tirto.id - Sistem saraf adalah struktur berisi komponen-komponen sel saraf (neuron), sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Fungsi dari sistem saraf adalah untuk memelihara dan mengatur berbagai fungsi tubuh, misalnya pada kontraksi otot. Berikut penjelasannya seperti dilansir dari laman Kemdikbud.go.id:
Sistem saraf manusia dibagi menjadi:
1. Sistem saraf pusat; terdiri dari otak, sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
- Otak dibagi 3 bagian yakni otak depan, otak belakang, dan otak tengah.
- Sumsum tulang belakang berfungsi menghantar rangsang dari dan ke otak. Berfungsi sebagai tempat berjalannya gerak refleks.
2. Serta sistem saraf tepi (perifer)
Berdasarkan tempat asalnya, saraf dibagi menjadi saraf kranial dan saraf spinal.
- Saraf kranial berfungsi membawa impuls dari dan ke otak. Bekerja di daerah kepala, wajah, dan atas leher.
- Saraf spinal berfungsi membawa impuls dari dan ke sumsum tulang belakang.
Berdasar strukturnya, saraf dibagi menjadi sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom.
- Saraf somatik: bekerja melayani kulit, otot, rangka dan tendon. Geraknya sadar dan gerak refleks.
- Sistem saraf otonom: bekerja melayani organ, otot polos dan sejumlah kelenjar yang bekerja otonom (gerak tidak sadar). Terdiri dari sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
3. Struktur sel saraf (neuron)
Sel saraf terdiri dari dendrit, badan sel dan akson.
- Dendrit berfungsi menghantar impuls saraf dari reseptor sensorik atau sel saraf lain ke badan sel.
- Badan sel adalah bagian sel saraf yang didalamnya terdapat nukleus dan organel sel lain. Fungsi badan sel menghasilkan neurotransmiter (zat penghantar berupa senyawa kimia).
- Akson atau neurit adalah bagian sel saraf yang ukurannya panjang. Berfungsi menghantar impuls keluar badan sel.
Sistem endokrin
Sistem endokrin adalah sistem yang terdiri dari kelenjar dan jaringan yang menghasilkan hormon. Hormon adalah senyawa kimia yang memengaruhi aktivitas kelenjar atau jaringan lain.
Kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran (kelenjar buntu) yang mensekresi hormon secara langsung ke aliran darah untuk didistribusikan ke seluruh tubuh.
Hormon dibagi menjadi 2 yaitu: (1)hormon peptida terdiri dari hormon protein, hormon glikoprotein, dan hormon modifikasi asam amino. (2)hormon steroid.
8 kelenjar di sistem endokrin atau sistem hormon, yang penting diketahui:
- Kelenjar pituitari adalah kelenjar hipofisis yang terletak di dasar organ otak. Berfungsi menghasilkan hormon pertumbuhan (GH), hormon prolaktin (untuk ASI), hormon antidiuretik, dan hormon oksitosin.
- Hipotalamus adalah bagian otak yang menghubungkan sistem endokrin dengan sistem saraf. Hormon yang dihasilkan mampu mengontrol hormon-hormon hasil produksi kelenjar pituitari.
- Kelenjar pineal menghasilkan hormon melatonin untuk dapat tidur.
- Kelenjar tiroid berada di sisi kanan leher. Fungsinya untuk proses metabolisme energi.
- Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid yang berfungsi mengendalikan kadar kalsium di aliran darah.
- Kelenjar adrenal berfungsi mengeluarkan hormon adrenalin yang membuat detak jantung dan tekanan darah meningkat.
- Kelenjar reproduksi (testis dan ovarium) berfungsi menghasilkan hormon testosteron (pria) dan esterogen serta progesteron (wanita)
- Pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang berfungsi mengontrol kadar gula dalam tubuh.
Sistem indra
Sistem indra adalah bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses informasi indra. Sistem indra terdiri dari reseptor indra, jalur saraf, dan sel otak yang ikut memberi respon terhadap indra.
Manusia memiliki 5 indra yaitu mata, telinga, kulit, lidah, dan hidung.
1. Mata
Mata tersusun dari 3 lapisan yaitu sklera, koroid, dan retina.
- Sklera adalah lapisan luar yang sangat kuat berwarna putih. Di sklera ada kornea yang transparan dan disusun oleh kolagen.
- Koroid adalah lapisan tengah, tipis, berwarna gelap dan mengandung pigmen serta pembuluh darah. Terdapat bagian bernama iris di tengahnya. Iris berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan mengatur pupil (celah dibagian tengah iris). Di belakang iris ada lensa mata yang bening dan cembung.
- Retina adalah lapisan terdalam yang mengandung fotoreseptor dan selsel saraf yang sensitif terhadap cahaya. Retina tersusun dari beberapa lapisan sel yakni sel reseptor, sel ganglion, dan serabut saraf.
2. Telinga
Struktur telinga manusia ada tiga bagian utama: telinga bagian luar, tengah dan bagian dalam.
- Telinga luar terdiri dari daun telinga (aurikel) dan saluran pendengaran.
- Telinga tengah dimulai dari gendang telinga (membran timpani) hingga tingkat oval. Dalam ruangan tersebut terdapat tiga tulang yang menyatu disebut osikel. Osikel berfungsi sebagai pengungkit dalam menyampaikan getaran ke telinga bagian dalam. Didalam gendang telinga terdapat saluran Eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga mulut.
- Telinga dalam, tersusun dari dua bagian utama, yaitu koklea (rumah siput) dan saluran setengah lingkaran. Koklea terbagi menjadi tiga bagian, yaitu vestibuli, saluran koklea, dan skala timpani. Diantara pipa tengah dan timpani terdapat selaput basilar. Pada selaput basilar terdapat organ Corti. Pada ujung organ tersebut terdapat sel-sel serabut yang berhubungan dengan serabut saraf yang menuju ke otak.
3. Kulit
Kulit mengandung lima macam reseptor, yaitu: reseptor terhadap sentuhan (saraf meissner dan diskus merkel), tekanan (saraf paccini), sakit/nyeri (saraf tanpa selaput), panas (saraf ruffi ni atau golgi mazzoni), dan dingin (saraf krause).
4. Lidah
Lidah bertugas mengecap rasa. Rasa dihasilkan dari hasil rangsang kimia berupa larutan. Ujung saraf pengecap terdapat pada papil pengecap (gemma gustatoria). Papil pengecap berbentuk seperti botol (labu) terdapat disebelah depan, belakang, dan sepanjang tepi lidah. Papil tersebut tersusun atas sel pendukung dan sel pengecap yang mempunyai mikrovili. Mikrovili berfungsi mendeteksi rasa manis, pahit, asin, dan masam.
5, Hidung
Indra pembau disusun oleh jaringan epitel olfaktori dan sel-sel reseptor olfaktori yang terdapat di rongga hidung bagian atas. Bau dihasilkan dari rangsang kimia yang berupa gas. Gas masuk kedalam rongga hidung, berdifusi kedalam lapisan mukus lalu berikatan dengan reseptor pada dendrit. Gas tersebut akan merangsang sel-sel olfaktori sehingga impuls dari saraf olfaktori bergerak menuju ke otak. Impuls tersebut akan diinterpretasikan sebagai bau.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Alexander Haryanto