tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai 26,36 juta orang atau setara dengan 9,57 persen dari total jumlah penduduk pada September 2022. Angka ini meningkat 200.000 orang jika dibandingkan Maret 2022 sebelumnya yang hanya tercatat 26,16 juta orang atau 9,54 persen.
"Jadi September ini tingkat kemiskinan kita naik tipis 0,03 persen," kata Kepala BPS, Margo Yuwono, dalam rilis BPS di Jakarta, Senin (16/1/2023).
Dia menyebut, kenaikan angka kemiskinan ini terjadi setelah adanya kenaikan harga barang kebutuhan pokok. Hal ini sebagai akibat dari kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM.
"Jadi kenaikan harga BBM diiringi dengan peningkatan kemiskinan," katanya.
Jika dilihat, pada September 2022, komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan, baik di perkotaan maupun di pedesaan, pada umumnya hampir sama. Beras masih memberi sumbangan terbesar yakni sebesar 18,98 persen di perkotaan dan 22,96 persen di pedesaan.
Kedua rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap garis kemiskinan 11,10 persen di perkotaan dan 10,48 persen di pedesaan. Komoditas lainnya yaitu daging ayam ras (4,43 persen di perkotaan dan 3,03 persen di pedesaan), telur ayam ras (4,10 persen di perkotaan dan 3,47 persen di pedesaan), mie instan (2,44 persen di perkotaan dan 2,22 persen di pedesaan), gula pasir (1,82 persen di perkotaan dan 2,51 persen di pedesaan).
Sedangkan komoditas bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada garis kemiskinan perkotaan dan perdesaan adalah perumahan (9,12 persen di perkotaan dan 8,51 persen di pedesaan), bensin (3,91 persen di perkotaan dan 3,57 persen di perdesaan), dan listrik (2,85 persen di perkotaan dan 1,57 persen di pedesaan).
Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2022–September 2022, jumlah penduduk miskin perkotaan naik sebesar 0,16 juta orang, sedangkan di pedesaan naik sebesar 0,04 juta orang. Adapun terlihat bahwa persentase penduduk miskin terbesar berada di wilayah Pulau Maluku dan Papua, yaitu sebesar 20,10 persen. Sementara itu, persentase penduduk miskin terendah berada di Pulau Kalimantan, yaitu sebesar 5,90 persen.
Dari sisi jumlah, sebagian besar penduduk miskin masih berada di Pulau Jawa (13,94 juta orang), sedangkan jumlah penduduk miskin terendah berada di Pulau Kalimantan (0,99 juta orang).
Untuk diketahui, angka kemiskinan tersebut dihitung dari garis kemiskinan pada September 2022 sebesar Rp535.547,00 per kapita per bulan, dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp397.125,00 (74,15 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp138.422,00 (25,85
persen).
Pada September 2022, secara rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,34 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp2.324.274,00/rumah tangga miskin/bulan.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin