Menuju konten utama

Apa Saja Unsur Seni Rupa 3 Dimensi dan Nilai Estetisnya

Seni rupa 3D terbagi menjadi dua bagian berdasarkan fungsi dan tujuannya.

Apa Saja Unsur Seni Rupa 3 Dimensi dan Nilai Estetisnya
Pengunjung mengamati karya yang dipamerkan saat acara Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) 2020 di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta, Selasa (22/09/2020). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko.

tirto.id - Seni rupa tiga dimensi atau sering disingkat dengan seni rupa 3D merupakan seni rupa yang dibatasi dengan 3 sisi yaitu: sisi panjang, sisi lebar, dan sisi tinggi. Dengan kata lain, seni rupa 3D merupakan seni rupa yang memiliki volume dan ruang.

Seni rupa 3D terbagi menjadi dua bagian berdasarkan fungsi dan tujuannya. Dua bagian itu merupakan seni rupa murni dan seni rupa terapan.

Seni Rupa Murni merupakan karya seni yang tercipta bebas dengan fungsi yang lebih mengutamakan keindahan dari pada fungsional, sebagai kepuasan pandangan mata saja dan biasanya sering digunakan hanya sebagai pajangan/ hiasan.

Seni Rupa Terapan merupakan karya seni yang tidak hanya sebagai pajangan rumah saja, tapi juga berfungsi untuk membantu kehidupan manusia. Seni rupa terapan lebih mengutamakan kegunaan dibandingkan keindahannya.

Unsur Seni Rupa 3D

Seni rupa 3D dibentuk dari berbagai unsur yang menjadi kesatuan sehingga dapat dinikmati oleh penikmat seni, berikut unsur-unsur seni rupa 3D dikutip dari modulPembelajaran SMA Seni Budaya Kelas XI Tahun 2020.

Titik

Titik merupakan unsur karya seni rupa yang paling dasar dan paling kecil. Titik seperti sebuat bintik dalam seni rupa. Dengan sebuah titik, seseorang bisa mendapatkan ide baru dalam berkarya seperti membuat garis dan ruang.

Selain itu titik mempunyai pusat perhatian tersendiri bilang sendiri atau mempunyai warna yang mencolok berbeda sendiri dari yang lainnya.

Garis

Garis merupakan goresan atau batas suatu benda, ruang, bidang, warna, tekstur dan sebagainya. Garis mempunyai dimensi yang cenderung memanjang dan mempunyai arah tertentu.

Garis juga memiliki beberapa sifat seperti panjang, pendek, horizontal, vertikal, tipis, lurus, berombak, melengkung, tebal, patah-patah, miring, halus dan lain-lain.

Selain itu garis juga mempunyai berbagai bentuk seperti garis mendatar, garis tegak, garis miring, garing lengkung, garis bersilang, garis sejajar, garis zig zag, garis spiral dan garis gelombang.

Penggunaan garis dalam sebuah gambar juga memiliki kesan tertentu, seperti garis lurus mempunyai kesan kesan keras, garis patah-patah yang memiliki kesan kaku.

Bidang

Salah satu karya seni rupa yang dibentuk atau terbentuk dari hubungan beberapa garis disebut bidang. Bidang memiliki dimensi panjang, lebar atau bisa disebut juga pipih. Sedangkan bentuk memiliki dimensi panjang, lebar dan tinggi, oleh sebab itu bentuk mempunyai isi atau volume.

Berdasarkan bentuknya, bidang dan bentuk memiliki beragam macam seperti bidang geometris, bidang simetris, bidang organis, dan lain sebagainya.

Bentuk

Bentuk bisa diartikan sebagai bangun atau plastis. Bangun mempunyai bentuk yang polos. Sedangkan bentuk plastits bukan hanya dilihat dari bentuknya saja, melainkan ada nilai dan maknanya sepeti lemari, lemari bukan hanya sebuah benda tetapi memiliki kegunaan untuk meletakkan pakaian.

Tekstur

Tekstur adalah sifat permukaan sebuah benda. Sifatnya kasar, halus, berpori, licin, mengkilap dan sifat – sifatnya bisa dirasakan lewat indra penglihatandan indra peraba. Berdasarkan jenisnya tekstur terbagi menjadi dua macam yaitu tekstur nyata dan tekstur semu.

Tekstur nyata mempunyai nilai dan kandungan yang sama dengan pengelihatan dan perabaan, sedangkan tekstur semua tidak mempunyai nilai dan kandungan yang sama dengan pengelihatan dan perabaan.

Nilai Estetis Seni Rupa 3D

Nilai estetis atau nilai keindahan dalam sebuah karya seni rupa dapat bersifat obyektif/intrinsik dan subyektif/ekstrinsik. Nilai estetis yang dipandang dari sudut pandang yang obyektif merupakan penilaian karya seni rupa yang memandang keindahan karya seni rupa pada wujud karya seni yang tampak kasat mata.

Penilaian obyektif umumnya akan menilai keindahan seni rupa dari komposisi, perpaduan warna, serta penempatan obyek yang membentuk suatu kesatuan.

Sedangkan, penilaian secara subyektif adalah penilaian yang dilihat tidak hanya pada unsur-unsur fisik yang terserap oleh mata secara visual. Biasanya penilian subyektif akan mengambil pendekatan konteksutal dalam penilaiannya.

Biasanya penilaian subyektif akan melibatkan imaji, emosi, dan suasana kejiwaan yang hidup dalam diri pengamat.

Nilai estetis dikaji berdasarkan upaya menelusuri aspek sosial, psikologis dan historis karya seni, demikian disarikan dari modul Pembelajaran SMA Seni Budaya Kelas XI Tahun 2020 dan buku Seni Budaya Edisi Revisi 2017.

Baca juga artikel terkait SENI RUPA atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra