi pada konflik geopolitik di Gaza, Palestina.

“Kekuatan nasional harus ada kekuatan militer, tanpa kekuatan militer sejarah peradaban manusia mengajarkan bahwa bangsa itu akan dilindas seperti di Gaza sekarang ini, akan diambil kekayaannya akan diusir dari Tanah Airnya,” kata Prabowo dalam Debat Ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).

Sementara capres nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan, banyak disoroti netizen soal sikapnya dalam debat yang dominan menyerang Prabowo. Serangan Anies bahkan sudah mulai sejak segmen awal. Saat itu, Anies menyinggung kondisi Kementerian Pertahanan (Kemenhan) sebagai sebuah ironi karena dibobol peretas.

“Kementerian Pertahanan menjadi kementerian yang dibobol oleh hacker pada 2023, dan itu menjadi sebuah ironi," kata Anies.

Serangan Anies dalam debat menghasilkan tanggapan yang beragam. Banyak yang mengapresiasinya karena berhasil mendesak dan menguliti kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan. Di sisi lain, tidak sedikit yang menilai Anies terlalu agresif bahkan dianggap menyerang personal Prabowo.

Beberapa cuitan, bahkan membela Anies.

“Yg gasuka sm pak Anies knp offensive, ya lu bayangin aja. Smua yg disebutkan pak Anies itu biayanya dari uang rakyat. Harusnya pemerintah itu sensitif lah dgn uang rakyat....” tulis seorang pengguna X.

Sementara itu, banyak pula tanggapan positif dari netizen terhadap performa debat capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo. Ganjar dinilai berkembang dalamdebat kali ini dan dapat menyerang secara tidak terduga.

IMO the real winner of this round is Ganjar—he exceeded expectations; improved his game significantly since the last one, with clearer message/criticism on the incumbent...” tulis pengguna X.

Ganjar memang terlihat tidak ikut saling serang di awal-awal segmen debat. Namun menuju penghujung, dia beberapa kali memberikan kritik dan serangan kepada Prabowo. Dia bahkan menantang Prabowo untuk adu data dalam sesi tanya jawab.

“Maaf kali ini bapak tidak menjawab sama sekali. Saya pengen data yang bapak katakan salah, itu silahkan Anda bantah. Bapak tidak mampu bantah,” ujar Ganjar kepada Prabowo.

Debat ketiga Pilpres 2024

Capres nomor urut dua Prabowo Subianto menyampaikan pendapat saat adu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.

Analisa Sentimen

Mengacu pada analisis media sosial dari Drone Emprit saat debat kemarin, dalam setiap sesi debat tampak trend percakapan untuk Anies mengalami kenaikan volume yang paling tinggi. Anies Baswedan memiliki 1,800 sebutan di berita daring dan 61,078 di Twitter, dengan total gabungan sebutan sebanyak 62,878.

Sementara Prabowo Subianto memiliki 2,064 sebutan di berita online dan 40,727 di Twitter, dengan total gabungan sebutan sebanyak 42,791. Adapun Ganjar Pranowo memiliki 1,705 sebutan di berita online dan 42,969 di Twitter, dengan total gabungan sebutan sebanyak 44,674.

Data tersebut menampilkan bahwa Anies mendapat sentimen positif dari netizen paling besar dengan angka 76 persen. Disusul sentimen positif pada Ganjar sebesar 72 persen dan Prabowo dengan sentimen positif 40 persen.

Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, menyatakan sentimen positif Anies berasal dari keberaniannya menyerang dalam debat. Selain itu, Anies juga memaparkan banyak data.

Sementara sentimen positif netizen terhadap Prabowo muncul karena dinilai berhasil memberikan serangan balasan ke Anies soal standar etika.

“[Serta] naikkan diksi baru 'omon-omon' yang ditanggapi secara jenaka,” tulis Fahmi dalam akun X pribadinya, dikutip seizin yang bersangkutan, Senin (8/1/2024).

Di sisi lain, sentimen positif terhadap Ganjar datang dari apresiasi atas performa debatnya yang bagus. Selain itu, Ganjar kerap membuat Prabowo sepakat dengan pernyataan-pernyataannya.

“Ganjar dianggap mendinginkan suasana,” ujar Fahmi.

