Menuju konten utama

Bareskrim Selidiki Kasus Gangguan Ginjal Akut pada Anak di DKI

Dittipidter Bareskrim menelusuri jenis obat dan makanan yang dikonsumsi pasien, meminta keterangan orang tua dan juga pengambilan sampel.

Bareskrim Selidiki Kasus Gangguan Ginjal Akut pada Anak di DKI
Apoteker menunjukan obat sirop di salah satu apotek di Kudus, Jawa Tengah, Jumat (21/10/2022).ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/hp.

tirto.id - Direktorat Tindak Pidana Tertentu Badan Reserse Kriminal (Dittipidter Bareskrim) Polri menelusuri penyebab terjadinya kasus gangguan ginjal akut pada anak di wilayah DKI Jakarta.

Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim, Brigjen Pol Pipit Rismanto menyatakan tim penyelidik sedang melakukan pendalaman di lapangan.

"Kami melakukan penelusuran penyebab gagal ginjal akut tersebut seperti apa," kata Pipit dikutip dari Antara, Selasa (7/2/2023).

Pipit mengatakan penyelidikan dilakukan dengan menelusuri jenis obat dan makanan yang dikonsumsi pasien, meminta keterangan orang tua dan juga pengambilan sampel.

"Sampel sudah dikirim ke BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)," kata Pipit.

Dalam penyelidikan ini, Dittipidter Bareskrim berkoordinasi dengan BPOM.

"Sepertinya kasusnya berbeda dengan kasus sebelumnya, namun masih didalami," ujarnya.

Dalam kasus gangguan ginjal akut sebelumnya, Ditipidter Bareskrim menetapkan empat orang dan lima perusahaan sebagai tersangka.

Lima perusahaan itu meliputi CV Samudera Chemical (SC) PT Afi Farma (AF), PT Tirta Buana Kemindo (TBK), CV Anugerah Perdana Gemilang (APG), dan PT Fari Jaya Pratama (FJ).

Sedangkan empat orang tersangka perorangan yaitu Direktur Utama CV Samudera Chemial, Endis alias Sigit; Direktur CV Samudera Chemical, Andre Rukmana; serta Direktur Utama dan Direktur CV Anugerah Perdana Gemilang (APG), yakni Alvio Ignasio Gustan dan Aris Sanjaya.

Dinkes DKI Jakarta melaporkan dua kasus baru gangguan ginjal akut pada anak di Ibu Kota. Satu pasien yang berdomisili di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, meninggal dunia.

Pasien tersebut sempat berobat pada 28 Januari 2023 ke puskesmas terdekat dan diberi resep obat puyer. Lalu muncul gejala sulit buang air kecil sehingga dirujuk ke Rumah Sakit Adhyaksa pada 30 Januari 2023.

Pihak rumah sakit setempat sempat merekomendasikan rujukan ke RSCM Jakarta untuk cuci darah. Namun, keluarga pasien menolak dan dibawa pulang ke rumahnya.

Saat itu kondisi pasien sudah memburuk dan tidak lama kemudian dikabarkan meninggal dunia pada Rabu malam, 1 Februari 2023.

Hingga November 2022, tercatat 324 kasus gangguan ginjal akut di Indonesia akibat cemaran senyawa EG/DEG pada produk obat sirop. Sebanyak 200 pasien dilaporkan meninggal dunia dan 111 pasien lainnya sembuh.

Baca juga artikel terkait GANGGUAN GINJAL AKUT PADA ANAK

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Editor: Gilang Ramadhan