tirto.id - Jumlah korban gempa Turki dan Suriah semakin hari semakin bertambah, hingga kini tercatat korban tewas mencapai 7.900 lebih. Gempa berkekuatan 7.8 skala richter itu terjadi pada Senin pagi, 6 Februari 2023.
Diberitakan The Guardian, jumlah korban tewas di Turki mencapai 5.894 dan di Suriah sekitar 2.032. Ada ratusan ribu warga dari dua negara itu sudah diungsikan ke tempat aman.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, korban tewas akibat gempa tersebut bisa mencapai 20.000 orang lebih karena guncangan dahsyat yang merobohkan gedung-gedung tinggi.
Seorang warga Suriah, Mohamad Kazmooz, menyampaikan kronologi gempa bumi yang terjadi di negaranya. Diawali pada pukul 4 pagi di hari Senin, Kazmooz menyebut rumahnya diguncang getaran dari tanah yang sangat kuat, hingga membuat rumah bergetar dan seisi rumah ikut berantakan.
“Pada saat itu, saya tidak berpikir bahwa kami akan selamat. Saya tinggal bersama istri dan orang tua saya, kami semua terbangun dengan keras oleh mimpi buruk ini,” ungkap Mohamad Kazmooz.
Sementara menurut laporan CBS News, pada hari pertama proses evakuasi ditemukan sekitar 4.000 lebih korban meninggal. Sekitar 5.600 bangunan di Turki hancur, sedangkan di Suriah sekitar 224 bangunan roboh, menurut juru bicara PBB, Stephane Dujarric.
Gempa dahsyat di Turki dan Suriah itu bahkan terasa hingga Kairo, Siprus, Lebanon, Greenland, dan Denmark.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah korban gempa Turki dan Suriah bisa mencapai 20.000 orang karena dipicu cuaca buruk dan gempa susulan. Hal itu menghambat proses evakuasi dan penyelamatan.
Mengutip Forbes, pejabat WHO mengatakan saat upaya penyelamatan, banyak orang yang terjebak di bawah reruntuhan dan terhalang oleh suhu beku di bawah 23 derajat Fahrenheit. Beberapa kali gempa susulan sempat memicu kepanikan lagi.
Sehari berselang setelah gempa pada hari Senin, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan bahwa peluang untuk menemukan korban yang selamat semakin kecil, terlebih menurut tim penyelamat yang turun ke lapangan, setidaknya ada 312 kali gempa susulan dengan kekuatan rata-rata di atas 6 SR.
Situasi Terkini Gempa Turki-Suriah
Menurut laporan BBC News, tak lama setelah gempa, drone diterbangkan untuk melihat kondisi kehancuran, terutama di wilayah Hatay, yang menjadi wilayah perbatasan antara Turki dan Suriah.
Rekaman itu memperlihatkan seluruh bangunan di wilayah Hatay runtuh dengan menyisakan beberapa puing-puing bangunan.
Pakar tanggap bencana, Prof Lucy Easthope, menganjurkan kepada mereka yang hendak memberikan bantuan agar jangan memberikan dalam bentuk barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan.
“Hal yang paling penting dan membantu saat ini adalah uang. Ada banyak organisasi non-pemerintah dan badan amal serta organisasi pemerintah yang kini sedang berusaha membantu,” ungkap Prof Lucy.
"Ini bukan karena ingin menyulitkan atau berusaha menekan niat baik, tapi saya tidak bisa membuat orang terkesan dan saya sering men-twit tentang hal ini, betapa tidak bergunanya barang sumbangan yang tidak diinginkan," kata dia.
Juru bicara kementerian luar negeri Korea Selatan mengatakan akan menawarkan bantuan kemanusiaan darurat senilai 5 juta dolar AS kepada Turki dan mengirimkan 110 petugas untuk mendukung proses pencarian dan penyelamatan, lengkap dengan suplai medis.
Saat ini tim penyelamat dari Tiongkok telah membawa 20 ton perlengkapan dan peralatan medis serta penyelamatan lainnya, termasuk empat anjing pelacak guna melancarkan penyelamatan korban gempa.
China juga berkomitmen akan memberikan bantuan darurat tahap pertama sebesar 40 juta yuan atau sekitar 5,9 juta dolar AS kepada Turki.
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Alexander Haryanto