tirto.id - Pemerintah melalui Bank Indonesia secara resmi telah mengeluarkan seri uang baru pada Senin, (19/12/2016). Selain itu BI juga berencana menarik ulang lusuh di masyarakat dengan uang baru. Namun BI mengakui secara data pihaknya belum bisa mengukur seberapa besar nilai uang lusuh yang kini ada di masyarakat. Sebaliknya secara praktik itu hanya bisa ditolelir besaran kelusuhannya 10-20 persen.
"Namun uang lusuh itu tidak boleh dibiarkan mengendap di masyarakat," kata Kepala Bank Indonesia Riau Ismet Inono di Pekanbaru, Senin ini.
Untuk melakukan penukaran uang lusuh tersebut, Kantor Perwakilan Provinsi Riau mencanangkan gerakan penukaran uang lusuh dengan uang baru. "Kami menyebutnya dengan istilah Gambus (Gerakan Bumi Melayu Bebas Uang Lusuh)," katanya.
Selain itu, menurut Ismet Gambus juga bertujuan supaya masyarakat Riau memiliki uang yang layak untuk digunakan sebagai alat tukar dan bertransaksi dengan jumlah yang cukup di masyarakat.
"Dengan harapan masyarakat dalam menggunakan rupiah tidak kesulitan," terangnya.
Terkait dimulainya Gambus ini, Kantor BI Riau membuka pos atau saung penukaran selama lima hari ke depan 18-22 Desember 2016.
Selama proses layanan penukaran ini, BI menggandeng 10 bank yang berbeda tiap harinya. Dengan jadwal buka tiap jam kerja.
"Kantor BI akan membuka saung penukaran uang lusuh di halaman kantor. Di sini masyarakat bisa menukarkan semua uang lusuhnya baik kertas maupun koin dengan uang layak edar," tegasnya.
BI juga menggandeng beberapa bank swasta untuk ikut membuka layanan penukar pada semua cabang dan kantor kasnya.
"Kalau sampai ada bank yang menolak, laporkan bank mana kami akan melakukan pembinaan," katanya.
Sumber: Antara