tirto.id - Berbakti kepada orang tua atau birrul walidain tidak saja harus dilakukan semasa mereka masih hidup, bahkan setelah keduanya meninggal dunia seorang anak masih diharuskan melakukan amal baik kepada almarhum.
Islam mengajarkan beberapa cara untuk tetap berbakti kepada kedua orang tua walau sudah meninggal dunia.
Merujuk laman NUOnline, disebutkan oleh KH Asyhari Abta sebuah hadis saat seorang sahabat Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam bertanya bagaimana cara berbakti pada orang tuanya yang telah wafat.
Rasulullah SAW menjawab ada 5 cara yaitu:
- Pertama dengan mendoakan orang tua yang sudah meninggal.
- Kedua dengan memintakan ampun kepada Allah Subhanahu wata’ala agar dosa orang tua bisa dihapuskan.
- Ketiga dengan menunaikan janji atau utang orang tua yang belum ditunaikan.
- Keempat dengan menyambung silaturahmi kepada kerabat orang tua.
- Kelima dengan memuliakan teman orang tua.
“Apabila manusia meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim: 1631).
Dalil lainnya yang dapat dijadikan landasan amal, merujuk pada laman sumber belajar adalah hadis seperti berikut:
“Kami pernah berada pada suatu majelis bersama Nabi SAW, seorang bertanya kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, apakah ada sisa kebajikan yang dapat aku perbuat setelah kedua orang tuaku meninggal dunia?” Rasulullah SAW bersabda: “Ya, ada empat hal: mendoakan dan memintakan ampun untuk keduanya, menepati / melaksanakan janji keduanya, memuliakan teman-teman kedua orang tua dan bersilaturahim yang engkau tiada mendapatkan kasih sayang kecuali karena kedua orang tua.”
Selain cara berbakti untuk orang tua yang telah meninggal dari yang telah diajarkan pada hadis di atas, buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI SMA/MA juga mengajarkan beberapa hal seperti di bawah ini:
1. Merawat jenazah mereka yakni sesuai tata cara memperlakukan jenazah muslim yakni memandikan, mengkafani, mensalatkan juga menguburkan.
2. Menunaikan wasiat almarhum/almarhumah jika ada, serta menyelesaikan hak orang lain yang belum ditunaikan oleh orang tua seperti utang atau janji.
3. Menyambung silaturahmi atau hubungan kekerabatan kepada teman, saudara dan rekan-rekan orang tua. Dalilnya adalah seperti di bawah ini:
“Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezkinya, maka hendaknya ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambug silaturrahim (kekerabatan).” (HR. Ahmad).
Juga sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, merujuk laman UII:
“Seorang pria datang kepada Rasululla shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “wahai Rasulullah, saya telah melakukan dosa besar, apakah masih ada taubat untukku?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya, “Apakah kamu masih memiliki kedua orang tua?” “Tidak,” “Apakah kamu memiliki khalah (saudari ibu)?” “Iya,” “Kalau begitu berbuat baiklah kepadanya!” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban, dishahihkan olejh Syekh Al-Albani).
4. Meneruskan cita-cita atau harapan yang bernilai kebaikan, semisal membangun masjid atau menyantuni anak yatim piatu yang dirintis oleh kedua orang tua.
5. Mendoakan almarhum atau almarhumah serta meminta ampun atas dosa-dosa mereka.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Dhita Koesno