tirto.id - Gelang konser yang dijuluki Xyloband menjadi perbincangan di media sosial setelah penyelenggaraan tour Coldplay: Music of the Spheres di Jakarta 15 November 2023 lalu.
Xyloband pada dasarnya dirilis oleh perusahaan RB Concepts Ltd. Adapun penemu benda yang dijuluki Xyloband tersebut bernama Jason Regler.
Gelang ini bisa memancarkan cahaya serta menerima gelombang radio. Berhubungan dengan fitur frekuensi tersebut, pengaturan terhadap lampu yang melengkapinya ditentukan melalui perangkat lunak.
Konser Coldplay di Jakarta pada (15/11) lalu memperkenalkan gelang bercahaya ini kepada penonton Indonesia. Pihak manajemen Coldplay menyuruh pengunjung untuk segera mengembalikan Xyloband setelah konser usai, sebab gelang ini akan didaur ulang demi alasan lingkungan.
Hal ini berbanding terbalik dengan gelang-gelang konser lain yang biasanya menjadi milik penontonnya. Kendati demikian, ketentuan tersebut harus ditaati oleh penikmat musik Coldplay Jakarta.
Aturan Xyloband musti dikembalikan itu bukan hanya berlaku di Indonesia. Namun, diterapkan juga di berbagai negara yang menggelar konser Chris Martin dan kawan-kawannya ini.
Apa itu Xyloband?
Sebagaimana dikutip dari laman resmi produk, Xyloband merupakan gelang LED paling terang yang dikontrol pencahayaannya melalui radio. Dengan cahaya tersebut, benda ini dianggap bisa menciptakan kilau indah dan menyatukan penonton sebagai bagian dari acara.
Cara kerja Xyloband berbasis pada sejumlah lampu kilat dan LED yang bisa berubah warna. Sistem programnya pun diinformasikan dapat diubah-ubah demi memunculkan efek visual tertentu.
Fitur pertama yang disuguhkan Xyloband adalah bisa diatur menyala atau berkedip-kedip. Kemudian, warnanya bisa diganti menjadi biru, hijau, kuning, merah, pink, hingga putih.
Gelang itu pertama kali dipakai ketika tur Mylo Xyloto Coldplay tahun 2012 silam. Sementara itu, ide pembuatannya sudah muncul di benak Jason Regler mulai tahun 2005.
“Saya ingat saya sedang melalui beberapa hari yang sulit dan saya melihat mereka melakukan ‘Fix You’. Dan ada perasaan menyatukan semua orang, serta kalimat ‘lampu akan memandu Anda pulang’. Saat itulah ide gelang muncul di benak saya,” ujar Ragler, dilansir situs resmi Coldplay.
Dengan begitu, jelas bahwa Xyloband bercahaya karena “Fix You” yang menyuguhkan lirik light will guide, you home.
Rate Return Xyloband di Jakarta Usai Konser Coldplay dan Alasan Perlu Dikembalikan
Kehebohan di media sosial terkait instruksi pengembalian Xyloband konser Coldplay Jakarta 2023 terjadi lantaran terlalu kecil angkanya. Hal yang diperbincangkan di Twitter menyebutkan bahwa rate return di Jakarta berjumlah 52 persen.
Menanggapi berita itu, Image Dynamics, Konsultan Relasi Publik Promotor Coldplay Jakarta 2023, menyebutkan bahwa data pengembalian di atas tidak benar.
Dalam siaran pers Rabu (22/11), mereka menjelaskan angka rate return Xyloband konser Coldplay Jakarta ada sebesar 77 persen.
Berhubungan denganreturn rate tersebut, saat ini Tokyo memegang urutan pengembalian paling banyak senilai 97 persen. Lalu, ada Copenhagen sebesar 96 persen dan Buenos Aires berangka 94 persen.
Band Coldplay saat ini sedang bergelut dalam kampanye lingkungan. Adapun pengembalian Xyloband harus dijalankan sebagai bentuk komitmennya dalam menuntaskan permasalahan lingkungan melalui format berkelanjutan.
Sehubungan dengan itu, gelang LED yang digunakan oleh penonton konser ini dibuat dari bahan nabati. Selain teknologi ini bisa memunculkan efek mewah, disebutkan juga keunikannya yang bisa diuraikan.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yandri Daniel Damaledo