Menuju konten utama

Apa Itu Game Role Play TikTok dan Bagaimana Memainkannya?

Apa itu game roleplay yang viral di TikTok dan bagaimana cara memainkannya?

Apa Itu Game Role Play TikTok dan Bagaimana Memainkannya?
Ilustrasi Penggemar Roleplay. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Beberapa waktu lalu viral di jagat sosial media TikTok seorang ayah yang memarahi anak perempuannya karena sang anak bermain roleplay.

Diduga ayah dari anak itu naik pitam karena roleplay yang dimainkan oleh anaknya tidak pantas dilakukan oleh anak seusianya.

Roleplay apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti “bermain peran”. Maksudnya adalah seseorang yang melakukan permainan ini akan memainkan peran sesuai tokoh yang dimainkannya.

Misalnya seseorang bisa pura-pura menjadi seorang tokoh idola, ibu, bapak, anak, atau mungkin karakter profesi tertentu lainnya.

Sebelum era internet, bermain roleplay adalah hal yang biasa dilakukan oleh anak dalam permainan di dunia nyata.

Tentu, kita pasti ingat bagaimana pada zaman dulu bermain bersama teman dengan pura-pura membentuk sebuah keluarga dengan memainkan peran sebagai ibu, ayah, anak, hingga kakak.

Tidak ubahnya seperti permainan peran tersebut, roleplay yang populer di TikTok juga dilakukan dengan cara demikian.

Akan tetapi, platform yang digunakan adalah aplikasi digital yang memungkinkan seseorang tidak berinteraksi langsung. Tapi, memainkan secara online peran yang mereka pilih.

Roleplay online memungkinkan seseorang menutupi identitas sesungguhnya dari lawan main roleplay. Maka tak heran, apabila anak di bawah umur bisa memainkan peran orang dewasa dan cenderung lebih bebas saat memainkan perannya.

Terlepas dari segala kontroversinya di dunia maya, bermain roleplay ternyata memiliki dampak positif bagi anak apabila dilakukan dengan tepat.

Manfaat Role Play Apabila Dilakukan dengan Tepat

Therapy Focus memaparkan tiga manfaat utama bagi anak saat memainkan peran, meliputi:

1. Meningkatkan kemampuan berbahasa dan komunikasi

Anak dapat mengetahui dan menambah kosa kata baru sesuai dengan roleplay yang dimainkan. Anak juga dilatih untuk mempraktikkan perbendaharaan kata yang dimilikinya dalam sebuah roleplay.

Dengan permainan ini, anak juga dilatih untuk berkomunikasi dan menyampaikan pendapatnya dalam sebuah roleplay. Sebuah studi mengungkapakan bahwa dengan bermain roleplay, kemampuan berkomunikasi anak dapat meningkat.

2. Menumbuhkan kreativitas dan imajinasi

Dengan bermain peran, anak dapat membangun dunia fantasinya sendiri sekaligus dapat menjadi seseorang yang baru. Dengan kreativitas dan imajinasi anak, ia dapat mengubah kardus menjadi roket, rumah atau istana. Anak juga dapat menjadi apa yang ia cita-citakan, seperti menjadi dokter, astronot, atau guru. Daya kreativitas dan imajinasi anak kemudian akan berkembang seiring dengan permainan perannya.

3. Mengembangkan kemampuan berfikir dan memecahkan masalah (problem solving)

Ketika bermain peran, anak akan menumbuhkan kemampuan kognitif. Bermain peran memerlukan aturan saat ia harus berpura-pura menjadi seseorang atau sesuatu. Hal ini membuat anak harus menganalisis dan mencocokkan situasi agar permainan bisa berjalan.

Anak mungkin juga dihadapkan pada situasi yang tidak sesuai dengan rencananya dan dibutuhkan penyelesaian untuk hal itu. Misal, ia dan teman roleplay-nya menginginkan dua hal yang berbeda, mereka kemudian akan mencari solusi agar permainan mereka tetap berjalan. Hal ini dapat melatih kemampuan menyelesaikan masalah sekaligus kemampuan berdiskusi pada anak.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra