Di usianya saat ini, Rasminah (32) telah menikah hingga 4 kali. Losarang, Indramayu (2/12/17). tirto.id/Hafitz Maulana,
Kondisi rumah tinggal Rasminah (32) di Losarang, Indramayu (2/12/17). tirto.id/Hafitz MaulanaDereta potret foto masa muda Rasminah (32) menjadi hiasan dinding rumahnya, Losarang, Indramayu (2/12/17). tirto.id/Hafitz MaulanaTali ayunan bayi yang membentang dari sudut rumah tinggal Rasmina (32), Losarang, Indramayu (2/12/17). tirto.id/Hafitz MaulanaSepeda balita yang biasa dimainkan anaknya Rasminah (32), Losarang, Indramayu (2/12/17). tirto.id/Hafitz MaulanaKondisi di dalam rumah Rasmina di Losarang, Indramayu (2/12/17). tirto.id/Hafitz MaulanaKamar tidur Rasminah (32) bersama 5 anak dan suaminya di Losarang, Indramayu (2/12/17). tirto.id/Hafitz MaulanaStiker perencanaan persalinan menempel di pintu depan rumah tinggal Rasminah (32), Losarang, Indramayu (2/12/17). tirto.id/Hafitz MaulanaPernikahan Rasminah (32) pertama saat usianya masih 13 tahun. Dirinya menikah untuk mengurangi beban ekonomi keluarganya di Losarang, Indramayu (2/12/17). tirto.id/Hafitz MaulanaDi usianya saat ini, Rasminah (32) telah menikah hingga 4 kali. Losarang, Indramayu (2/12/17). tirto.id/Hafitz Maulana,Di usianya saat ini, Rasminah (32) telah menikah hingga 4 kali. Losarang, Indramayu (2/12/17). tirto.id/Hafitz Maulana,Ardham (15) dan Ive (15), pasangan yang dipaksa menikah oleh orang tuanya untuk menghindari stigma 'bikin malu keluarga', Jatibarang, Indramayu (1/12/17). tirto.id/Hafitz Maulana23 tahun lalu, Nina (38) yang baru mengalami menstruasi pertama disuruh menikah oleh orang tuanya karena desakan ekonomi, Karangsong, Indramayu. tirto.id/Hafitz Maulana
Kabupaten Indramayu hanyalah satu dari beberapa tempat di Indonesia yang penduduknya memiliki angka tertinggi pernikahan anak. Setiap tahunnya 340 ribu anak Indonesia harus menikah di usia muda. Angka tersebut menempatkan Indonesia berada di peringkat ketujuh dunia dan runner up Asia Tenggara dalam hal pernikahan anak. Dampak dari pernikahan anak ini pun tidak main-main. Mulai dari meningkatnya angka perceraian, kekerasan dan eksploitasi (KDRT) hingga angka kematian ibu. Namun, jika dalih "menghindari zina" dan masalah ekonomi masih tetap dipertahankan untuk alasan perkawinan anak, kedepannya tidak menutup kemungkinan malah bikin melarat. tirto.id/Hafitz Maulana
Foto & Teks: Hafitz Maulana
Baca juga artikel terkait PERNIKAHAN ANAK atau tulisan lainnya
Kami menggunakan cookie untuk mengumpulkan dan menyimpan informasi tentang interaksi Anda dengan situs web Kami. Kami juga membagikan informasi penggunaan situs Kami oleh Anda dengan mitra iklan dan analitik. Data interaksi tersebut akan Kami gunakan sebagai bahan analisa untuk membuat produk/layanan terbaik sesuai preferensi pengguna.