Menuju konten utama

Alasan BMW dan VW Enggan Produksi Mobil Listrik di Indonesia

Para produsen mobil listrik itu masih enggan masuk Indonesia karena minimnya pengisi daya.

Alasan BMW dan VW Enggan Produksi Mobil Listrik di Indonesia
Pengisian Mobil Listrik saat Pengisian Umum. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan merayu produsen otomotif Eropa, Volkswagen (VW) dan BMW agar mau memroduksi mobil listrik di Indonesia. Baik BMW maupun VW masih pikir-pikir dengan alasan Indonesia masih minim stasiun pengisi daya.

Luhut mengunjungi pusat fasilitas BMW di Munchen, Jerman. Ia melanjutkan kunjungannya ke kantor pusat Volkswagen (VW) di Hannover, Jerman.

Saat bertemu dengan pihak BMW, Luhut menuturkan pemerintah Indonesia menyiapkan beberapa insentif untuk pabrikan-pabrikan mobil listrik seperti adanya keringanan pajak.

"Karenanya kami berharap Anda bersedia mempertimbangkan untuk membuka fasilitas pembuatan mobil listrik di Indonesia. Kami juga menginginkan adanya keragaman produsen, sehingga tidak ada monopoli satu merk saja," kata Luhut, seperti dilansir dari Antara, Senin (2/12/2019).

Ongkos produksi yang murah juga bisa didapat di Indonesia karena saat ini ada pembangkit hidro yang harganya kompetitif.

Luhut juga meyakinkan BMW akan dapat menghemat biaya jika membuka pabriknya di Indonesia.

"Mobil-mobil produksi BMW memakai CATL baterai dari China dan Samsung dari Korea Selatan, jika mereka pindah ke Indonesia mereka bisa langsung berhubungan dengan produsennya," katanya.

Vice President Market Development Jochen Scharrer mengatakan BMW telah memproduksi mobil elektrik sejak tahun 2014 dan pada tahun 2020-2025 diharapkan jumlah produksi mobil listrik dan mobil hybridnya akan berimbang.

"Kami berencana meluncurkan 12 mobil listrik baru hingga tahun 2025. Masalah kami, baik di Indonesia atau negara-negara lain untuk mengajak konsumen membeli mobil listrik yaitu kurangnya tempat pengisian daya. Pengguna mobil ini lebih suka mengisi daya di rumah atau mungkin di kantor," katanya.

Hal senada disampaikan oleh pihak VW. Ketika ditanya Menko Luhut mengapa VW belum menjual produk mobil listriknya ke Indonesia, mereka berdalih bahwa secara infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisi daya di Indonesia yang dinilai belum siap.

Menanggapi hal tersebut, Luhut meresponsnya dengan mengatakan perusahaan listrik negara, PLN dan PT Pertamina telah mulai membangun beberapa stasiun pengisi daya listrik, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Jakarta, Tangerang, Bali, dan Bandung.

"Saat ini kami sedang terus mengembangkan infrastruktur pendukung dalam rangka menyediakan infrastruktur bagi kendaraan bermotor berbasis baterai, sesuai dengan Perpres (Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019)," katanya.

Luhut pun menyebut PLN menargetkan pemasangan 160 titik charging station kendaraan listrik pada tahun 2020 mendatang. Sedangkan Pertamina sejauh ini sudah mendirikan empat stasiun pengisi daya listrik.

Baca juga artikel terkait MOBIL LISTRIK

tirto.id - Otomotif
Sumber: Antara
Penulis: Nurul Qomariyah Pramisti
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti