Menuju konten utama

Apa Saja Perbedaan Perayaan Imlek dan Cap Go Meh?

Cap Go Meh masih menjadi bagian dari Imlek, namun dirayakan pada hari ke-15 usai perayaan Imlek sendiri.

Apa Saja Perbedaan Perayaan Imlek dan Cap Go Meh?
Warga Tionghoa melintas di depan altar persembahyangan saat hari Cap Go Meh di Klenteng En Ang Kiong, Malang, Jawa Timur, Selasa (15/2/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.

tirto.id - Usai merayakan Imlek atau Tahun Baru Cina, ada lagi perayaan yang tak kalah meriah dan selalu dinanti-nanti oleh warga Tionghoa, yakni Cap Go Meh. Cap Go Meh selalu dirayakan pada hari ke-15 usai perayaan Imlek.

Jadi kedua hari besar itu memang berbeda, antara Imlek dan Cap Go Meh memiliki arti yang tidak sama. Apa saja perbedaan dari perayaan Imlek dan Cap Go Meh?

Asal usul Imlek

Imlek dimaknai sebagai Tahun Baru Cina, Lunar New Year atau Chinese New Year yang dalam penanggalan Tionghoa dihitung memakai kalender bulan. Awalnya, momen ini diperingati untuk menyambut datangnya musim semi atau musim ketika petani mulai menanam kembali, setelah musim dingin yang membuat mereka tidak dapat melakukan kegiatan tersebut.

Imlek dahulu juga dirayakan dengan sakral karena dianggap sebagai waktu untuk menghormati para leluhur yang sudah meninggal dengan sembahyang dan memberi persembahan pada leluhur.

Saat ini terjadi perbedaan karena Imlek akan dirayakan dengan meriah dan suka cita melalui makan malam bersama dan atraksi barongsai serta liang liong. Kembang api dan aneka keriaan lain juga digelar ketika Imlek tiba. Demikian pula kegiatan bisnis yang dihentikan, demi mudik ke kampung halaman masing-masing di Cina.

Istilah Imlek hanya digunakan di Indonesia dan sebagian Malaysia, sementara di Korea, mereka menyebut dengan Seollal, Vietnam menggunakan kata Tet, sedangkan Tibet memakai istilah Losar. Menjelang Imlek orang Tionghoa akan membersihkan semua perabot rumahnya, karena meyakini hal bersih akan mengundang keberuntungan dari dewa-dewa yang turun ke bumi.

Infografik SC Beda Imlek dengan Cap Go Meh

Infografik SC Beda Imlek dengan Cap Go Meh. tirto.id/Fuad

Pengertian Cap Go Meh

Cap Go Meh masih menjadi bagian dari Imlek, namun dirayakan pada hari ke-15 usai perayaan Imlek sendiri. Dilansir dari laman Hitlava, arti Cap Go Meh dalam bahasa Hokkien adalah “malam kelimabelas”. Pada ajaran Konfusius, Cap Go Meh diperingati sebagai masa untuk mengingat leluhur atau orang tua yang telah tiada.

Peringatan ini juga disebut dengan istilah Festival Lampion atau Lantern Festival, karena pada saat Cap Go Meh banyak lampion warna-warni yang akan dipasang di rumah dan jalanan, sawah serta ladang. Maksud dari pemasangan lampion adalah untuk mengusir hama, serta binatang yang akan menjadi pengganggu di musim tanam.

Di Cina, Cap Go Meh disebut dengan Yuan Xio Jie atau Shangyuanjie. Pada saat itu pertunjukkan Barongsai akan digelar meriah. Masyarakat Cina percaya, adanya tarian singa ini sebagai pelindung untuk pintu rumah mereka, karena singa diyakini sebagai hewan yang membawa keberuntungan karena kuat dan berani.

Merujuk laman Tourism, Cap Go Meh juga menjadi waktu untuk berkunjung ke kuil-kuil dan memberi persembahan serta doa kepada tiga dewa yakni Dewi Lautan (Thean Hou), Dewi Lautan Waterfront (Swei Mei) dan Dewi Welas Asih (Kuan Yin).

Pengunjung kuil atau Vihara akan meminum air suci dari air mancur Kuan Yin untuk mendapat berkat, yakni kesehatan dan keberuntungan.

Baca juga artikel terkait HARI RAYA TIONGHOA atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari