tirto.id - Ketua Umum PP Modern Pentathlon Indonesia (MPI) Anthony C Sunarjo mengatakan MPI tengah membidik atlet potensial dari kalangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk bertanding di Asian Games 2018. Dalam keterangannya di Jakarta, Senin (13/11/2017), ia menilai atlet TNI banyak memiliki kemampuan pada cabang tersebut.
“Pertimbangannya adalah atlet dari TNI memiliki bekal yang cukup komplit. Selain cukup bagus di renang dan lari, umumnya mereka sudah terbiasa menembak. Begitu juga dengan anggar dan berkuda,” katanya di Jakarta, Senin (13/11/2017), seperti dikutip Antara.
Pentathlon modern merupakan cabang olahraga yang mempertandingkan lima cabang yaitu renang, menembak, anggar, berkuda dan lari.
Anthony juga mengatakan bahwa salah satu cara untuk membidik atlet potensial tersebut dengan cara melakukan ujicoba Asian Games 2018 yang dilangsungkan di Depok, Jawa Barat, 11-12 November 2017. Jumlah atlet TNI yang mengikuti uji coba sebanyak delapan dari 21 peserta putra dan putri.
Selain itu, MPI akan terus menggelar ujicoba guna meraih atlet yang layak bertanding di Asian Games 2018, karena pelaksanaan ajang tersebut yang kian dekat.
“Kami berharap dengan digelarnya ujicoba ini memberi dampak positif terhadap perkembangan modern pentathlon di Indonesia. Terkait dengan atlet untuk Asian Games, hingga saat ini kami belum menetapkannya,” tegas Anthony.
Bicara soal persiapan lokasi pertandingan beserta perangkat, Anthony menjelaskan bahwa hal itu telah disimulasikan dari uji coba yang dihadiri oleh technical delegate modern pentathlon asal Korea Selatan, Dongkook Chung.
Anthony menambahkan, lokasi uji coba menggunakan kolam renang Hotel Bumi Wiyata, anggar di Mall Depok. Sedangkan untuk berkuda dan menembak telah disediakan di Arthayasa Stable Depok. Untuk lari, ke depan akan dilakukan di tempat berkuda dan menembak, kata dia.
Lokasi pertandingan yang berpindah-pindah diakui Anthony masih menjadi kekurangan yang harus segera dipenuhi.
“Jika mengacu pada peraturan internasional, semua pertandingan digelar di tempat yang sama sehingga tidak buang-buang waktu untuk perpindahan satu olahraga ke olahraga lain. Untuk saat ini memang masih ada kekurangan yang harus secepatnya dipenuhi,” jelasnya.
Tak hanya itu, kata Anthony, perihal wasit dan juri juga harus dipenuhi secepatnya. Untuk memaksimalkan hal tersebut, pihaknya mendatangkan instruktur asal Jerman, Bernhard Petruchinski.
Penulis: Nicholas Ryan
Editor: Yuliana Ratnasari