Menuju konten utama

Bagaimana Marketing Online Bisa Bantu UMKM Bertahan saat Pandemi?

Optimalisasi strategi pemasaran online, seperti melalui media sosial, bisa membantu sejumlah pelaku UMKM bertahaan saat pandemi.

Bagaimana Marketing Online Bisa Bantu UMKM Bertahan saat Pandemi?
Pekerja menata berbagai hasil produksi kerajinan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) rumah tangga dan Industri Kecil Menengah (IKM) yang dipasarkan pada bazar UMK-IKM dan pasar murah Asia Mart Center di Banda Aceh, Aceh, Selasa (19/1/2021). ANTARA FOTO/Irwansyah Putra.

tirto.id - Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak luar biasa pada perekonomian nasional, khususnya di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Berdasarkan hasil survei Asian Development Bank (ADB) terdapat 48,6 persen UMKM Indonesia yang tutup sementara pada tahun 2020 karena pandemi COVID-19. Adapun UMKM yang bertahan mengalami penurunan permintaan 30 persen.

Permasalahan utama yang harus dihadapi para pelaku UMKM pada saat pandemi adalah turunnya penjualan karena demand yang merosot dan terhambatnya distribusi ketika pergerakan orang dan barang terbatas.

Limbungnya sektor UMKM tentu dapat menghambat pertumbuhan ekonomi mengingat selama ini keberadaannya memberikan kontribusi yang cukup besar kepada perluasan kesempatan kerja dan penyerapan tenaga kerja, hingga pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Oleh sebab itu pemerintah aktif mendorong para pelaku UMKM di Indonesia melebarkan penetrasi pasar ke ranah digital. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat, pada periode 14 Mei hingga 9 Juni 2020, ada 301.115 UMKM telah beralih pada platform digital, demikian dikutip dari Antara.

Strategi Pemasaran Online yang Bantu UMKM Bertahan

Media digital berbasis online saat ini menjadi sasaran pelaku usaha khususnya UMKM karena dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan meminimalisir aktivitas di luar ruangan. Pemasaran melalui sarana online juga membutuhkan modal relatif rendah.

Digital Marketing bisa menjadi alternatif yang tepat saat pandemi karena di situasi ini konsumen lebih cenderung memilih proses belanja tanpa kontak fisik.

Pemanfaatan digital marketing oleh pelaku UMKM ini dijelaskan dalam laporan studi yang berjudul, "Optimalisasi Media Online Sebagai Solusi Promosi Pemasaran UMKM di Kota Semarang Pada Masa Pandemi COVID-19," dan terbit di Jurnal Komunikasi dan Media dari Unika Soegijapranata (Vol. 1, No. 2, 2020, hal 33-44).

Laporan studi yang ditulis oleh Rotumiar Pasaribu, seorang Dosen Komunikasi Strategis Universitas Katolik Soegijapranata, tersebut menjelaskan bahwa pandemi telah mengubah kultur interaksi dan kebiasaan.

Salah satu hal baru adalah optimalisasi media berbasis daring sebagai sebuah komunikator, pesan, dan media dalam berbagai aktivitas, tidak terkecuali untuk pemasaran.

Berdasarkan hasil pendampingan dan penelitian terhadap 10 pelaku bisnis UMKM yang ada di Kota Semarang, Rotumiar Pasaribu menemukan bahwa dengan menerapkan komunikasi pemasaran via media online, ada peningkatan kinerja penjualan yang cukup besar.

“Jadi memang sangat efektif sejauh ini, harapannya para UMKM yang lain juga melakukan hal yang sama. Kenali lebih dalam tentang penggunaan media online yang efektif sesuai dengan produk, pasar, dan tujuan dari pemasaran itu sendiri,” kata Rotumiar dalam wawancara pada Rabu, 3 Maret 2021.

Rotumiar menjelaskan meskipun terdapat beberapa pelaku UMKM dalam penelitian tersebut yang sudah melakukan pemasaran melalui media online sebelum pandemi terjadi, tetapi mereka belum mengoptimalkannya secara maksimal.

Sebagai contoh kasus, pemanfaatan marketing online belum maksimal karena pelaku UMKM tidak bisa membuat iklan yang efektif. Metode pemasaran dengan cara copywriting yang efektif ketika menggunakan media sosial juga belum diterapkan.

Rotumiar menilai hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan akan komunikasi pemasaran atau marketing communication di kalangan UMKM. Padahal, untuk menjalankan bisnis berbasis digital diperlukan strategi komunikasi pemasaran yang tepat guna memperoleh hasil yang memuaskan.

Dalam pemasaran, dia menjelaskan, internet memiliki 2 peran yaitu sebagai sarana distribusi dan komunikasi. Berkaitan dengan saluran distribusi dan pemasarannya, internet menyediakan rute baru yang lebih terhubung langsung ke pelanggan.

Sedangkan peran internet sebagai media komunikasi adalah menyediakan cara buat menjangkau konsumen baru yang lebih luas skalanya dan memungkinkan penyediaan informasi dalam jumlah besar.

Untuk menyampaikan pesan promosi yang efektif via media online, Rotumiar menuturkan bahwa pelaku UMKM perlu mengetahui Segmenting, Targeting, Positioning (STP) dari produk yang hendak ditawarkan terlebih dahulu.

Setelah menetapkan metode STP tersebut maka akan dapat menentukan penggunaan copywriting produk yang sesuai dengan target pasar yang diinginkan.

Pemilihan jenis media online untuk pemasaran juga perlu dipertimbangkan dengan cermat. Setiap media memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing.

Kata Rotumiar, setiap jenis sarana online akan menimbulkan efek atau dampak yang berbeda pada respons khalayak. Perbedaan ini bisa diidentifikasi menggunakan klasifikasi mode transmisi, waktu, konteks, format dan penerimaan.

Sementara pada era digital saat ini, sarana utama komunikasi pemasaran lewat periklanan, direct marketing, sales promotion, E-WOM, dan public relations, dapat dikemas dan diaplikasikan dalam satu jenis media online, secara sekaligus.

Hal ini tergantung bagaimana pelaku usaha bisa menempatkannya pada posisi, waktu, dan alat yang tepat.

“Jika [pelaku UMKM] bisa menguasai metode tersebut [strategi komunikasi pemasaran terpadu], ternyata keuntungannya sangat signifikan," ujar Rotumiar.

Demikianlah yang dirasakan oleh Sin Hwe, pemilik usaha Brownies Flick sekaligus salah satu UMKM responden dari penelitian yang dilakukan oleh Rotumiar Pasaribu.

Sebelum era pandemi, Sin Hwe cenderung menggunakan sistem door to door dengan promosi dari orang ke orang, di samping juga memanfaatkan media online dalam memasarkan produk brownies miliknya. Namun sejak pandemi terjadi, ia mulai memperkuat promosi melalui Instagram.

“Kelebihan menggunakan media online adalah jangkauannya bisa lebih luas, terus bisa membuat sesuatu yang menarik serta hemat biaya,” ujar Sin Hwe pada Jumat (05/03/2021), di Semarang.

Promosi yang kerap dilakukan Sin Hwe melalui media sosial antara lain dengan rutin mengupload konten-konten terkait produk browniesnya pada akun Instagram Brownies Flick. Dia secara rutin membagikan foto dan video di feed Instagram maupun Instastory.

Selain itu, Sin Hwe sesekali mengadakan give away dan games untuk para followers Instagramnya. Dengan metode ini, dia merasakan ada perubahan yang positif terhadap tingkat penjualan produk browniesnya.

Meskipun begitu, Sin Hwe mengakui peningkatan keuntungan yang dialami tidak terlalu signifikan karena laku atau tidaknya produk juga dapat disebabkan karena faktor lain.

Salah satu faktor yang tidak terkait kualitas pemasaran adalah kondisi perekonomian masyarakat saat ini yang memang sedang terpuruk dan mengalami kesulitan.

Walaupun pemasaran online tidak menjanjikan hasil sempurna, tidak ada salahnya jika para pelaku UMKM menjajal metode digital marketing. Bagi sebagian pelaku UMKM, metode ini ternyata dapat menjadi solusi untuk bertahan di tengah seretnya perekonomian saat pandemi terjadi.

Baca juga artikel terkait UMKM atau tulisan lainnya dari Ruth Elisha Wijayanti P

tirto.id - Bisnis
Reporter: Vincentius Dimas Sanubari
Penulis: Ruth Elisha Wijayanti P
Editor: Addi M Idhom