Menuju konten utama

Benarkan Gigitan Pinjal atau Kutu Kucing Bahaya Bagi Manusia?

Pinjal adalah kutu yang biasa hinggap pada anjing atau kucing, tetapi jika populasinya tumbuh, kutu dapat menyebar dan tinggal di serat karpet, sofa, tempat tidur atau halaman rumah.

Benarkan Gigitan Pinjal atau Kutu Kucing Bahaya Bagi Manusia?
Ilustrasi Kucing. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Manusia sangat berisiko terkena gigitan kutu, terutama bagi mereka yang memelihara hewan peliharaan berbulu semacam kucing atau anjing. Baru-baru ini, gigitan kutu kucing diduga kuat menjadi penyebab meninggalnya balita asal Sragen pada awal Juni lalu.

Sebelumnya, kasus serupa juga pernah terjadi di negara Thailand pada tahun lalu. Sebagaimana dilansir dari Worldofbuzz yang menyadur China Press, gadis 16 tahun bernama Sunisa meninggal setelah ia digigit oleh kutu yang diduga telah menyerang kucing-kucing peliharaannya.

Jika melihat dua kasus tersebut, lantas, seberapa bahaya gigitan kutu kucing terhadap manusia?

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kutu kucing atau pinjal, mempunyai sebutan ilmiah Ctenocephalides felis. Meskipun tidak dapat terbang, tapi binatang yang berukuran kecil ini memiliki kemampuan yang luar biasa untuk melompat.

Panjang tubuhnya hanya sekitar tiga milimeter, namun, kutu kucing dapat melompat sangat jauh, berkali-kali lipat dari ukuran tubuhnya, sekitar 15 cm secara vertikal dan 33 cm secara horizontal.

Kutu lebih suka hidup dengan anjing atau kucing, tetapi jika populasinya tumbuh, kutu dapat menyebar dan tinggal di serat karpet, sofa, tempat tidur, atau halaman rumah.

Ciri-ciri gigitan kutu kucing biasanya dapat dikenali dengan munculnya rasa gatal, karena air liur pinjal yang mengandung antikoagulan masuk ke dalam kulit dan aliran darah. Selanjutnya, ciri akan diikuti dengan reaksi alergi seperti bengkak dan kulit yang memerah.

Pada beberapa orang, gigitan pinjal juga bisa menyebabkan pusing, sulit bernafas, mual, hingga rasa nyeri pada dada.

Berikut ini bahaya penyakit yang dapat ditularkan akibat gigitan pinjal:

Alergi

Reaksi alergi adalah efek yang sering dirasakan usai terkena gigitan dan kotoran pinjal. Gigitan pinjal sering menyebabkan bintik-bintik merah, mirip dengan gigitan nyamuk tetapi lebih kecil.

Tak jarang disertai bengkak dan rasa gatal hebat. Gatal-gatal adalah tanda-tanda sederhana reaksi alergi terhadap gigitan kutu. Ini dapat diobati dengan resep dokter atau obat antihistamin.

Dermatitis

Gigitan kutu kucing dapat menyebabkan dermatitis serius pada hewan maupun manusia. Itu karena gigitannya mengandung air liur yang menjadi alergen bagi manusia. Berdasarkan pola karakteristik gigitan, kutu lebih senang menggigit bagian pergelangan kaki.

Ketika mengalami ini, kulit akan terasa sangat gatal dan muncul iritasi. Meski digaruk secara lembut pun bisa terasa menyakitkan, terlebih di malam hari. Reaksi kulit terhadap gigitan ini biasanya berlangsung beberapa hari. Namun dalam kasus yang parah dapat bertahan hingga dua tahun.

Mengutip Dermatitis Caused by Ctenocephalides Felis (cat flea) in Human dalam Journal US National Library of Medicine pada 2014, tak sedikit pula gigitan ini dapat mengakibatkan reaksi alergi parah pada individu yang rentan, tetapi juga menggaruknya dapat menyebabkan infeksi sekunder.

