tirto.id - Perusahaan konglomerasi PT Astra International Tbk (ASII) mengakui belum ada rencana untuk melakukan investasi di startup. Presiden Direktur PT Astra International Tbk (ASII), Djony Bunarto Tjondro, menuturkan perusahaannya akan mengikuti perkembangan terlebih dahulu.
"Kami belum bisa memberikan statement apapun, apa masih tertarik atau tidak perusahaan rintisan yang berbasis teknologi, kita ikuti saja dulu perkembangannya seperti apa,” kata Djony Bunarto Tjondro dalam siaran virtual Public Expose di Jakarta, Selasa (14/11/2023).
Djony menuturkan seluruh investasi ASII dilakukan berdasarkan kajian komprehensif dengan melihat prospek bisnis. Dia menuturkan investasi tidak hanya untuk sektor baru, tetapi dengan bisnis inti.
“Investasi yang kami lakukan tidak hanya di sektor baru tapi mempertimbangkan core bisnis kami, di sektor-sektor yang berdekatan dengan lini bisnis kami,” ucap dia.
Untuk diketahui, PT Astra International Tbk (ASII) merealisasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp35 triliun hingga periode kuartal III-2023.
“Capex dan investasi yang sudah kami spend sampai September 2023 sebesar Rp35 triliun, tumbuh signifikan dibandingkan 2022,” dikutip dari Antara.
Djony menjelaskan, belanja modal dialokasikan terutama untuk anak usahanya yaitu PT United Tractors Tbk (UNTR) dalam hal replacement atau peremajaan alat berat dan menambah alat berat.
UNTR merupakan anak usaha ASII yang menangani lima lini usaha, diantaranya pertambangan, kontraktor penambangan, industri konstruksi, mesin konstruksi, dan energi.
Pada sektor otomotif, lanjut Djony, belanja modal dialokasikan untuk melakukan pemeliharaan outlet, serta membentuk bisnis omnichanel pada bisnis otomotif.
Sementara itu, pihaknya belum dapat menyampaikan terkait besaran alokasi belanja modal perseroan pada 2024 mendatang.
Dalam kesempatan ini, Djony menyampaikan kinerja ASII mengalami peningkatan hingga kuartal III-2023, yang terjadi hampir di seluruh portofolio bisnis kecuali UNTR yang memang terdampak oleh penurunan harga acuan batu bara.
“Kami berharap bahwa kinerja saat ini bisa diteruskan sampai akhir 2023. Kami mengakui situasi juga tidak terlalu mendukung, tapi kami masih tetap yakin sampai dengan tiga bulan terakhir, situasi masih bisa kita manage dengan baik,” ujar Djony.
Selama kuartal III-2023, ASII membukukan pendapatan bersih senilai Rp240,91 triliun, atau meningkat 9 persen year on year (yoy), dibandingkan sebelumnya senilai Rp221,35 triliun pada kuartal III-2023.
Laba bersih ASII tercatat senilai Rp25,69 triliun pada kuartal III-2023, atau meningkat 10 persen (yoy) dibandingkan senilai Rp23,33 triliun pada kuartal III-2022.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin