Menuju konten utama

Akad KUR Massal, Menteri UMKM Optimis Lapangan Kerja Meluas

Akad Massal Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) menyasar 800.000 debitur UMKM di 38 provinsi.

Akad KUR Massal, Menteri UMKM Optimis Lapangan Kerja Meluas
Akad Massal KUR 800.000 Debitur Digelar. foto/DOk. Kementerisn UMKM

tirto.id - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berkolaborasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman, pemerintah daerah, lembaga keuangan, serta para pemangku kepentingan terkait menggelar Akad Massal Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi 800.000 debitur UMKM di 38 provinsi.

Kegiatan akbar ini merupakan upaya strategis pemerintah untuk meningkatkan produktivitas UMKM sekaligus menciptakan lapangan kerja yang berkualitas dan berkelanjutan.

Menteri UMKM RI, Maman Abdurrahman, yakin bahwa penyaluran KUR tahun 2025 sebesar Rp300 triliun akan memberikan dampak signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja nasional. Adapun jumlah penerima KUR tersebut terdiri atas 2,34 juta debitur baru dan 1,17 juta debitur graduasi.

“Dari total target sekitar 3,5 juta debitur yang kami distribusikan melalui program KUR, setiap entitas usaha mampu menyerap 2 hingga 3 tenaga kerja," kata ujar Menteri Maman saat menghadiri Acara Akad Massal KUR 800.000 Debitur dan Peluncuran Kredit Program Perumahan di Surabaya, Selasa (21/10).

Maman menambahkan, berdasarkan kalkulsi di atas, 7 hingga 9,5 juta pekerja bakal terserap melalui program KUR tersebut.

Saat ini, KUR yang disalurkan kepada lebih dari 3,7 juta debitur UMKM, termasuk debitur baru dan debitur graduasi, tercatat lebih dari Rp218 triliun.

Realisasi penyaluran ke sektor produksi mencapai Rp132,5 triliun atau 60,6 persen dari total penyaluran. Dengan capaian demikian, tahun 2025 menjadi tahun bersejarah sebab untuk pertama kalinya alokasi KUR sektor produksi menembus angka di atas 60 persen.

“Alhamdulillah, berkat arahan Bapak Presiden, untuk pertama kalinya di era Presiden Prabowo Subianto, alokasi KUR ke sektor produksi mencapai 60 persen, sebuah capaian yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Menteri Maman.

Maman menegaskan, angka 60 persen ini penting lantaran saat KUR dialokasikan ke sektor produksi, dampak ekonominya jauh lebih luas dan penyerapan tenaga kerjanya lebih besar.

Menteri Maman berharap momentum akad massal ini menjadi komitmen bersama antara kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan lembaga keuangan untuk terus memperkuat dukungan terhadap pengusaha UMKM di seluruh Indonesia.

Dalam kegiatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa target penyaluran KUR sebesar Rp300 triliun pada 2025 harus semakin difokuskan ke sektor-sektor produktif.

"Usaha-usaha produktif biasanya mempekerjakan tiga sampai lima tenaga kerja. Jadi, peningkatan KUR di sektor ini akan menambah jumlah tenaga kerja di bidang wirausaha,” kata Menteri Airlangga.

Airlangga menambahkan, bersama Menteri Maman, pemerintah juga mendorong peningkatan target penyaluran KUR ke sektor produksi dari 60 persen pada 2025 menjadi 62 persen pada 2026.

Langkah ini merupakan bagian dari strategi berkelanjutan untuk memperkuat struktur ekonomi produktif nasional serta memastikan KUR menjadi instrumen efektif dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

(INFO KINI)

Penulis: Tim Media Servis