Menuju konten utama

Banjir NTB: 498 KK Terdampak, Warga Waspada Cuaca Ekstrem

Tidak ada laporan korban jiwa atau pun warga yang mengungsi akibat banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Banjir NTB: 498 KK Terdampak, Warga Waspada Cuaca Ekstrem
Sejumlah warga mendorong sepeda motornya melewati banjir di Dusun Kebon Lauk, Desa Sesela, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Senin (6/12/2021). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/wsj.

tirto.id - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dilanda cuaca ekstrem dan berakibat banjir setinggi 50-100 cm. Akibatnya, sebanyak 498 Kepala Keluarga (KK) di dua wilayah terdampak banjir yakni Lombok Timur 94 KK dan Lombok Barat 404 KK.

Pada Minggu (5/12) kemarin, pukul 15.00 WITA, banjir menerjang setelah hujan lebat di tiga kecamatan Kabupaten Lombok Timur: Kecamatan Keruan (Desa Ketapang Raya), Kecamatan Jerowaru (Desa Batu Nampar Selatan) dan Kecamatan Pringga Baya (Desa Gunung Malang dan Kerumut).

Pada sebagian wilayah, khususnya Kecamatan Keruan, banjir juga disebabkan terjadinya pasang naik, sehingga banjir rob tidak dapat dihindari.

BPBD Kabupaten Lombok Timur menginformasikan, tak hanya curah hujan yang lebat dan pasang naik, tetapi juga drainase yang tersumbat sampah dan tidak mampu menampung debit air.

"Tercatat 94 KK warga desa terdampak banjir di tiga kecamatan tersebut, sedangkan 94 rumah terendam banjir," kata Plt Kepala Pusdatinkom BNPB, Abdul Muhari melalui keterangan tertulisnya, Senin (6/12/2021).

Abdul mengatakan tidak ada laporan korban jiwa atau pun warga yang mengungsi akibat banjir tersebut. Dampak lainnya yaitu akses jalan dari Kerumut menuju Kor terputus.

Informasi pada Senin (5/12) pukul 09.00 pagi, BPBD setempat menginformasikan bahwa kawasan pesisir masih terpantau adana kenaikan banjir rob.

Menyikapi kondisi tersebut, BPBD Kabupaten Lombok Timur bersama aparat desa setempat membersihkan drainase yang tersumbat dan sampah di wilayah-wilayah yang banjirnya telah surut.

Sementara pada Senin (6/12) pukul 07.00 WITA, sebanyak 404 KK terdampak banjir di wilayah Kabupaten Lombok Barat. Tidak ada laporan warga yang menjadi korban atau pun mengungsi akibat genangan tersebut.

Bencana itu disebabkan cuaca ekstrem yang memicu hujan lebat dan mengguyur wilayah Lombok Barat sehingga terjadi banjir di Desa Ranjok, Kecamatan Gunung Sari.

"Saat ini, air masih menggenangi desa tersebut dengan tinggi muka air berkisar 50 – 100 cm," ujarnya.

BPBD Kabupaten Lombok Barat melaporkan banjir tidak mengalami gangguan, seperti di sektor ekonomi, pendidikan dan komunikasi.

Banjir juga dilaporkan terjadi di Kota Bima setinggi 10 hingga 100 cm pada Senin (6/12/2021) siang. Peristiwa ini terjadi setelah hujan lebat mengguyur wilayah Bima sehingga debit air Sungai Jatibaru dan Sungai Kendo meluap.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bima mengatakan terdapat empat kecamatan yang terdampak banjir: Kecamatan Asakota (Kelurahan Jatibaru Barat, Jatiwangi, Melayu dan Ule); Rasanae Barat (Kelurahan Nae), Raba (Kelurahan Ntobo, Kendo, Penanae, dan Penaraga) dan Mpunda (Kelurahan Penatoi, Lewirato dan Santi).

Dampak lainnya, akibat banjir disertai hujan terus terjadi kerusakan sarana dan prasaran berupa satu unit jembatan putus yang berada di depan terminal Jatibaru.

Menyikapi kondisi ini, tim reaksi cepat (TRC) telah melakukan pendataan, koordinasi dengan pihak kecamatan dan desa, serta patroli untuk memantau kondisi warga yang terkena dampak banjir.

Melihat kondisi cuaca di wilayah NTB, pemerintah daerah dan masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi bahaya hidrometeorologi.

Kemudian berdasarkan peringatan dini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Senin (6/12) sampai dengan Selasa, (7/12), wilayah NTB perlu diwaspadai potensi hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang.

Beberapa wilayah di NTB tersebut antara lain Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Utara, Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa, Bima, Kota Bima, dan Dompu.

"Masyarakat di wilayah-wilayah ini perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan, khususnya pada siang hingga malam, terhadap potensi cuaca ekstrem," tuturnya.

Di samping itu, mereka juga diimbau untuk memperhatikan kondisi perairan atau gelombang laut yang dapat mencapai 2 meter atau lebih di Selat Lombok bagian utara dan selatan, Selat Alas bagian utara dan selatan, perairan utara Sumbawa, Samudra Hindia selatan NTB dan Selat Sape bagian selatan.

Pada analisis kajian bahaya inaRISK, wilayah Kabupaten Lombok Barat memililki 10 kecamatan yang berpotensi terhadap bahaya banjir pada kategori sedang hingga tinggi. Salah satu wilayah tersebut yaitu Kecamatan Gunung Sari yang saat ini terlanda banjir.

Baca juga artikel terkait BANJIR atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Bayu Septianto