Untuk sentimen negatif dari netizen, Prabowo menempati urutan teratas dengan angka 54 persen. Di posisi kedua Anies dengan 14 persen, dan Ganjar mendapatkan sentimen negatif lebih sedikit dengan perolehan 11 persen.

Fahmi menyatakan, beberapa faktor sentimen negatif Prabowo dikarenakan mudah terpancing saat menanggapi lawan. Dia juga dinilai sering setuju dengan pendapat Ganjar dan akhirnya justru dipatahkan argumennya.

“Prabowo dikritik atas statemennya soal Gaza. [Ditambah] mengajak diskusi terbuka kedua calon (disebut tidak bisa membuka data di forum debat),” kata Fahmi.

Sementara itu, sentimen negatif pada Anies disebabkan karena terlalu banyak menyerang personal dan terlalu banyak bicara. Dan sentimen negatif pada Ganjar karena cari aman di awal debat dan dinilai terlihat kompak untuk menyudutkan Prabowo.

Debat ketiga Pilpres 2024

Capres nomor urut satu Anies Baswedan (tengah) menyalami capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo (kiri), disaksikan cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka usai debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.

Memengaruhi Pemilih?

Analis politik dari Universitas Padjajaran, Kunto Adi Wibowo, menilai sentimen netizen di medsos merupakan layar kedua dari debat yang sudah dilangsungkan. Maksudnya, kata dia, cuitan netizen di medsos bisa memberikan interpretasi dan framing atas kejadian di saat debat.

Framing itu lebih bisa memengaruhi pilihan karena pada dasarnya debat jadi bukan soal data-data objektif, tapi performance yang sifatnya subjektif dan dirangkai dengan kognitif/ideologi tertentu,” kata Kunto kepada reporter Tirto, Senin (8/1/2024).

Meski begitu, Kunto menyampaikan bahwa perolehan suara dari debat tidak akan berpengaruh besar. Namun dia menilai hal itu menguntungkan kontestan karena dapat meraup suara tanpa modal besar.

“Kalau dari riset peluangnya sekitar 4-5 persen penonton debat itu akan mengubah pilihannya. Walaupun kelihatan kecil dari value kan debat tidak ngeluarin duit banyak, itu kan lumayan daripada blusukan, spanduk, atai iklan,” ujar Kunto.

Menurut analisa platform Talkwalker yang digunakan Kunto, Ganjar merupakan kontestan dengan sentimen positif terbanyak. Diikuti Anies dan Prabowo di urutan terakhir.

“Tapi pak Ganjar jadinya diperbincangkan lebih sedikit, reach-nya lebih sedikit, engagement sedikit dibanding pak Anies,” sebut Kunto.

Ia juga menilai sentimen negatif akan banyak menyerang Prabowo. Utamanya soal pernyataan Prabowo akan kondisi di Palestina dan sikapnya yang terpancing emosi.

“Pak Prabowo lebih emosional saat ini walaupun sudah berusaha menahan emosi. Sisi positifnya prabowo terus bisa beretorika dengan nilai-nilai patriotisme dan tanah air,” tambahnya.

Senada dengan Kunto Adi Wibowo, Analis politik dari Indonesia Political Opinion, Dedi Kurnia Syah, menyatakan belum ada bukti kuat bahwa sentimen di medsos akan memengaruhi perolehan suara. Namun, dia menilai sentimen di medsos menjadi media yang ampuh untuk propaganda.

“Sampai hari ini dalam catatan survei, media sosial belum menjamin adanya perubahan pemilih di realitas, media sosial hanya berhasil di tataran propaganda,” kata Dedi kepada reporter Tirto, Senin.

Saat debat, kata Dedi, Ganjar dan Anies lebih jelas dibanding Prabowo dari sisi gagasan dan ide. Sementara performa debat, Anies bisa disebut yang paling baik, meskipun Ganjar dan Prabowo sama-sama melancarkan serangan.

Namun, Dedi ragu dinamika di dunia maya akan memengaruhi signifikansi para pemilih di dunia nyata.

“Terlebih media sosial masih bisa (kemungkinan), antara pemilih langsung atau hanya yang membuat keriuhan,” ujar Dedi.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2024 atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - News
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Irfan Teguh Pribadi