tirto.id - HAARP menjadi tren di media sosial bersamaan dengan gempa Turki. Pasalnya, muncul video detik-detik gempa Turki yang menampilkan semacam kilatan cahaya, diduga HAARP.
Banyak orang kemudian mengaitkan HAARP dengan gempa Turki. Apakah HAARP menjadi penyebab gempa Turki? Apakah HAARP Project ini berbahaya?
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono telah menjelaskan hal ini, berikut ini penuturannya.
HAARP dan Kaitan dengan Gempa Turki
Daryono mengatakan, penomena pencahayaan (lightning) saat pelepasan energi gempa satu hal yang sangat lazim terjadi di berbagai tempat di muka bumi, itu aktivitas gelombang elektrimagnetic.
"Jangan kejauhen lah mikir HAARP segala," tulis Daryono melalui Twitter, dikutip Rabu (8/2/2023).
Daryono menjelaskan, saat batuan kulit bumi mengalami atau mendapat tekanan yang hebat dan sangat kuat, mendekati batas elastisitasnya, maka sebelum failure, akan melepaskan gelombang elektromagnetik.
"Dari sinilah awal cerita lightning during the earthquake, pencahayaan gempa atau seismoelectric effect," ujarnya.
Tak usah jauh-jauh ke Turki, Indonesia juga pernah mengalami hal serupa, Gempa Sumogawe di lereng utara Merbabu pada 16 Februari 2014 juga terdapat fenomena earthquake lightning.
"Adalah angan angan kosong, mengkait-kaitkan gempa dengan HAARP," pungkas Daryono.
Isu HAARP dan gempa Turki ini viral oleh akun @SnezhinaBoahen yang mengunggah videonya pada 7 Februari 2023. Dalam video tersebut tampak cahaya sebelum detik-detik gempa Turki terjadi.
"The earthquake in Turkey looks like a punitive operation (HAARP) by NATO or the US against Turkey. The video shows lightning strikes, which are not normal in earthquakes, but always happen in harp operations," tulis akun tersebut.
(Gempa di Turki terlihat seperti operasi (HAARP) oleh NATO atau AS terhadap Turki. Video tersebut menunjukkan sambaran petir, yang tidak biasa terjadi pada gempa bumi, tetapi selalu terjadi pada operasi HAARP).
Apa Itu HAARP dan Teori Konspirasinya
HAARP adalah Program Penelitian Auroral Aktif Frekuensi Tinggi (High-frequency Active Auroral Research Program) atau HAARP, adalah upaya ilmiah yang ditujukan untuk mempelajari sifat dan perilaku ionosfer.
"Ionosfer membentang kira-kira 50 hingga 400 mil di atas permukaan bumi, tepat di tepi ruang angkasa. Bersama dengan atmosfer atas yang netral, ionosfer membentuk batas antara atmosfer bawah Bumi - tempat kita hidup dan bernapas - dan ruang hampa udara," tulis NASA.
Pengoperasian fasilitas penelitian dipindahkan dari Angkatan Udara Amerika Serikat ke University of Alaska Fairbanks pada 11 Agustus 2015, memungkinkan HAARP untuk melanjutkan eksplorasi fenomenologi ionosfer melalui perjanjian penelitian dan pengembangan kerjasama penggunaan lahan.
HAARP adalah pemancar berfrekuensi tinggi berkekuatan tinggi yang paling mumpuni di dunia untuk mempelajari ionosfer. Program HAARP berkomitmen untuk mengembangkan fasilitas penelitian ionosfer kelas dunia yang terdiri dari:
- Instrumen Penelitian Ionosfer, fasilitas pemancar daya tinggi yang beroperasi dalam rentang Frekuensi Tinggi. IRI dapat digunakan untuk menggairahkan sementara area ionosfer yang terbatas untuk studi ilmiah.
- Serangkaian instrumen ilmiah atau diagnostik canggih yang dapat digunakan untuk mengamati proses fisik yang terjadi di wilayah tereksitasi.
- Pengamatan proses yang dihasilkan dari penggunaan IRI secara terkendali akan memungkinkan para ilmuwan untuk lebih memahami proses yang terjadi terus menerus di bawah rangsangan alami matahari.
Diwartakan NPR pada Juni 2014 lalu, para pencetus teori konspirasi menuduh program HAARP bisa melakukan segalanya mulai dari pengendalian pikiran hingga gangguan komunikasi global.
Hingga saat ini, belum ada teori konspirasi atau tuduhan terhadap HAARP yang dikonfirmasi benar dan terbukti.
Editor: Addi M Idhom