Menuju konten utama
Info Kehamilan Sehat

Apa Saja Cek Lab Trimester 2 untuk Ibu Hamil?

Apa saja cek lab trimester 2 yang harus dilakukan ibu hamil dan apa manfaat cek lab trimester 2? Berikut ini penjelasan lengkapnya.

Apa Saja Cek Lab Trimester 2 untuk Ibu Hamil?
Dokter spesialis kandungan melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG seorang ibu hamil di ruang laboratorium di Bandar Lampung, Lampung, Selasa (14/6). Antara foto/tommy saputra/aww/16.

tirto.id - Memasuki usia kehamilan trimester kedua, ada beberapa pemeriksaan dan cek lab yang harus dilakukan ibu hamil. Lalu jenis apa saja cek lab trimester 2 untuk ibu hamil yang harus dilakukan?

Setidaknya ada 10 daftar pemeriksaan umum dan cek lab apa saja untuk ibu hamil trimester 2 yang disarankan.

Pemeriksaan kehamilan trimester 2 dimaksudkan untuk mendeteksi kondisi kesehatan ibu yang memengaruhi kandungan dan kondisi janin. Trimester 2 sendiri adalah usia kehamilan setelah memasuki 14-27 minggu atau sekitar 4-6 bulan.

Dikutip dari John Hopkins Medicine, saat memasuki trimester 2 janin sudah mulai mengembangkan semua organ dan sistemnya. Janin juga mulai memiliki fitur wajah, membentuk organ kelamin, bertambah berat, dan bertambah panjang.

Pada masa ini, dokter akan memberikan beberapa rekomendasi pemeriksaan kesehatan dan cek lab untuk ibu. Beberapa pemeriksaan yang populer adalah USG dan cek darah ibu hamil trimester 2.

USG atau ultrasonografi dilakukan untuk memeriksa perkembangan bayi dan mendeteksi adanya kelainan atau tidak. Ada banyak informasi yang bisa diketahui lewat USG dan orang tua bisa menanyakannya dengan detail kepada dokter.

Oleh karena itu, saat pemeriksaan ini orang tua sangat disarankan untuk mencatat pertanyaan yang harus ditanyakan saat USG trimester 2.

Selain USG ada juga cek darah untuk mendeteksi adanya kelainan golongan darah, risiko penyakit menular, hingga risiko kelainan genetik bawaan.

Apa Saja yang Harus Dicek Lab Ibu Hamil Trimester 2

Pemeriksaan dan cek lab ibu hamil trimester 2 sebetulnya ada banyak dan beragam. Dokter akan merekomendasikan pemeriksaan dan cek lab sesuai dengan kondisi kehamilan ibu serta kecurigaan adanya kondisi genetik tertentu.

Sebagai contoh, jika dokter melihat adanya kelainan yang terlihat pada USG, dokter mungkin akan menyarankan ibu melakukan cek darah dan tes lainnya.

Dikutip dari KidsHealth, hal ini karena USG tidak memberikan hasil yang 100 persen akurat, sehingga diperlukan tes tambahan untuk mengetahui kondisi kandungan sebenarnya.

Contoh lain, jika ibu dan/atau ayah pernah memiliki riwayat terkena penyakit menular seksual (PMS), maka ibu mungkin perlu melakukan pemeriksaan PMS saat trimester 2.

Selain itu, jika ibu dan ayah ternyata memiliki golongan darah dan rhesus berbeda, janin kemungkinan harus melalui tes darah sederhana untuk memeriksa apakah janin memiliki rhesus yang berbeda dengan ibu atau tidak.

Berikut ini adalah daftar 10 pemeriksaan kehamilan trimester 2 dan cek lab yang mungkin akan dilakukan ibu:

  1. USG
  2. Papsmearserviks
  3. Cek golongan darah dan rhesus
  4. Percutaneous Umbilical Blood Sampling (PUBS)
  5. Multiplemarkertest
  6. Tes cairan ketuban atau amniosentesis
  7. Cek kadar glukosa
  8. Cek tekanan darah
  9. Skrining tuberkulosis
  10. Skrining penyakit menular seksual (PMS)

Daftar Pemeriksaan dan Skrining Hamil Trimester 2

Ilustrasi USG

Ilustrasi USG. foto/istockphoto

Ada beberapa jenis pemeriksaan rutin dan skrining yang perlu dilalui ibu selama usia kehamilan trimester 2.

Pemeriksaan dan skrining tersebut termasuk USG rutin, pap smear serviks, skrining hepatitis B, skrining PMS, hingga skrining tuberkulosis.

Berikut manfaat cek lab hamil trimester 2 serta prosedur pemeriksaan dan skriningnya:

1. USG

USG adalah pemeriksaan menggunakan teknologi gelombang suara untuk melihat gambar bayi. Menurut Puskesmas Kuta Selatan, USG harus dilakukan ibu secara rutin setidaknya 3 kali selama masa kehamilan.

Namun, jika ditemukan adanya kelainan, dokter mungkin akan menyarankan ibu melakukan USG lebih dari 3 kali. USG dapat menunjukkan informasi soal kondisi bayi, mulai dari detak jantung, pergerakan, pertumbuhan tonus otot, dan lainnya.

Selain itu, USG juga digunakan untuk memeriksa jumlah janin yang ada di dalam kandungan ibu. Di trimester kedua, janin sudah mulai mengembangkan alat kelaminnya dan bisa terdeteksi oleh USG.

Orang tua juga bisa menanyakan informasi tambahan soal bayi kepada dokter. Berikut ini ada beberapa pertanyaan yang harus ditanyakan saat USG trimester 2:

    • Apakah berat badan bayi normal?
    • Apakah detak jantung bayi normal?
    • Apakah posisi plasenta aman?
    • Apakah jumlah cairan ketuban aman?
    • Apakah jenis kelamin bayi sudah terlihat?
    • Selama masuk trimester 2 saya mengeluhkan kondisi ____ (isi keluhan), apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya?
2. Pap smear serviks

Pap smear serviks atau pemeriksaan serviks sebaiknya dilakukan rutin oleh ibu hamil. Dokter biasanya menjadwalkan tindakan pap smear pada usia kehamilan trimester 2.

Dikutip dari Mayo Clinic, pap smear serviks dilakukan dengan cara memasukkan sikat kecil berbentuk kerucut ke rahim melalui vagina untuk mengambil sejumlah kecil sampel.

Sampel ini kemudian akan dicek untuk menemukan ada tidaknya penyakit radang panggul hingga kanker serviks.

3. Cek tekanan darah

Cek tekanan darah atau tensi adalah pemeriksaan rutin yang perlu dilakukan ibu setiap mengunjungi dokter kandungan. Cek tensi ini dilakkan untuk mendeteksi ada tidaknya risiko tekanan darah tinggi dan tekanan darah rendah pada ibu.

Perlu diketahui bahwa tekanan darah tinggi pada ibu dapat memicu kondisi berbahaya seperti hipertensi gestasional hingga preeklampsia.

Sementara itu, tekanan rendah ibu juga dapat memicu kondisi anemia, kerusakan organ, hingga syok.

4. Skrining penyakit menular seksual (PMS)

Skrining PMS sebaiknya dilakukan sedini mungkin dan dilakukan rutin pada trimester kedua maupun ketiga. Sesuai namanya, skrining PMS ini dilakukan dengan mendeteksi ada tidaknya PMS seperti HIV, gonorea, sifilis, hingga herpes.

Penyakit-penyakit tersebut harus dideteksi sedini mungkin agar tidak membahayakan bayi khususnya saat masa persalinan.

Skrining PMS biasanya tidak hanya dilakukan oleh ibu, tetapi juga ayah yang juga berisiko menularkan PMS pada ibu.

Jika ternyata terdeteksi adanya PMS pada ibu, maka dokter akan merekomendasikan pengobatan lanjutan. Selain itu, ibu mungkin akan direkomendasikan untuk menjalani persalinan non-vaginal.

5. Skrining tuberkulosis

Skrining tuberkulosis biasanya direkomendasikan dokter jika orang terdekat ibu didiagnosa mengalami TBC. Penyakit TBC sendiri tidak hanya membahayakan ibu hamil tetapi juga janin yang dikandungnya.

Tes tuberkulosis biasanya dilakukan dengan pemeriksaan darah dan sampel dahak. Jika ibu ternyata dikonfirmasi mengidap TB atau terdapat virus TB di dalam tubuh maka ibu akan dianjurkan mengonsumsi obat anti TB (OAT).

Obat tersebut wajib diminum ibu sesuai anjuran dan tidak terputus untuk menghindari resistan obat.

Daftar Cek Lab Ibu Hamil Trimester 2

Ilustrasi USG

Ilustrasi USG. foto/istockphoto

Selain pemeriksaan dan skrining, ada beberapa jenis cek lab yang biasanya mulai dilakukan ibu hamil trimester 2.

Prosedur cek lab tersebut termasuk test golongan darah dan resus, PUBS, multiple marker test, cek kadar glukosa, tes cairan ketuban, hingga tes urine.

Berikut fungsi dan prosedur setiap jenis cek lab ibu hamil trimester 2:

1. Cek golongan darah dan rhesus

Cek darah ibu hamil trimester 2 perlu dilakukan untuk mendeteksi adanya perbedaan golongan darah serta rhesus antara ibu dan bayi atau tidak.

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) perbedaan rhesus antara ibu dan bayi berisiko terjadi lewat pernikahan beda rhesus.

Sebagai contoh, ibu memiliki golongan darah rhesus negatif, sedangkan ayah memiliki golongan darah rhesus positif, maka janin kemungkinan bisa memiliki rhesus positif seperti ayah alias berbeda dengan ibu.

Perbedaan rhesus antara janin dengan ibu dapat menyebabkan tubuh ibu menganggap janin sebagai benda asing yang harus dikeluarkan dari tubuh. Akibatnya, sel-sel imunitas ibu kemungkinan akan menyerang janin yang membahayakan keselamatannya.

Kabar baiknya, kondisi ini bisa diantisipasi dengan cara mengetahui golongan darah bayi lewat tes darah sederhana selama kehamilan. Cek golongan darah dan rhesus ini bisa dilakukan dengan mengambil sampel darah ibu.

Menurut National Health Service (NHS) hal ini karena informasi genetik janin bisa ditemukan dalam darah ibu.

2. Percutaneous Umbilical Blood Sampling (PUBS)

PUBS adalah prosedur pengambilan sampel darah janin yang disebut juga sebagai kordosentesis.

Masih menurut KidsHealth, test PUBS dilakukan untuk memeriksa adanya kelainan kromosom pada janin atau tidak. Kelainan kromosom sendiri bisa menyebabkan berbagai masalah perkembangan bayi, mulai dari sindrom Down, sindrom Patau, hingga sindrom Turner.

Selain itu, PUBS juga dilakukan untuk mendeteksi kelainan darah, hingga kelainan tiroid pada bayi.

Tidak seperti tes golongan darah yang cukup mengambil darah ibu, prosedur PUBS mengharuskan dokter mengambil darah dari tali pusar bayi.

Prosedur tes dilakukan dengan cara mengarahkan jarum halus melewati perut dan rahim ibu ke tali pusat. Kemudian, sampel darah akan diambil untuk diuji lab.

3. Cek kadar glukosa

Cek kadar glukosa merupakan cek lab yang juga harus dilalui ibu saat masa kehamilan trimester 2. Cek kadar glukosa pada ibu hamil bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu tes darah dan tes urine.

Dikutip dari Medline Plus, tes darah dilakukan dengan cara mengambil sampel darah ibu sebanyak dua kali. Sampel darah pertama diambil saat ibu belum mengonsumsi makanan dan minuman apapun.

Kemudian, sampel darah kedua diambil 60 menit setelah ibu minum cairan glukosa yang diberikan dokter. Sementara itu, tes urine dilakukan dengan mengambil sampel urine ibu di untuk kemudian dicek di lab.

Cek kadar glukosa penting untuk mendeteksi ada tidaknya diabetes gestasional atau diabetes jangka pendek pada ibu hamil. Diabetes sendiri dapat memicu masalah serius pada ibu dan bayi.

4. Tes cairan ketuban atau amniosentesis

Tes cairan ketuban atau amniosentesis baru bisa dilakukan saat usia kandungan memasuki trimester 2. Tes ini dilakukan untuk menemukan ada tidaknya kelainan kromosom, masalah genetik, hingga cacat tabung saraf.

Perlu diketahui bahwa tes cairan ketuban tidak dilakukan oleh semua ibu hamil. Dokter akan memberikan rekomendasi kepada ibu untuk melakukan tes ini apabila kandungan ibu dinyatakan berisiko mengalami kelainan.

5. Multiple marker test (MMS)

Multiple marker test (MMS) adalah tes terintegrasi yang dilakukan antara minggu ke-15 hingga ke-20 kehamilan.

Menurut University of Pennsylvania Health System, MMS dilakukan dengan mengukur zat tertentu dalam darah wanita hamil yang berasal dari janin, jaringan plasenta, atau kombinasi keduanya.

MMS dapat membantu mendeteksi apakah kandungan berisiko mengalami kelainan kromosom penyebab sindrom Down, trisomi 18, atau cacat tabung saraf.

Baca juga artikel terkait CEK atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Dhita Koesno