Menuju konten utama

BI Pastikan Kawal 13 Paket Kebijakan Ekonomi

Deputi Gubernur Bank Indonesia Mirza Adityaswara menjamin bahwa 13 paket kebijakan ekonomi nasional akan terus dijalankan untuk menmperkuat struktur ekonomi Indonesia.

BI Pastikan Kawal 13 Paket Kebijakan Ekonomi
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menyampaikan materi pada acara 'Temu Wartawan Daerah' di Jakarta, Senin (3/10). ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/aww/16.

tirto.id - Bank Indonesia memastikan bahwa pemerintah selalu konsisten untuk menjalankan 13 paket kebijakan ekonomi. Langkah ini merupakan bagian dari skema besar untuk membenahi struktur perekonomian Indonesia secara menyeluruh.

Hal tersebut ditegaskan oleh Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara dalam diskusi ASEAN-Japan Centre di Tokyo, Jepang.

"Indonesia memiliki komitmen kuat terhadap reformasi struktural, tercermin dari 13 paket deregulasi kebijakan di bidang ekonomi yang telah dikeluarkan pemerintah," kata Mirza dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu, (16/10/2016).

Miza juga menyayangkan masih adanya informasi keliru yang beredar di luar negeri tentang kondisi perekonomian Indonesia.

Sementara itu, Mirza mengungkapkan, tim gugus tugas paket kebijakan ekonomi juga telah dibentuk demi memastikan konsistensi pelaksanaan paket kebijakan ekonomi yang sudah dikeluarkan.

Hasil dari pelaksanaan paket ekonomi juga, imbuh Mirza, telah mendongkrak aliran investasi.

Beberapa contoh pelaksanaan paket kebijakan ekonomi itu misalnya deregulasi kebijakan dengan layanan "One Stop Service" untuk perizinan investasi serta kebijakan pemberian bebas visa kepada 169 negara untuk meningkatkan arus wisatawan ke Indonesia.

"Hal itu sejalan untuk mengembangkan sektor unggulan baru yakni sektor pariwisata," kata Mirza.

Mirza menambahkan, dari sisi moneter, BI juga telah memperkuat transmisi kebijakan suku bunga acuan, dengan mengubah instrumen Bank Indonesia Rate/BI Rate menjadi "BI 7-Day Repo Rate" atau suku bunga transaksi surat berharga berketetapan dengan tenor tujuh hari.

"Pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial juga telah dilakukan. Ke depan, masih terdapat peluang untuk melakukan pelonggaran kebijakan, tentunya dengan selalu melihat dinamika perekonomian yang terjadi," pungkasnya.

BI mengatakan koordinasi pihaknya dan pemerintah juga telah semakin kuat untuk memperbaiki fundamental ekonomi. BI memperkirakan defisit neraca transaksi berjalan sebesar 2 persen-2,5 persen di 2016 dan 2,5 persen-3 persen di 2017, serta pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 4,9 persen-5,3 persen pada 2016, dan 5,1 persen-5,5 persen pada 2017.

Baca juga artikel terkait BANK INDONESIA atau tulisan lainnya dari Putu Agung Nara Indra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Putu Agung Nara Indra
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra