tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,01 persen pada kuartal I-2022 (Q1) secara tahunan atau year on year (yoy). Angka ini meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni ekonomi Indonesia terkontraksi 0,74 persen yoy.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengklaim pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik dibandingkan negara lainnya. Misalnya Cina, Singapura, dan Korea Selatan yang masing-masing hanya mampu tumbuh 4,8 persen, 3,4 persen, dan 3,07 persen.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Jerman juga masih di bawah Indonesia. Masing-masing pertumbuhan di kedua negara itu tercatat hanya 4,29 persen dan 4,0 persen di kuartal I-2022.
"Ekonomi Indonesia pada pada triwulan I-2022 mampu tumbuh kuat sebesar 5,01 persen (yoy) dan hal ini lebih baik dari beberapa negara lainnya," kata Airlangga di Jakarta, Selasa (10/5/2022).
Airlangga mengatakan kinerja ekonomi ini tidak terlepas dari solidnya kerja sama antara pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan. Ia bilang utamanya dalam pengendalian COVID-19 dan menjalankan Program Pemulihan Ekonomi Nasional.
"Hasilnya, kepercayaan masyarakat maupun investor semakin menguat dalam mendorong aktivitas ekonomi nasional,” ujarnya.
Airlangga menyebut berbagai program PEN yang digulirkan oleh pemerintah berhasil mengakselerasi performa ekonomi di triwulan I, baik dari sisi lapangan usaha maupun sisi pengeluaran.
"Melalui pemberian insentif bagi dunia usaha, aktivitas produksi mampu terekspansi yang terlihat dari pertumbuhan positif pada mayoritas lapangan usaha," kata dia.
Mantan Menteri Perindustrian itu optimistis dengan pertumbuhan ini, sampai akhir tahun laju ekonomi Indonesia bisa mencapai 5 persen. Berbagai lembaga internasional seperti OECD, World Bank, ADB, dan IMF bahkan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada kisaran antara 5 persen hingga 5,4 persen.
"Dengan demikian pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global," pungkasnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Gilang Ramadhan