tirto.id - Tema dan logo Hari Santri 2022 telah dirilis oleh Menag Yaqut Cholil Qoumas. Tema Hari Santri 2022 adalah “Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan”.
Menurut Menag Yaqut, tema tersebut mengandung pesan bahwa santri adalah pribadi yang selalu siap sedia mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara.
Sejarah telah membuktikan bahwa santri selalu ada dalam setiap fase perjalanan Indonesia. Ketika Indonesia memanggil, santri tidak pernah mengatakan tidak.
Santri dengan segala kemampuannya, bisa menjadi apa saja. Santri tidak hanya ahli ilmu agama, tetapi juga menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Meski bisa menjadi apa saja, santri tidak melupakan tugas utamanya menjaga agama. Karena salah satu tujuan agama adalah untuk memuliakan manusia. Sebaliknya, agama tidak diturunkan untuk merendahkan martabat kemanusiaan.
Arti Logo Hari Santri 2022
Ada tiga warna yang dipilih dalan logo Hari Santri 2022, yaitu: biru (cerdas dan bijaksana), hijau (religius dan harmonis), dan oranye (semangat dan enerjik).
Sementara itu, enam arti filosofi logo peringatan Hari Santri 2022, yaitu:
1. Merangkul
Melingkarkan lengan pada pundak (tubuh, pinggang, dan sebagainya) orang lain sambil melingkarkan kedua lengan. Ini bermakna melindungi, memberikan empati dan kepedulian.
2. Jabat Tangan
Mengandung makna keakraban dalam setiap pertemuan, saling berbudaya, memberikan sapa. Mengulurkan tangan untuk saling membantu antar manusia dengan manusia yang lain.
3. Daun
Daun hijau tidak hanya mengandung makna kehidupan dan energi pada manusia, tetapi juga harapan.
4. Infinity
Simbol tak hingga (bahasa Inggris: infinity symbol) yang dilambangkan sebagai ∞, merupakan simbol matematika yang mewakili konsep tak hingga.
5. Matahari
Matahari terus memberikan cahaya untuk kehidupan manusia. Matahari merupakan sumber energi alam semesta dan penghuninya, mengandung makna daya yang tidak pernah habis.
6. Mata
Indera penglihatan manusia, untuk memandang segala hal, melihat keadaan sekitar. Ini mengandung pesan melihat dan mengamati apa yang terjadi dan apa yang bisa diperbuat.
Editor: Iswara N Raditya