Murine tifus

Dilansir dari Ehrlich Pest Control, sebuah situs pengendalian hama, penyakit lain yang ditimbulkan akibat gigitan pinjal adalah murine tifus.

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri kutu yang terinfeksi dari tikus ke kucing atau manusia. Ini ditularkan oleh gigitan kutu yang terinfeksi atau bersentuhan dengan kotorannya. Dan dengan mudah kucing membawa kutu masuk ke dalam rumah.

Gejala yang dirasakan ketika tergigit kutu terinfeksi murine tifus ini meliputi sakit perut, mual, muntah, sakit kepala, lemas, dan demam sangat tinggi, yang dapat bertahan selama lebih dari seminggu.

Tularemia

Tularemia adalah penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri francisella tularensis dan ditemukan pada hewan seperti tikus kemudian ditransfer ke kucing maupun manusia. Gejala umum yang dirasakan berupa demam mendadak, menggigil, diare, nyeri sendi, dan lemah otot.

Kasus tularemia paling parah terjadi ketika bakteri dihirup dan ditularkan melalui kulit. Meski tidak menular, tularemia bisa mengancam jiwa. Sebab, gejalanya menyerupai penyakit lain sehingga sulit didiagnosis dan mendapat pengobatan yang tepat.

Bubonic Plague (Wabah pes)

Pes adalah penyakit yang pernah membunuh hampir setengah populasi di Eropa pada abad pertengahan, dan wabahnya masih ada di mana-mana hingga sekarang.

Kutu menjadi inang bagi bakteri pes, yersinia pestis. Kucing dapat terkontaminasi oleh wabah pes setelah makan tikus yang terinfeksi kutu. Kucing-kucing itu kemudian dapat membawa kutu ke rumah, lalu dapat menggigit manusia dan menularkan penyakit. Untungnya, pes dapat diobati dengan mengonsumsi antibiotik.

Cacing pita

Cacing pita juga dapat ditularkan ke manusia oleh kutu kucing jika kutu tidak sengaja tertelan. Orang dengan sistem kekebalan yang lemah lebih rentan terhadap infeksi cacing, tetapi siapa pun dapat terinfeksi.

Gejala infeksi cacing pita sering mirip dengan gejala penyakit lain, meliputi penurunan berat badan tiba-tiba, kehilangan nafsu makan, mual, lemah, dan diare. Anda mungkin harus menjalani beberapa siklus pengobatan untuk benar-benar membersihkan cacing pita dari dalam tubuh.

Sementara itu, selain menjaga kebersihan dan kesehatan hewan peliharaan agar terhindar dari serangan pinjal, berikut ini beberapa langkah pertolongan pertama gigitan pinjal saat dialami manusia, sebagaimana dikutip dari Better Health:

  • Mengompres kulit yang tergigit kutu kucing dengan es batu dapat meringankan gejala gatal, kemerahan, dan mengempiskan bengkak.
  • Jangan digaruk karena akan meningkatkan infeksi. Pada bayi atau anak-anak, segera potong kuku mereka untuk mencegahnya menggaruk secara tak sengaja.
  • Cuci gigitan kutu dengan sabun antiseptik sesegera mungkin di permukaan kulit yang tergigit.
  • Kurangi bengkak dan gatal dengan kompres es, kantung teh bekas, minyak pohon teh (tea tree oil), atau bisa juga dioleskan gel lidah buaya dingin.
  • Gunakan krim topikal atau lotion kalamin untuk mengurangi rasa gatal yang hebat.
  • Cari pengobatan untuk kemungkinan infeksi cacing pita, karena pinjal dapat menularkan parasit ini melalui gigitan mereka.
  • Temui dokter Anda jika gejalanya memburuk atau jika infeksi sekunder terjadi (ditandai dengan keluarnya nanah dari luka).

Baca juga artikel terkait PINJAL atau tulisan lainnya dari Ahmad Efendi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ahmad Efendi
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Alexander Haryanto

Artikel Terkait