tirto.id - Apple merilis aplikasi dan situs web untuk cek gejala dini COVID-19. Apple bikin layanan ini berdasarkan pedoman dari CDC atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS dan FEMA atau Badan Penanggulangan Bencana Federal.
Aplikasi dan situs web itu memungkinkan tak cuma pengguna Apple untuk menjawab serangkaian pertanyaan seputar faktor risiko, paparan, dan gejala terkini terkait COVID-19.
"Mereka akan menerima rekomendasi CDC pada langkah-langkah selanjutnya, termasuk panduan jarak sosial dan isolasi diri, cara memonitor gejala secara cermat, direkomendasikan atau tidaknya tes pada saat ini, dan kapan harus menghubungi penyedia medis," kata Apple dalam sebuah pernyataan dikutip dari siaran pers perusahaan, Selasa (31/3/2020).
Bisa dikatakan, aplikasi dan situs web itu adalah "COVID-19 Screening Tool" yang dirancang sedemikian rupa, tetapi tidak menggantikan instruksi dari penyedia layanan kesehatan atau panduan dari otoritas kesehatan negara bagian dan lokal.
"Anda akan menjawab beberapa pertanyaan tentang gejala, perjalanan, dan kontak yang Anda miliki dengan orang lain," tulis landing pagesitus web itu saat Tirto mencobanya, Selasa (31/3/2020).
Akan tetapi, untuk aplikasi, layanan itu tak tersedia secara global yang tampaknya hanya ada di wilayah AS. Aplikasi Apple COVID-19 di App Store menampilkan keterangan, "Aplikasi ini saat ini tidak tersedia di negara atau wilayah Anda."
Bagaimana soal privasi? Apple menjelaskan aplikasi dan situs web COVID-19 dibangun untuk menjaga semua data pengguna tetap pribadi dan aman. Layanan ini tidak membutuhkan Apple ID pengguna saat digunakan.
"Jawaban pengguna tidak akan dikirim ke Apple atau organisasi pemerintah mana pun. Siapa pun di AS yang berusia 18 tahun atau lebih dapat mengaksesnya," klaim Apple.
Aplikasi dan situs web COVID-19 juga hadir untuk meredam informasi yang kurang valid atau bahkan menyesatkan terkait virus corona. Google pun juga senada yang pada pekan lalu meluncurkan laman pusat informasi soal COVID-19.
Sementara, seturut data laman peta penyebaran COVID-19 dari Johns Hopkins, kasus positif di seluruh dunia hampir menyentuh 800 ribu kasus dan 37 ribu meninggal dunia per 31 Maret 2020 pukul 15.11 WIB.
Kasus positif di AS tertinggi di dunia yaitu mencapai 164.610 kasus dengan 3.170 meninggal dan 5.945 dinyatakan sembuh. Italia berada di posisi kedua dengan 101.739 kasus dengan 11.591 meninggal dan 14.620 sembuh.