tirto.id - Austria memiliki presiden baru yakni Alexander Van der Bellen yang dilantik dalam upacara di gedung parlemen bersejarah di Wina pada Kamis (26/1/2017) waktu setempat.
Dihadiri oleh seluruh anggota parlemen federal, serangkaian proses pelantikan tersebut secara resmi dibukan Presiden Dewan Federal Sonja Ledl-Rossmann.
Seperti dilansir dari Antara, Jumat (27/1/2017) Van der Bellen menyatakan sumpah, berjanji untuk menegakkan undang-undang dasar dan aturan hukum di negaranya. Saat berpidato, presiden baru tersebut menegaskan kembali tekadnya untuk menjadi presiden yang mewakili semua golongan.
Van der Bellen, yang lahir dari kedua orang tua berkewarganegaraan Estonia, mengatakan dirinya memang bukan warga "Austria asli". Namun ia mengingatkan bahwa Austria merupakan negara dengan "kesempatan tak terbatas." Ia mendesak pemerintah Austria untuk bergerak menghadapi tantangan-tantangan penting, seperti sistem kemasyarakatan, pensiun dan kesehatan.
Hubungan Austria dengan Uni Eropa juga menjadi sorotan Van der Bellen. Ia mengatakan bahwa cerita menyangkut kelompok negara-negara Eropa itu "belum selesai." Menjelang tengah hari, sang presiden baru berjalan menuju kediaman resminya, Hofburg.
Van der Bellen akan bertemu dengan para pemimpin pemerintahan koalisi serta menghadiri sebuah pesta pada hari yang sama.
Untuk diketahui, Van der Bellen, yang didukung Partai Hijau, dalam pemilihan presiden pada awal Desember tahun lalu mengalahkan kandidat asal partai sayap kanan, Norbert Hofer.
Adapun pemilihan pada Desember merupakan putaran pemilihan ulang setelah pemilihan sebelumnya pada Mei dibatalkan.
Pada Mei, Hofer kalah dari Van der Bellen dengan selisih angka tipis. Namun, partai pendukung Hofer menemukan bahwa penghitungan suara bermasalah. Hasil pemilihan kemudian dibatalkan.
Presiden Austria biasanya menjalankan peranan seremonial. Namun, presiden memiliki wewenang untuk membubarkan Dewan Nasional, yaitu dewan perwakilan rakyat, berdasarkan konstitusi.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari