Menuju konten utama

BI: Pertumbuhan Ekonomi Dunia Alami Pelambatan

Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan lebih lambat dari perkiraan sebelumnya, yang disebabkan oleh lambatnya pemulihan ekonomi di sejumlah negara maju dan negara berkembang.

BI: Pertumbuhan Ekonomi Dunia Alami Pelambatan
(Ilustrasi) Suasana sebuah kawasan perkantoran di Jakarta. Antara Foto/Rosa Panggabean.

tirto.id - Kajian ekonomi Bank Indonesia mengungkapkan bahwa saat ini pertumbuhan ekonomi dunia lebih lambat dari perkiraan sebelumnya, yang disebabkan oleh lambatnya pemulihan ekonomi di sejumlah negara maju dan negara berkembang.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Sumatera Bagian Selatan Hamid Ponco Wibowo di Palembang, Jumat, (15/4/2016) mengatakan, kondisi ini dipengaruhi oleh perekonomian di Amerika Serikat (AS) yang belum solid dan prospek perekonomian di Eropa dan Jepang yang masih lemah.

"Kondisi ini juga dibarengi oleh perekonomian Cina yang terus melambat, dan Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral Jepang (BOJ) yang terus melanjutkan pelonggaran kebijakan moneternya," kata Hamid.

Keadaan ini membuat pertumbuhan ekonomi dunia yang semula diperkirakan akan membaik pada 2016 ini menjadi meleset.

Belum lama ini dalam laporannya, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Timur dan Pasifik akan mencapai 6,3 persen pada 2016 dan 6,2 persen pada 2017 atau lebih rendah dari proyeksi awal pada Oktober 2015 lalu yang memprediksi bakal mencapai 6,4 persen pada 2016 dan 6,3 persen pada 2017.

Dalam laporan terbarunya, Bank Dunia juga menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Cina melambat dari 6,9 persen pada 2015 menjadi 6,7 persen pada 2016 dan 6,5 persen pada 2017.

"Banyak faktor lain yang sangat berpengaruh pada perekonomian global seperti volatilitas pasar keuangan dan anjloknya harga beragam komoditas," lanjut Hamid.

Karena itu pula, Bank Dunia juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 5,1 persen pada 2016 dan 5,3 persen pada 2017.

"Akan tetapi proyeksi Bank Dunia itu berbeda dengan target pemerintah Indonesia yang ingin menjaga pertumbuhan ekonomi di angka 5,3 serta nilai tukar rupiah tetap di sekitar Rp13.400 per satu dolar AS," kata Kepala Kantor Perwakilan BI itu.

Baca juga artikel terkait BANK INDONESIA

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Yantina Debora