Menuju konten utama

Blunder Jokowi Hadapi Corona, Berikan Insentif Diskon Tiket Pesawat

Insentif diskon pesawat Jokowi dinilai akan meningkatkan risiko penyebaran virus COVID-19.

Blunder Jokowi Hadapi Corona, Berikan Insentif Diskon Tiket Pesawat
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyampaikan konferensi pers terkait virus corona di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/3/2020). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.

tirto.id - Sebelum dikabarkan memiliki kasus positif Corona, Indonesia tengah melakukan negosiasi pada pemerintah Arab Saudi untuk melancarkan jemaah umrah asal RI bisa masuk ke Mekkah dan Madinah. Pasalnya, pemerintah begitu percaya diri, karena selama dua bulan terakhir di Indonesia belum ada masyarakat yang terpapar kasus Corona.

Tak hanya itu, pemerintah Indonesia sampai membuat insentif untuk maskapai penerbangan karena ada penurunan jumlah wisatawan asing yang datang ke Indonesia. Bukan main-main, insentif yang diberikan pemerintah hampir Rp1 triliun, agar masyarakat Indonesia mau bepergian. Strategi ini dianggap efisien untuk menutup penurunan jumlah wisatawan luar negeri yang bermobilitas di Indonesia.

Senin kemarin dua WNI yang berdomisili di Depok dilaporkan positif COVID-19. Presiden Joko Widodo sendiri yang menyampaikan pernyataan itu. Namun, nampaknya hal itu tak menyurutkan niat pemerintah untuk tetap "menyelamatkan" industri pariwisata dalam negeri.

Pemerintah bahkan masih bersikeras mau melanjutkan insentif untuk maskapai penerbangan. Presiden Jokowi menyebut bahwa pemberian diskon tiket dan sejumlah insentif tarif hotel untuk 10 daerah wisata di Indonesia tak akan menambah penyebaran Virus Corona jenis baru (COVID-19) di Indonesia.

Hal itu ia sampaikan menanggapi kekhawatiran meluasnya Corona di Indonesia jika wisatawan mancanegara makin banyak yang berdatangan.

"Tidak, insentif itu kan kita berikan kepada wisatawan dari daerah-daerah yang sudah diperkirakan tidak menjadi episentrum dari virus Corona," kata Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/3/2020) seperti dikutip Antara.

Penyebaran virus corona juga ditanggapi santai oleh Dirut Garuda Indonesia, ia mengatakan. Belum ada tindakan preventif yang dilakukan untuk mencegah virus Corona.

"Itu di luar area kita," kata dia kepada Tirto.

Blunder Jokowi

Kebijakan ini pun akhirnya menuai protes. Ada kekhawatiran, tanpa ada persiapan matang untuk antisipasi, berbagai negosiasi dan insentif yang diberikan pemerintah Indonesia tersebut akhirnya tidak berguna bahkan bisa jadi blunder karena sangat mungkin membuat penyebaran virus Corona semakin ganas ke berbagai wilayah di Indonesia.

Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menjelaskan, baiknya kebijakan yang dilakukan pemerintah Indonesia fokus pada pembatasan akses di wilayah yang sudah terpapar seperti yang dilakukan negara lain.

"Baiknya kalau mau kasih insentif itu, berikan juga rasa aman. Misalnya dengan memperlengkap fasilitas di berbagai pintu masuk. Kan sekarang di bandara daerah enggak semua punya alat thermal scanner," jelas dia pada Tirto, Senin (2/3/2020).

Ia melanjutkan, jangan sampai langkah yang diambil pemerintah malah membuat jumlah korban yang terpapar Corona di Indonesia meledak (outbreak) karena Pemerintah Indonesia tidak siap untuk menghadapi virus tersebut.

Senada dengan Trubus, Pengamat Penerbangan Alvin lie menjelaskan, saat ini wisatawan domestik sudah takut untuk bepergian. Insentif yang diberikan oleh pemerintah sebaiknya difokuskan untuk kepentingan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE).

Wisatawan, menurutnya, justru berkurang lantaran masyarakat yang khawatir untuk bermobilitas. Persoalan ini tak hanya milik Indonesia, melainkan problem global.

"Lebih baik pesawatnya dikandangkan daripada dia terbang juga dia rugi banyak. Karena mau dikasih diskon berapapun itu tidak akan banyak pengaruh,” kata dia.

Daripada pemerintah mengurusi pariwisata, Alvin justru menyarankan Indonesia untuk memperketat pengawasan di pintu masuk agar berstandar internasional.

Apa lagi, warga Jepang yang disebut-sebut menularkan virus Corona ke RI baru terdeteksi setelah berada di Malaysia. Artinya, ada yang salah dengan sistem pemeriksaan di Indonesia hingga tak mendeteksi gejala virus Corona tersebut.

Pemerintah perlu meyakinkan dunia bahwa Indonesia serius menangani Corona. Salah satunya dengan meningkatkan sistem pemantau gejala awal Corona seperti kamera thermal atau kamera pemantau suhu tubuh.

Baca juga artikel terkait DAMPAK CORONA atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Bisnis
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Restu Diantina Putri