Menuju konten utama

Atlet Kelly Catlin Meninggal pada Usia 23 Tahun, Diduga Bunuh Diri

Kelly Catlin ditemukan meninggal di residence Stanford University pada Kamis malam waktu setempat oleh teman sekamarnya.

Atlet Kelly Catlin Meninggal pada Usia 23 Tahun, Diduga Bunuh Diri
Peraih medali emas Kelly Catlin dari Amerika Serikat memakai medali yang diraihnya dalam kompetisi bersepeda uji coba waktu individu putri di Pan Am Games di Milton. Felipe Dana / AP

tirto.id - Atlet balap sepeda asal Amerika Serikat, Kelly Catlin meninggal dunia pada Kamis(7/3/2019). Menurut laporan Stanford Daily, jasad gadis yang memenangi medali perak pada Summer Olympics Rio De Janeiro 2016 itu ditemukan pertama kali di residence-nya, Stanford University, oleh teman sekamarnya.

Ayah Catlin, Mark Catlin, menyampaikan kabar kematian anaknya itu dalam sebuah surat yang dikirim ke Velo News Magazine pada Minggu pagi (10/3/2019). Ia mengatakan putrinya yang berusia 23 tahun tersebut meninggal karena bunuh diri.

"Tidak ada satu menit pun yang berlalu tanpa kami memikirkannya dan mengingat betapa indah kehidupan yang ia jalani," tulis Mark Catlin dalam suratnya.

“Tidak ada sedetik pun di mana kita tidak akan semudah itu menyerahkan hidup kita sebagai ganti atas nyawanya. Sakitnya begitu tak tertahankan," tambahnya, seperti dikutip Velo News Magazine.

Dilansir The Guardian, banyak prestasi yang telah ditorehkan atlet balap sepeda tersebut di dunia olahraga. Catlin membantu tim dominan Amerika Serikat meraih tiga gelar dunia berturut-turut pada tahun 2016, 2017, dan 2018.

Ia juga memenangkan medali perak dalam di Olimpiade 2016. Kemudian pada 2017 dan 2018, gadis berambut cepak ini memenangkan medali perunggu di World Track Championship. Ia berkompetisi mewakili tim Rally UHC Cycling.

"Kami sangat sedih dengan kematian Kelly," kata presiden dan chief executive Cycling Amerika Serikat, Rob DeMartini kepada The Guardian.

“Kita semua akan sangat merindukannya. Kelly lebih dari sekadar atlet bagi kami dan ia akan selalu menjadi bagian dari keluarga Cycling Amerika Serikat. Hati dan doa kami bersama keluarga Catlin. Ini adalah waktu yang sangat sulit dan kami ingin menghormati privasi mereka," lanjut DeMartini.

Menurut anggota keluarganya, Kelly menjalani kehidupan yang berat setelah mengalami tabrakan pada akhir tahun lalu di mana lengannya patah dan mengalami gegar otak, seperti yang diwartakan The Washington Post.

“"Dia tidak bisa berlatih sebaik dulu. Ia menderita sakit kepala yang sangat hebat dan menjadi peka terhadap cahaya. Kemudian Kelly mencoba bunuh diri pada bulan Januari lalu dengan cara yang sama. Dia telah menulis email yang panjang [kepada keluarganya] dan mengatakan bahwa pikirannya hanyalah ‘balapan sepeda’ sepanjang waktu," kata Christine Catlin, saudara kembar Kelly.

"Ia bunuh diri, pemikirannya benar-benar gelap, dan dirinya telah mencapai nihilisme. Kami menelepon polisi begitu kami mendapat email dan mereka tiba di sana tepat waktu untuk menyelamatkannya waktu itu."

Setelah kejadian itu, keluarga Catlin fokus pada kesembuhan Kelly dan ia meyakinkan keluarganya, ia lebih baik, demikian menurut saudara kandungnya.

"Hanya satu atau dua minggu yang lalu, kami membuat rencana dan saya optimistis tentang masa depannya. Dia memang punya rencana untuk masa depan. Dan ternyata itu terjadi.. rencananya [bunuh diri]," kata Colin Catlin, saudara kembar Kelly. Kelly, Christin, dan Colin merupakan saudara kembar tripelts.

The Guardian menuliskan, Kelly sedang menempuh pedidikan masternya dalam bidang teknik komputasi dan matematika di Stanford University. Ia telah meraih gelar sarjana untuk bidang matematika dan bahasa Cina. Dia juga seorang pemain biola dan artis berbakat.

Beberapa waktu sebelum kematiannya, Catlin sempat menuliskan jurnal di Velo News yang menjelaskan cara ia membagi waktu dalam kesehariannya.

“Menjadi seorang mahasiswa pascasarjana, track cyclist, dan pengendara sepeda profesional rasanya seperti aku perlu melakukan perjalanan waktu yang panjang untuk menyelesaikan semuanya. Dan masih saja ada beberapa yang terlewatkan. Ini mungkin adalah titik di mana kamu akan mengharapkanku untuk mengatakan sesuatu yang klise seperti, 'manajemen waktu adalah segalanya'."

"Atau mungkin kamu mengharapkan slogan yang bagus dan memotivasi seperti, 'menjadi seorang siswalah yang membuatku menjadi atlet yang lebih baik!' Setelah semua itu, aku entah bagaimana membuat semuanya berjalan dengan baik, kan? Ya, itu lumayan akurat. Tetapi kenyataannya, sebagian besar tidak berjalan dengan semestinya," tulis Kelly.

-------------

Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.

Baca juga artikel terkait ATLET atau tulisan lainnya dari Alifa Justisia

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Alifa Justisia
Editor: Dipna Videlia Putsanra