tirto.id - Dalam periodisasi musik Eropa, era sekitar tahun 1600 hingga 1750 dikenal sebagai zaman Barok. Ciri khas zaman ini yang membedakan dengan periode lainnya adalah karakter megah, penuh dramatisasi, kaya ornamen, dan bersemangat.
Karakteristik ini pertama kali muncul di Italia ketika para musisi kerap melahirkan karya-karya untuk kepentingan liturgi gereja Katolik Romawi. Dipengaruhi religiositas yang kental, musik Barok banyak bermunculan dengan bentuk nyanyian dalam opera, oratorio, dan cantata. Sementara bagi para musisi yang memainkan instrumen, ciri Barok bisa ditemukan dalam berbagai sonata, concerto, dan overture.
Di antara nama-nama besar komponis Italia yang muncul di periode ini, salah satu yang paling penting dan luas pengaruhnya adalah Antonio Vivaldi. Dia pastor Katolik yang menciptakan "Le Quattro Stagioni", "The Four Seasons"--musik yang menggambarkan suasana keempat musim di dunia.
Antonio Lucio Vivaldi lahir di Venice pada 1678. Vivaldi kecil mengenal dunia musik pertama kali dari ayahnya, Giovanni Batista--pemain biola di orkestra San Marco Basilica di Venice. Perkenalan itu membuat Vivaldi menekuni biola hingga diterima menjadi pemain biola di St. Mark’s Basilica pada 1696. Di usianya yang baru 25 tahun, ia juga menjadi maestro di violino di Ospedale della Pietà, biara sekaligus panti asuhan yang memberikan pendidikan musik. Konon, sebagian besar karya musiknya dihasilkan ketika ia aktif di tempat ini.
Di Italia, beberapa institusi seperti Ospedale della Pietà dikenal karena memberikan akses pendidikan yang baik bagi anak-anak terlantar atau anak-anak dari keluarga miskin. Tiap anak laki-laki diajarkan cara bekerja dan berdagang, sementara anak perempuan diberikan pendidikan musik. Oleh karena itu, banyak karya Vivaldi dibuat untuk kepentingan liturgi gereja di kelompok musik perempuan usia remaja.
Setahun setelah bekerja sebagai instruktur biola, pada 1704 ia didaulat untuk merangkap pekerjaan sebagai guru viola. Karena cukup jauh berbeda secara teknis, dua jenis alat musik itu membuat Vivaldi agak kerepotan. Alasannya, karena sebagai instruktur multi-instrumen, ia juga dituntut untuk menghasilkan karya-karya oratoria atau sonata setiap kali ada acara penting. Ia juga harus mengajar teori musik secara paralel.
Selain menjadi musisi penuh waktu, Vivaldi juga tertarik untuk menekuni komposisi. Konon, salah satu pelajaran komposisi musik pertama Vivaldi didapatkan dari Giovanni Legrenzi, komponis musik Barok yang cukup tenar dan Maestro di capella di Basilika Santo Markus.
Dalam Vivaldi: Genius of the Baroque (1957:38) Marc Pincherle mencatat, pada 1705 koleksi pertama dari karya Vivaldi diterbitkan oleh Giuseppe Sala. Karya Opus 1 itu berupa kumpulan 12 sonata untuk dua biola dan bas yang mengambil gaya konvensional. Empat tahun kemudian, Opus ke-2 diterbitkan.
Tahbisan Pastor Katolik dan Concerto
Di luar urusan musik, Vivaldi ditahbiskan menjadi pastor di usia muda. Setelah dibaptis tidak lama setelah kelahirannya, pada 1693 di usia yang baru 15 tahun, ia mulai mengenyam pendidikan calon pastor. Sepuluh tahun kemudian ia ditahbiskan sekaligus mendapat julukan il Prete Rosso--pastor merah, merujuk pada warna rambutnya yang merah.
Namun, setahun kemudian ia dibebaskan dari segala tugas pelayanan liturgi ekaristi karena kondisi kesehatannya yang labil. Sejak kecil, Vivaldi telah diklaim mengalami gangguan pernapasan strettezza di petto atau penyempitan rongga dada, sejenis penyakit asma. Selain kesulitan dalam menjalankan tugas ekaristi, penyakit ini juga membuatnya gagal menekuni instrumen musik tiup.
Meski dibebastugaskan, tapi Vivaldi tidak pernah meninggalkan profesinya itu. Terbukti dalam catatan kematian di kota Vienna, kota tempat ia meninggal, nama Antonio Vivaldi diberi identitas sebagai pastor sekuler. Walter Kolneder dalam Antonio Vivaldi: Documents of His Life and Works (1970:29) mencatat kesaksian Ernst Ludwig Gerber, komponis Protestan yang sempat menyebutkan bahwa kalung rosario selalu ada di tangan Vivaldi setiap saat, kecuali ketika ia sedang mengambil pena untuk menulis musik.
Setelah Opus 2 diterbitkan, terobosan penting dalam karier komposisi musik Vivaldi terjadi pada 1711. Karyanya berupa 12 komposisi concerto untuk biola dan iringan ansambel gesek diterbitkan oleh Estienne Roger di Amsterdam. Karya opus 3 bertajuk "L’estro Armonico" ini didedikasikan untuk Pangeran Ferdinand dari Tuscany. Konon, sang pangeran memang gemar memberikan sponsor untuk para musisi seperti Alessandro Scarlatti dan George Frideric Handel.
Setelah sukses besar di Eropa, pada 1714 Vivaldi menerbitkan opus 4 dengan tajuk "La Stravaganza" yang merupakan koleksi concerto untuk biola dan ansambel gesek.
Setelah itu, karier musiknya semakin menanjak. Ia kian sering berkeliling Italia dan Eropa untuk bermusik. Sejak 1718, Ospedale della Pietà setuju untuk membayar honor sejumlah 2 Sequins-- sejenis mata uang berupa logam emas--kepada Vivaldi untuk mengerjakan dua concerto per bulan, dan berlatih bersama orkestra setidaknya 5 kali jika ia sedang di Venice.
Mahakarya The Four Seasons dan Akhir Hidup yang Miskin
Pada abad ke-18, jenis hiburan paling populer di Italia adalah Opera. Hal ini membawa keuntungan besar bagi Vivaldi yang makin beken di Eropa. Karya opera pertamanya, Ottone in Villa, ditampilkan untuk pertama kali di gedung teater Garzerie di kota Vicenza pada 1713. Setahun kemudian, ia ditunjuk menjadi impresario, orang yang bertugas sebagai organisator dalam pertunjukan musikal di Teatro San Angelo di Venice. Di gedung itulah karya operanya, Orlando finto Pazzo, ditampilkan. Namun, karya itu tidak disukai publik dan hanya bertahan beberapa pekan sebelum akhirnya digantikan dengan karya lain.
Meski demikian, Vivaldi tidak berhenti berkarya. Pada 1717 ia bahkan ditunjuk menjadi Maestro di Capella di gedung pemerintahan Pangeran Philip of Hesse-Darmstadt, Gubernur Provinsi Mantua, Italia. Di sana ia membuat beberapa karya opera.
Tiga tahun setelah tinggal di Mantua, Vivaldi mengunjungi Milan dan menampilkan karya opera pastoralnya La Silvia, sebelum pindah lagi ke kota Roma. Di Roma ia sempat diundang oleh Paus Benediktus XIII yang baru terpilih untuk menampilkan karyanya.
Di masa inilah mahakarya "The Four Seasons" ia kerjakan yang membuat namanya kemudian dikenal bahkan ratusan tahun sejak kematiannya. Beberapa sumber menyebutkan karya ini mulai ia kerjakan sejak sebelum tinggal di Mantua. "The Four Seasons" yang berupa kumpulan musik empat musim (semi, panas, gugur, dan dingin) menampilkan ekspresi Vivaldi dalam merasakan tiap musim.
Jika sebelumnya karya musik dihasilkan secara teknis, dalam "Four Seasons" Vivaldi seakan menggebrak dengan hal baru berupa representasi alam. Hal itu ditunjukkan dalam ekspresi bunyi nyanyian burung, raungan hewan, suasana air terjun, bahkan penggambarannya akan kesunyian malam hari. Keempat musim itu dibentuk dengan 3 bagian di masing-masing musim dengan karakter bervariasi seperti allegro, adagio, largo, dan presto. Michel-Charles Le Cène memublikasikan karya ini di Amsterdam pada 1725.
Antara tahun 1725 hingga 1729 ia menghasilkan 5 karya concerto lagi sebelum memutuskan untuk berhenti memublikasikan karya. Ia sadar bahwa memproduksi manuskrip karyanya untuk dijual secara individual lebih menguntungkan secara finansial. Ia juga menjadi semakin kaya karena gedung-gedung teater di Italia dan beberapa anggota keluarga kerajaan setuju memberinya upah untuk karya opera dan bekerja sebagai impresario lagi.
Namun, kesuksesan itu tidak berlangsung terlalu lama. Memasuki tahun 1730-an, Vivaldi mulai kesulitan keuangan karena musiknya mulai dianggap kuno oleh publik Venice. Oleh karena itu, ia mulai banting harga dan menjual manuskripnya untuk modal kepindahannya ke Vienna. Raja Charles VI memberinya harapan untuk menjadi komponis kerajaan.
Setibanya di Vienna, ia tinggal di sebuah rumah dekat Kӓrntnertorthearer. Namun malang, Raja Charles VI meninggal pada 1740 dan membuat Vivaldi kehilangan patron kerajaan. Ia menjadi semakin miskin dan kehilangan pekerjaan tetap. Vivaldi meninggal pada malam hari tanggal 28 Juli 1741, tepat hari ini 280 tahun lalu.
Editor: Irfan Teguh