Menuju konten utama

Apa Bunyi Hukum Hooke, Sejarah dan Rumus Persamaannya

Berikut ini adalah penjelasan bagaimana bunyi Hukum Hooke, rumus persamaan dan sejarahnya yang ditemukan Robert Hooke.

Apa Bunyi Hukum Hooke, Sejarah dan Rumus Persamaannya
Ilustrasi Fisika. foto/IStockphoto

tirto.id - Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pegas. Ukuran elastisitas sebuah pegas berbeda-beda sesuai dengan ukuran kekuatan pegas tersebut.

Ukuran kekuatan sebuah pegas sendiri disebut modulus elastis yang dikenal sebagai konstanta pegas (k), demikian seperti dikutip Jurnal FKIP Universitas Syiah Kuala yang ditulis Elisa dan Yenni Caludya (2016).

Konstanta pegas merupakan karakteristik dari suatu pegas. Besarnya konstanta pegas dipengaruhi oleh besarnya gaya pemulih.

Kemudian, gaya tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor dari besarnya jarak simpangan yang diberikan pada pegas dan oleh faktor tetapan pegas itu sendiri.

Faktor nilai tetapan pegas itu juga mempengaruhi periode yang dialami oleh pegas tersebut sehingga juga dapat mempengaruhi frekuensi dari pegas tersebut.

Untuk menentukan nilai dari tetapan pegas tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu cara statis dan cara dinamis.

Yang mana, cara statis merupakan cara yang digunakan untuk menetukan nilai konstanta pegas dengan menghitung pertambahan panjang pegas ketika diberi beban (W).

Sedangkan, cara dinamis dilakukan apabila pegas yang telah diberi beban tadi dihilangkan bebannya maka pegas akan mengalami getara selaras.

Lalu, bagaimana bunyi Hukum Hooke, rumus persamaan dan sejarahnya. Simak ulasannya melalui uraian berikut ini!

Bunyi Hukum Hooke dan Rumus Persamaannya

Hukum Hooke menyatakan bahwa pada daerah elastis suatu benda, besarnya pertambahan panjang sebanding dengan gaya yang bekerja pada benda itu, yang selanjutnya dapat ditulis F ~ Δx atau ditulis F = k Δx.

Keterangan:

F = gaya

Δl = pertambahan panjang

k = konstanta pegas

Yang mana, persamaan tersebut menunjukkan bahwa perubahan panjang benda sebanding dengan gaya yang diberikan, yang nilainya dinyatakan dengan konstanta pegas (k).

Sesuai hukum Newton III, maka gaya beban pada bahan kenyal akan mendapat reaksi berupa gaya F yang besarnya sama tetapi arhanya berlawanan.

F(x) = -k. Δx (ada tanda negatif)

Sejarah Hukum Hooke

Hubungan antara gaya yang meregangkan pegas dan pertambaahan panjangnya pada daerah elastis pertama kali diselidiki oleh Robert Hooke (1635-1703), demikian seperti dikutip modul Fisika kelas XI SMA (2020).

Menurut Robert Hooke, benda dibedakan menjadi dua jenis, antara lain benda yang bersifat plastis dan benda yang bersifat elastis.

Yang mana, benda yang bersifat plastis adalah benda yang mengalami perubahan ketika dikenai gaya dan benda itu tidak bisa kembali ke bentuk semula setelah gaya yang diberikan hilang.

Sementara untuk benda elastis adalah benda yang mengalami perubahan ketika dikenai gaya dan benda itu bisa kembali ke bentuk semula ketika gaya tersebut dihilangkan. Contohnya saja, busur panah, peer, gelang karet, dan ketapel.

Menurut Hooke, pegas yang lebih mudah meregang seperti karet gelang akan mengalami pertambahan panjang yang lebih besar walaupun gaya yang diberikan relatif kecil.

Begitupun sebaliknya, pegas yang sulit meregang seperti halnya pegas baja, akan mengalami pertambahan panjang yang relatif sedikit, walaupun diberi gaya yang cukup besar.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Maria Ulfa

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Maria Ulfa
Editor: Yantina Debora