tirto.id - Di tengah penyebaran virus corona atau COVID-19 yang begitu cepat di seluruh dunia, Vietnam mengumumkan semua pasien yang terinfeksi corona di negara itu dinyatakan sembuh.
Dikutip dari Aljazeera, semua pasien virus corona yang berjumlah 16 orang, termasuk satu pasien tertua yang berusia 73 tahun, telah dipulangkan dari rumah sakit.
Menurut Pemerintah setempat, dalam 2 pekan terakhir tidak ada kasus infeksi baru. Infeksi corona yang terakhir dilaporkan pada 13 Februari.
Dr Kidong Park, perwakilan WHO di Vietnam, mengatakan keberhasilan Vietnam melawan virus corona karena "proaktif dan konsistensi pemerintah."
Coronavirus di Vietnam dimulai saat dua warga negara Cina dinyatakan positif terinfeksi COVID-19 di kota Ho Chi Minh pada 23 Januari. Temuan ini menjadi kasus pertama yang terjadi di negara itu.
Tanggal 23 Januari tersebut merupakan hari pertama liburan perayaan Tahun Baru Imlek. Informasi soal penyebaran corona itu membuat suasana "suram" selama musim perayaan Imlek.
Vietnam secara resmi menyatakan virus corona sebagai epidemi pada 1 Februari, ketika jumlah kasus di negara itu meningkat menjadi enam.
Pada 13 Februari, kementerian kesehatan memerintahkan 10.600 penduduk Son Loi untuk tetap tinggal di rumah selama 20 hari, setelah lebih banyak kasus dikonfirmasi di negara itu.
"Negara ini responsif pada tahap awal wabah, dengan mengintensifkan pengawasan, meningkatkan pengujian laboratorium, memastikan pencegahan dan pengendalian infeksi dan manajemen kasus di fasilitas kesehatan, komunikasi yang jelas melalui pesan soal risiko, dan kolaborasi multi-sektoral," kata Park.
Pemerintah Vietnam menyadari bahwa virus baru ini belum memiliki obat. Namun pihak berwenang tak tinggal diam. Mereka secara teratur mengikuti prinsip-prinsip penanganan corona.
"Belum ada obat untuk virus ini. Kami mengandalkan prinsip-prinsip dasar," kata Nguyen Thanh Long, wakil menteri kesehatan, pada konferensi pers di Hanoi pada awal Februari, setelah 10 kasus dilaporkan.
Petugas kesehatan atau dokter telah diinstruksikan untuk mengikuti beberapa protokol terkait infeksi virus corona.
Pertama, dokter diharuskan mengobati gejalanya, seperti demam.
Kedua, pasien menjalani diet ketat dan makan makanan bergizi.
Langkah ketiga, menurut Nguyen, adalah memonitor tingkat saturasi oksigen dalam darah pasien.
Sementara upaya pencegahan infeksi corona di luar rumah sakit Vietnam yakni meliburkan sekolah untuk melindungi siswa dari penyebaran corona.
Jutaan siswa di 63 kota dan provinsi di Vietnam belum kembali ke sekolah sejak awal perayaan Tahun Baru Imlek.
Wakil Menteri Pendidikan dan Pelatihan Nguyen Huu Do mengatakan bahwa, "keselamatan siswa harus ditempatkan di atas segalanya."
Kementerian telah menginstruksikan sekolah untuk mendisinfeksi ruang kelas sebelum siswa melanjutkan proses belajarnya.
Guru dan staf sekolah juga diminta untuk selalu mengingatkan siswa tentang kebersihan misalnya mencuci tangan, dan melakukan pemeriksaan suhu.
Sekolah juga diharuskan menyiapkan formulir kesehatan yang digunakan untuk memantau kesehatan siswa.
Langkah lainnya yang dilakukan Vietnam yakni menghentikan impor hewan liar ke negara tersebut. Hal ini guna membendung warga dari mengonsumsi hewan liar.
Sebab hewan liar diyakini sebagai penghubung yang memungkinkan penyakit mematikan menyebar ke manusia, mirip dengan SARS pada tahun 2002 dan MERS pada tahun 2012.
Meski Vietnam telah berhasil membendung virus corona, tetapi tingkat kewaspadaan tetap harus dilakukan, mengingat penyebaran infeksi di tempat lain masih tetap tinggi.
Dikutip dari data Coronavirus COVID-19 Global Cases by Johns Hopkins CSSE, kasus virus corona mencapai 93.158 secara global.
Kasus terbanyak terdapat di Cina sebanyak 80.270, sementara di Korea Selatan sebanyak 5.328, Italia 2.502 kasus dan Iran 2.336 kasus.
Jumlah warga yang sembuh dinyatakan 50.690 dengan total korban meninggal sebanyak 3.198 orang secara global.
Editor: Agung DH