Menuju konten utama

Mengenal Sesar Cileunyi-Tanjungsari, Penyebab Gempa Sumedang

Mengenal Sesar Cileunyi-Tanjungsari, yang jadi penyebab gempa Sumedang magnitudo 4,8 saat tutup tahun 2023, Minggu, 31 Desember.

Mengenal Sesar Cileunyi-Tanjungsari, Penyebab Gempa Sumedang
Warga mengungsi di lapangan pascagempa di Babakan Hurip, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Minggu (31/12/2023). BPBD Kabupaten Sumedang mencatat, sebanyak 53 bangunan di Desa Babakan Hurip mengalami kerusakan serta 200 orang warga mengungsi pascagempa dengan magnitudo 4,8 di Kabupaten Sumedang. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa.

tirto.id - Gempa Bumi dengan kekuatan magnitudo 4,8 dan 4,1 melanda Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Minggu, 31 Desember 2023.

Meskipun kejadian gempa sudah lebih dari 5 hari, namun warga yang terdampak masih merasakan efek guncangan penutup tahun itu hingga saat ini. Adapun guncangan tersebut disebabkan oleh aktivitas sesar atau patahan di dekat wilayahnya.

Muhammad Wafid, Plt. Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), seperti dilansir laman resmi instansi menyebutkan, sumber gempa berada di darat Sumedang. Ia memperkirakan bahwa gempa terjadi akibat kegiatan Sesar Cileunyi-Tanjungsari.

Bencana alam ini menyebabkan munculnya kerusakan-kerusakan tertentu. Sebagaimana ungkapan Abdul Muhari, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, dikutip dari RRI, mengungkapkan ada 382 rumah yang rusak ringan dan 1 rusak berat.

Abdul Muhari menjelaskan, terdapat tiga wilayah yang secara khusus mengalami dampak-dampak gempa akhir tahun kemarin. Daerah itu meliputi Tanjung Medar, Sumedang Selatan, dan Sumedang Utara.

Bukan hanya itu, fasilitas umum berupa tiang listrik juga dikatakan ada beberapa yang jatuh. Kemudian, mengakibatkan pula sejumlah 345 orang mengalami luka berat dan 3 orang menerima luka ringan per 1 Januari 2024.

Lantas, apa itu sesar yang menyebabkan gempa di Sumedang beberapa hari yang lalu? Di manakah lokasi Sesar Cileunyi-Tanjungsari?

Apa Itu Sesar?

Dikutip ESDM Provinsi Lampung, Indonesia merupakan daerah yang dilewati oleh 3 jalur lempeng tektonik. Di antaranya terdapat Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Eurasia.

Pergerakan lempeng-lempeng samudera maupun benua mengakibatkan terkumpulnya energi. Lantaran berlangsung dengan waktu lama, lempeng yang tak kuat akan terlepas dari bidang tempelannya secara cepat.

Proses itu mengakibatkan permukaan tanah yang ada di atasnya mengalami guncangan. Peristiwa guncangan itu disebut gempa bumi, sementara tempat terjadinya biasa ada di jalur-jalur sesar atau patahan.

Disebut juga sebagai fault, sesar merupakan rekahan yang kerap mengalami pergeseran relatif. Adapun pergeseran tersebut terjadi antara satu blok terhadap blok-blok batuan lain yang ada di dekatnya.

Berhubungan dengan itu, sesar tersebut dapat dibentuk oleh gaya-gaya batuan tertentu. Di antaranya ada gaya yang sifatnya menekan, menarik, atau menekan-menarik (kombinasi kedua gaya utama).

Wilayah yang masuk dalam zona sesar aktif dapat dikategorikan sebagai daerah yang rawan terkena bencana gempa bumi. Salah satunya peristiwa yang terjadi akibat patahan tersebut terjadi di Sumedang, Jawa Barat, Minggu (31/12/2023) lalu.

Lokasi Sesar Cileunyi-Tanjungsari

Dipantau berdasarkan titik pusat gempa dan kedalaman penyebab guncangan, BMKG mencatat bahwa gempa bumi di Sumedang kemarin terjadi akibat Sesar Cileunyi-Tanjungsari.

Patahan ini memiliki bentuk mendatar mengiri. Adapun lokasi jalur tersebut diawali di wilayah Desa Tanjungsari dan mengarah ke bagian timur laut.

Sementara itu, batasan jalur patahannya akan berakhir di daerah lembah Sungai Cipeles. Sesar Cileunyi-Tanjungsari tersebut mempunyai nilai laju geser rata-rata mulai 0,19 hingga 0,48 milimeter setiap tahunnya.

Baca juga artikel terkait GEMPA SUMEDANG atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno