Menuju konten utama

BI Klarifikasi Empat Informasi Keliru Soal Uang Baru

Bank Indonesia menyampaikan klarifikasi terkait empat poin informasi keliru yang beredar di masyarakat terhadap uang baru emisi tahun 2016.

BI Klarifikasi Empat Informasi Keliru Soal Uang Baru
Petugas Bank Indonesia mensosialisasikan uang rupiah baru kepada masyarakat di Pasar Kreneng Denpasar, Bali, Rabu (21/12). ANTARA FOTO/Wira Suryantala.

tirto.id - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Bayu Martanto menyampaikan empat informasi keliru terkait uang baru emisi tahun 2016 yang saat ini beredar di tengah-tengah masyarakat.

"Informasi itu tidak benar sama sekali. Kami terus melakukan sosialisasi dan klarifikasi karena dapat memecah belah persatuan bangsa," katanya di Pangkalpinang, Selasa (24/1/2017), seperti diberitakan Antara.

Bayu menjelaskan, informasi yang salah itu yakni terkait gambar palu arit di uang kertas, warna uang kertas yang mirip mata uang China yakni Yuan, pemilihan gambar pahlawan nasional non-muslim dan pencetakan uang yang dilakukan di perusahaan swasta.

Ia menjelaskan terkait simbol BI merupakan satu unsur pengaman pada uang rupiah, yaitu rectoverso atau gambar saling isi, bukan lambang palu arit yang kini sedang menjadi isu.

"Desain unsur pengaman rectoverso telah diketahui oleh lembaga tinggi negara yang lain yaitu BIN, Polri, Kejaksaan dan Kementerian Keuangan," ujarnya.

Menurut dia, untuk warna uang rupiah sudah sesuai dengan standar bank sentral di seluruh dunia dan sama sekali tidak dimiripkan dengan Yuan.

"Adanya irisan warna mirip antara mata uang satu negara dengan negara lain merupakan hal yang wajar. Bukan karena BI memiripkan mata uang dengan negara lain," ujarnya.

Sementara pemilihan gambar pahlawan pada uang rupiah didasarkan pada pertimbangan keterwakilan daerah dan tidak ada muatan politis atau unsur suku, agama dan ras.

"BI telah memperoleh izin dari ahli waris pahlawan nasional itu atas pemuatan gambar di uang rupiah," jelasnya.

Selain itu, BI juga tidak pernah mencetak uang di PT Pura Barutama karena selalu mencetak uang di Perum Peruri.

"Tetapi yang benar, PT Pura Barutama merupakan salah satu dari 15 produsen pemasok bahan uang kertas rupiah," jelasnya.

Baca juga artikel terkait UANG BARU atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri