tirto.id - Salat unsi merupakan salat yang ditunaikan sebagai hadiah untuk jenazah. Bacaan niat salat ini sama seperti salat sunah mutlak. Tata cara salat hadiah dilakukan seperti salat sunah lain yakni dua rakaat dengan diikuti salam.
Salat hadiah untuk jenazah ini biasanya dilaksanakan pada malam pertama jenazah meninggal. Namun, salat dua rakaat ini juga boleh ditunaikan di hari lain setelah jenazah tersebut dikebumikan.
Pada dasarnya, salat hadiah sendiri diharamkan pelaksanaannya sebab tidak memiliki landasan dalil yang jelas. Hal itu disampaikan oleh KH Muhammad Hasyim Asy’ari dalam himpunan fatwanya.
Berikut isi fatwa yang dikeluarkan Hasyim Asy'ari:
اورا ويناع فيتواه اجاء اجاء لن علاكوني صلاة رابو وكاسان لن صلاة هدية كاع كاسبوت اع سؤال كارنا صلاة لورو ايكو ماهو اورا انا اصلى في الشرع. والدليل على ذلك خلو الكتب المعتمدة عن ذكرها كايا كتاب تقريب، المنهاج القويم، فتح المعين ، التحرير لن سافندوكور كايا كتاب النهاية المهذب لن احياء علوم الدين، كابيه ماهو أورا انا كاع نوتور صلاة كاع كاسبوت. الى ان قال وليس لأحد أن يستبدل بما صح عن رسول الله انه قال الصلاة خير موضوع فمن شاء فليستكثر ومن شاء فليستقلل، فإن ذلك مختص بصلاة مشروعة
Artinya: “Tidak boleh berfatwa, mengajak dan melakukan shalat Rabu Wekasan dan salat hadiah yang disebutkan dalam pertanyaan, karena dua salat tersebut tidak ada dasarnya dalam syariat. Tendensinya adalah bahwa kitab-kitab yang bisa dibuat pijakan tidak menyebutkannya, seperti kitab al-Taqrib, al-Minhaj al-Qawim, Fath al-Mu’in, al-Tahrir serta kitab [yang tingkatnya berada] di atasnya seperti al-Nihayah, al-Muhadzab dan Ihya’ Ulum al-Din. Semua kitab-kitab tersebut tidak ada yang menyebutkannya. Bagi siapapun tidak boleh berdalih kebolehan melakukan kedua shalat tersebut dengan hadis sahih bahwa Nabi bersabda, 'salat adalah sebaik-baiknya tempat, perbanyaklah atau sedikitkanlah'. Sesungguhnya hadis tersebut hanya mengarah kepada salat-salat yang disyariatkan.”
Secara garis besar, salat sunah terbagi menjadi tiga macam. Pertama, salat sunah yang dibatasi waktu, seperti salat sunah rawatib dan salat tarawih. Kedua, salat sunah dengan sebab tertentu, seperti salat istisqa (salat memohon hujan) dan salat gerhana. Adapun yang ketiga adalah salat sunah mutlak, yang tidak dibatasi waktu atau sebab tertentu.
Jenis salat sunah pertama dan kedua ditunaikan sesuai dengan anjuran yang disampaikan Nabi Muhammad. Atas landasan tersebut, para ulama memutuskan untuk mengharamkan salat hadiah atau salat unsi.
Dilansir NU Online, salat dua rakaat dibolehkan apabila dilaksanakan dengan niat salat sunah mutlak, kemudian pahalanya dihadiahkan untuk jenazah. Menurut mazhab Hanbali, salat sunah yang pahalanya dihadiahkan/dikirimkan dapat sampai kepada jenazah yang dituju.
Fatwa tersebut diriwayatkan oleh Syekh Isma'il Zain. Berikut isi keterangan yang disampaikan beliau:
حكم صلاة الهدية سؤال:ما حكم صلاةالهدية للميت التي يصليها الإنسان بين العشائين فهل هي صحيحة ومحصلة لما نواه أولا؟ الجواب: والله الموفق للصواب أن الإنسان إذا صلى شيئا من النوافل ثم وهب للميت وأهداه له فإن ذلك الثواب يصل إلى الميت بإذن الله وهو مذهب الحنابلة وجمهور العلماء والله سبحانه وتعالى اعلم
Artinya: “Hukum shalat hadiah. Pertanyaan: apa hukumnya salat hadiah untuk jenazah, yang dilakukan oleh seseorang di antara Magrib dan Isya, apakah sah dan dapat menghasilkan apa yang ia niati? Jawaban: Semoga Allah memberi pertolongan. Sesungguhnya apabila seseorang melaksanakan salat sunah, kemudian ia berikan dan hadiahkan untuk jenazah, maka pahala salat tersebut sampai kepada jenazah dengan izin Allah. Ini adalah pendapat Hanabilah dan mayoritas ulama. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala maha mengetahui.”
Bacaan Niat Salat Unsi dan Tata Caranya
Merujuk pada hukumnya, salat unsi hanya boleh dilakukan dengan niat sebagaimana salat sunah mutlak. Salat ini dilaksanakan dengan tujuan agar pahalanya dapat dipersembahkan untuk jenazah.
Bacaan niat yang dipakai sama seperti salat sunah mutlak pada umumnya. Dilansir NU Online, berikut lafal niat yang diucapkan:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الهَدِيَّةِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: "Ushalli sunnatal hadiyyati rak‘ataini lillāhi ta‘ālā."
Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah hadiah dua rakaat karena Allah SWT,”
Berdasarkan kitab Nihayatuz Zain yang ditulis oleh Syekh M Nawawi Banten, terdapat beberapa tata cara salat hadiah untuk jenazah. Berikut isi riwayat yang mengatur tata cara salat dua rakaat tersebut:
روي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال لا يأتى على الميت أشد من الليلة الأولى, فارحموا بالصدقة من يموت. فمن لم يجد فليصل ركعتين يقرأ فيهما: أي في كل ركعة منهما فاتحة الكتاب مرة, وآية الكرسى مرة, وألهاكم التكاثر مرة, وقل هو الله أحد عشر مرات, ويقول بعد السلام: اللهم إني صليت هذه الصلاة وتعلم ما أريد, اللهم ابعث ثوابها إلى قبر فلان بن فلان فيبعث الله من ساعته إلى قبره ألف ملك مع كل ملك نور وهدية يؤنسونه إلى يوم ينفخ فى الصور
Artinya: "Diriwayatkan dari Rasulullah, Ia bersabda, 'Tiada beban siksa yang lebih keras dari malam pertama kematiannya. Karenanya, kasihanilah jenazah itu dengan bersedekah. Siapa yang tidak mampu bersedekah, maka hendaklah sembahyang dua rakaat. Di setiap rakaat, ia membaca surah Al-Fatihah 1 kali, Ayat Kursi 1 kali, surah At Takatsur 1 kali, dan surah Al-Ikhlas 11 kali. Setelah salam, ia berdoa, Allahumma inni shallaitu hadzihis shalata wa ta‘lamu ma urid. Allahummab‘ats tsawabaha ila qabri fulan ibni fulan (sebut nama jenazah yang kita maksud), Tuhanku, aku telah lakukan sembahyang ini. Kau pun mengerti maksudku. Tuhanku, sampaikanlah pahala sembahyangku ini ke kubur (sebut nama jenazah yang dimaksud). Niscaya Allah sejak saat itu mengirim 1000 malaikat. Tiap malaikat membawakan cahaya dan hadiah yang kan menghibur jenazah sampai hari Kiamat tiba.'”
Berdasarkan riwayat di atas, dapat diuraikan tata cara salat hadiah sebagai berikut:
- Di setiap rakaat dianjurkan membaca: surah Al-Fatihah 1 kali, Ayat Kursi 1 kali, surah At Takatsur 1 kali, dan Al-ikhlas 11 kali.
- Setelah salam, merapal doa: اللهم إني صليت هذه الصلاة وتعلم ما أريد, اللهم ابعث ثوابها إلى قبر فلان بن فلان فيبعث
Bacaan latinnya: "Allahumma inni shallaitu hadzihi shalata wa ta‘lamu ma urid. Allahummab‘ats tsawabaha ila qabri fulan ibni fulan (sebut nama jenazah yang kita maksud)."
Artinya: "Tuhanku, aku telah lakukan sembahyang ini. Kau pun mengerti maksudku. Tuhanku, sampaikanlah pahala sembahyangku ini ke kubur (sebut nama jenazah yang dimaksud)."
Editor: Iswara N Raditya