tirto.id - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melatih sekitar 2.500 santri di pondok pesantren (ponpes) setiap tahun untuk memiliki keterampilan dasar di bidang konstruksi infrastruktur. Namun, pelatihan tersebut tidak dimaksudkan untuk mengarahkan para santri menjadi tukang bangunan.
Program yang menjadi arahan Presiden Prabowo Subianto itu merupakan bagian dari komitmen pemerintah menjaga budaya swasembada di lingkungan ponpes, yang selama ini sering melibatkan peran santri.
"Kita cuma kasih pelajaran dasar aja, enggak lebih, enggak kurang. Bukan kemudian kita mengarahkan santri menjadi tukang, enggak begitu juga. Hanya punya basic lah, gitu aja sih," kata Menteri Pekerja Umum (PU) Dody Hanggodo kepada wartawan usai memberikan Kelas Umum pada peserta P3N Angkatan XXVI Tahun 2025 di Gedung Lemhannas RI, Jakarta, Senin (17/11/2025).
Dody menegaskan bahwa pelatihan konstruksi tersebut tidak bersifat wajib, melainkan terbuka sesuai minat para santri.
"Jadi karena sudah menjadi arahan dari Bapak Presiden, makanya pendidikan (pelatihan) santri itu kan bagi yang memang punya keinginan, kalau enggak ya enggak," ujar Dody.
Ia menjelaskan bahwa program tersebut terus berjalan dan ditargetkan berlangsung setiap tahun dengan sasaran 2.500 santri.
"Iya, setiap tahun kita lakukan (pelatihan 2.500 santri) tapi ya bergantung ini ya, bisa kita target 2.500, tapi ternyata yang minat cuma 500, berarti ya cuma 500. Jadi tergantung keinginan juga," jelasnya.
Untuk tahun ini, Dody mengaku belum dapat memastikan total santri yang sudah mengikuti pelatihan tersebut.
"Kayanya lagi berjalan sekarang oleh teman-teman pembina konstruksi. Detailnya (berapa) saya enggak tahu, mesti tanya temen-temen (pembina). Tapi lagi berjalan."
Penulis: Natania Longdong
Editor: Hendra Friana
Masuk tirto.id







































