Menuju konten utama

Australia Diminta untuk Menangkap Pengibar Bendera OPM

Pemerintah Indonesia meminta kepada otoritas Australia untuk segera menangkap pelaku pengibar bendera OPM di Konjen RI di Melbourne.

Australia Diminta untuk Menangkap Pengibar Bendera OPM
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Pemerintah Indonesia mengecam keras tindakan kriminal yang menerobos Konsulat Jenderal RI di Melbourne dan mengibarkan bendera Organisasi Papua Merdeka (OPM). Pemerintah Indonesia meminta otoritas Australia untuk segera menangkap pelaku yang menerobos.

"Pemerintah RI telah menyampaikan protes kepada pemerintah Australia dan meminta agar pelaku segera ditangkap dan dihukum secara tegas sesuai dengan hukum yang berlaku," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir di Jakarta, seperti dikutip Antara, Sabtu (7/1/2017).

Nasir juga mengungkapkan bahwa Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah berkomunikasi dengan Menlu Australia Julie Bishop yang menekankan kewajiban Australia untuk melindungi semua properti diplomatik sesuai dengan Konvensi Wina.

Dalam komunikasi tersebut, Menlu Australia menyampaikan keprihatinan atas kejadian tersebut dan komitmen untuk menangkap pelaku serta meningkatkan keamanan di seluruh kantor diplomatik dan konsuler Indonesia.

Insiden penerobosan dan pengibaran bendera OPM tersebut terjadi pada hari Jumat (6/1/2017) saat sebagian besar staf KJRI sedang melakukan ibadah Salat Jumat. Pelaku menerobos halaman gedung apartemen tetangga KJRI, kemudian memanjat pagar tembok KJRI yang tingginya lebih dari 2,5 meter.

Terkait dengan kejadian tersebut, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mengatakan bahwa pemerintah RI dan Australia sebaiknya waspada agar hubungan kedua negara tidak terganggu. "Besar kemungkinan, pelaku memanfaatkan situasi pascapenangguhan kerja sama pelatihan militer antarkedua negara," katanya.

Ia menegaskan, "Tindakan tersebut sulit untuk dianggap terpisah dari ingar-bingar di kedua negara pascapenangguhan itu." Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengumumkan penghentian sementara kerja sama pelatihan Indonesia-Australia setelah mencuat pidato dan makalah di institusi Australia yang menghina ideologi Pancasila.

Baca juga artikel terkait HUBUNGAN INDONESIA AUSTRALIA atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Politik
Reporter: Yantina Debora
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora