Menuju konten utama

Apa Saja Ciri Benjolan di Payudara yang Harus Diwaspadai?

Salah satu ciri benjolan di payudara yang harus diwaspadai adalah benjolan yang terus membesar.

Apa Saja Ciri Benjolan di Payudara yang Harus Diwaspadai?
Ilustrasi kanker payudara. Getty Images/iStockphoto

tirto.id -

Saat terdapat benjolan di bagian payudara sering kali membuat perempuan merasa cemas dan langsung mengkaitkannya dengan tumor maupun kanker payudara.
Padahal, tak semua benjolan bisa langsung dikaitkan dengan kasus tumor maupun kanker payudara. Meski begitu, pemeriksaan payudara secara rutin memang perlu dilakukan untuk mendeteksi kejanggalan seperti adanya benjolan di payudara.

Dokter spesialis bedah onkologi dari Universitas Indonesia Dr. dr. Sonar Soni Panigoro, SpB(K)Onk, M.Epid, MARS mengatakan ada beberapa ciri benjolan yang harus diwaspadai ketika memeriksa payudara.

"(Ciri benjolan yang harus diwaspadai adalah) benjolan yang terus membesar dan dalam perabaan batasnya tidak jelas," kata Sonar seperti dilansir dari Antara.

Sonar mencontohkan permukaan yang batasnya jelas itu serupa dengan meraba kelereng, sementara benjolan yang batasnya tidak jelas punya permukaan bergerigi seperti meraba rambutan.

Perempuan juga diminta untuk waspada bila ada cairan keluar dari puting serta timbul benjolan di tempat lain seperti ketiak.

"Sebetulnya (kalau teraba) berarti sudah lebih dari 1-2 cm karena tangan kita tidak sensitif untuk merasakan (benjolan) kurang dari 1 cm," katanya.

"Karena tangan tidak sensitif, kalau tidak biasa baru 2 cm bisa teraba. Karena kanker payudara stadium 1 kurang dari 1 cm, kalau bisa lebih kecil dari itu (ditemukan) lebih bagus," tambahnya.

Sehingga, ia mengimbau masyarakat untuk aktif mendeteksi dini kanker payudara agar bila ada gangguan bisa segera ditangani.

Meski penyakit kanker payudara lebih berisiko pada perempuan yang sudah berumur, yaitu ditemukan rata-rata pada usia 40-45 tahun, teknik pemeriksaan payudara sendiri juga sebaiknya diketahui sejak remaja putri mulai menstruasi.

Ulangi pemeriksaan secara rutin ketika sudah berusia kepala dua dan kepala tiga. Selain memeriksa payudara sendiri, perempuan juga bisa memeriksa payudara secara klinis dengan bantuan tenaga medis.

Pemeriksaan lebih lanjut dapat dilakukan dengan USG atau ultrasonografi yang disarankan dilakukan satu hingga dua kali dalam setahun.

Sementara itu, alat skrining utama yang sangat sensitif dalam mendeteksi adalah mammografi atau mammogram yang ditujukan untuk orang berusia 40 tahun ke atas.

Walau tidak ada kelainan atau keluhan, skrining dengan mammografi disarankan secara rutin sekali per setahun atau per dua tahun.

Menurut Sonar, pemeriksaan mammogram diutamakan untuk perempuan dengan usia di atas 40 tahun. Sebab, ketika usia masih di bawah 40 tahun jaringan payudara masih terlihat padat sehingga lebih sulit mendeteksi dengan alat tersebut.

"Kalau ada kecurigaan (usia di bawah 40 tahun) bisa di-USG," katanya.

Kanker payudara pada pria

Sonar juga mengatakan, bahwa kanker payudara juga dapat menyerang laki-laki, tetapi proporsinya hanya 1:100. Umumnya, kanker payudara pada laki-laki ditemukan di usia lanjut.

"Jarang di bawah 50 tahun," ujar dia.

Sonar mengingatkan masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat dan menghindari makanan berlemak yang mempengaruhi hormon, faktor yang terkait dengan kanker payudara.

"Bisa dari lemak sendiri atau karbohidrat, beberapa makanan seperti itu dikurangi, manis-manis juga jangan kebanyakan. Nasi jangan terlalu banyak, apalagi ditambah dengan mie dan kentang, semua karbohidrat," jelas dia.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya