tirto.id - Varikokel merupakan penyakit yang menyerang bagian pembuluh darah di bagian skrotum.
Penyakit ini tergolong umum karena dapat ditemukan pada sebanyak 15% pria dewasa pada khususnya di renatang usia 15 sampai 25 tahun.
Biasanya varikokel terbentuk saat masa pubertas dan pada bagian kiri skrotum, meskipun varikokel bisa saja muncul di bagian mana pun.
Dilansir dari laman Healthline, varikokel terjadi ketika pembuluh darah membengkak secara tidak normal di bagian skrotum.
Pembuluh darah tersebut bernama pampiniform plexus. Varikokel hanya terjadi pada skrotum, meskipun mirip dengan varises yang biasa terjadi pada kaki. Penyakit ini bisa berpengaruh terhadap menurunnya produksi dan kualitas sperma hingga berujung pada kemandulan.
Gejala Varikokel
Varikokel biasanya tidak menimbulkan gejala atau keluhan apa pun. Namun biasanya dapat dideteksi dari beberapa tanda. Dilansir dari laman Mayo Clinic, berikut adalah gejala atau tanda-tanda varikokel.
- Rasa nyeri
Nyeri atau tidak nyaman di bagian skrotum terutama ketika berdiri atau ketika sudah larut malam. Biasanya gejala ini akan mereda ketika berbaring.
- Tonjolan di bagian skrotum
Jika varikokel sudah tumbuh terlalu besar, maka tonjolan pembuluh darah tersebut bisa terlihat di permukaan testis. Varikokel yang lebih kecil tidak bisa dilihat oleh mata tapi bisa diketahui dari sentuhan.
- Ukuran testis berbeda sebelah
Varikokel yang tumbuh di salah satu bagian dari testis akan membuat testis terlihat seperti besar sebelah.
- Kemandulan
Varikokel jika sudah berkembang lebih parah bisa menyebabkan kemandulan, tapi tidak semua kasus kemandulan disebabkan oleh varikokel.
Penyebab Varikokel
Dilansir dari laman Urology Care Foundation, terdapat banyak penyebab varikokel. Salah satunya adalah ketika pembuluh dalah tidak bekerja secara normal. Jika aliran darah tidak lancar, maka darah akan terkumpul di pembuluh darah.
Karena pembuluh darah lebih besar mengalirkan darah dari testis ke jantung, maka tekanan pembuluh darah bagian kiri lebih besar untuk mengalirkan darah kembali ke jantung yang menyebabkan kebanyakan kasus varikokel terjadi di testis bagian kiri. Sejauh ini tidak ditemukan faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko orang terkena varikokel.
Untuk mencegah komplikasi akibat varikokel, disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter setidaknya setahun sekali, terutama ketika sudah dirasakan gejala-gejala seperti rasa sakit dan tidak nyaman atau tonjolan di skrotum yang sudah terlalu besar.
Varikokel bisa didiagnosa melalui beberapa pengujian seperti pengujian fisik, valsalva maneuver, atau scrotal ultrasound. Setelah didiagnosa, biasanya dokter akan menggolongkannya menjadi 3 tahapan sesuai dengan seberapa parahnya varikokel tersebut dari tingkat 1, tingkat 2, hingga tingkat 3.
Pengobatan yang dilakukan tidak dipengaruhi oleh seberapa besar varikokel tersebut melainkan dari seberapa mengganggu efek dari varikokel tersebut kepada penderitanya. Jika penderita varikokel tidak merasakan gangguan apa pun, maka tidak perlu dilakukan pengobatan.
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Yulaika Ramadhani