Menuju konten utama

Angka Penderita Infeksi Menular Seksual di Kota Bekasi Meningkat

Penderita Infeksi Menular Seksual di kota Bekasi mengalami peningkatan di sepanjang 2019. 

Angka Penderita Infeksi Menular Seksual di Kota Bekasi Meningkat
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kota Bekasi, Dezy Syukrawati. Megapolitan.Antaranews.Com/Pradita Kurniawan Syah

tirto.id - Sepanjang 2019, tren angka penderita Infeksi Menular Seksual (IMS) pada kota Bekasi mengalami peningkatan.

Meski angka penderita IMS hingga bulan Agustus 2019 belum melebih angka IMS pada tahun sebelumnya, namun ditakutkan pada 4 bulan tersisa pada kalender 2019 jumlah 696 kasus pada tahun ini akan bertambah atau bahkan menyalip kasus IMS di 2018 yang mencapai 760.

Hal ini yang kemudian menjadi perhatian Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pada Dinas Kesehatan Kota Bekasi Dezy Syukrawati di Bekasi, pada Selasa (27/8/2019) kemarin, seperti dikutip dari Antara.

“Meski angkanya masih jauh dari tahun sebelumnya, penyakit ini perlu diwaspadai warga Bekasi karena mudah menular melalui perilaku seks bebas, gonta-ganti pasangan tanpa mengindahkan norma agama dan sosial,” jelas Dezy.

Dezy menambahkan bahwa faktor kemajemukan masyarakat turut memberi andil dalam penyebaran IMS.

Perilaku dan gaya hidup masyarakat yang bebas melakukan tindakan apapun turut menjadi sumber munculnya banyak penyakit menular seksual.

Salah satu yang paling sering muncul ialah klamidia, yang disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis.

Penyakit ini selain mudah menular melalui hubungan seksual, juga mampu ditularkan oleh sang ibu ke bayinya pada proses kehamilan.

Meski penyakit menular seksual ini bisa disembuhkan melalui pengobatan rutin, menurut Dezy, hal itu juga harus ditopang dengan menghilangkan kebiasaan seks bebas.

”Penyakit infeksi seks menular ini pada dasarnya bisa disembuhkan dengan cara meminum obat rutin yang sudah diberikan dokter, yang lebih baik lagi tidak melakukan seks secara bebas,”

Lebih lanjut, Dezy menyayangkan sikap mantan pengidap penyakit menular seksual yang justru tidak kapok melakukan seks bebas ketika berhasil sembuh.

“Begitu terus terulang. Padahal rawan terpapar HIV, seharusnya sudah tidak berperilaku seperti itu,” ungkapnya”

Dezy mengatakan bahwa saat ini, Dinas Kesehatan Kota Bekasi sedang mendorong program dari Kementerian Kesehatan kepada kelompok yang berisiko tinggi mengalami penyakit menular seksual, yaitu Pekerja Seks Komersial (PSK), kelompok LGBT, dan kalangan ibu hamil.

”Dua tahun ini, penderita IMS ditemukan dari kalangan kelompok LGBT, pekerja seksual dan ibu hamil,” jelasnya.

Selain itu, pemeriksaan terhadap ibu hamil ini diperlukan untuk pencegahan. Sebab, mereka yang sudah positif menderita IMS dan tengah mengandung maka rentan akan menularkan penyakit tersebut kepada anak yang dikandungnya.

Bagi warga Bekasi yang ingin memeriksakan diri terkait IMS seperti HIV/AIDS, puskesmas dan RSUD Kota Bekasi sudah menyiapkan klinik VCT (Voluntary Counseling and Testing), dan jika terindikasi positif, maka akan diadakan sesi konseling secara pribadi dan tertutup.

Baca juga artikel terkait PENYAKIT SEKSUAL atau tulisan lainnya dari Wisnu Amri Hidayat

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Wisnu Amri Hidayat
Penulis: Wisnu Amri Hidayat
Editor: Yandri Daniel Damaledo