tirto.id - Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengatakan bahwa ada dua startup yang sebentar lagi akan menyandang gelar startup unicorn di Indonesia. Namun, ia tak mau menyebutkan nama perusahaan rintisan teknologi yang valuasinya akan melewati 1 miliar dolar AS tersebut.
Hanya saja, kata Airlangga, dua startup tersebut bergerak di bidang pendidikan dan artificial intelligence. Hal itu ia sampaikan dalam acara Kadin Enterpreneurship Forum 2019 di Hotel Shangrila, Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (27/2/2019).
"Sekarang ada dua perusahaan potensi jadi unicorn. Satu pendidikan, satu lagi menggunakan artificial intelligence. Sudah beroperasi di Silicon Valley. Itu karya anak-anak Indonesia," ujarnya.
Unicorn adalah istilah umum yang disematkan pada startup (perusahaan rintisan di bidang teknologi) dengan valuasi lebih dari satu miliar dolar AS. Kemunculannya di Indonesia sendiri baru dimulai dua tahun terakhir sehingga dihitung dengan jari.
Perusahaan teknologi transportasi Go-Jek menempati posisi pertama dengan valuasi mencapai 9,5 milar dolar AS. Selanjutnya, ada Tokopedia dengan valuasi perusahaan mencapai 7 miliar dolar AS serta Traveloka dengan valuasi 4,1 miliar dolar AS serta Bukalapak sebesar 1 miliar dolar AS.
Airlangga menyampaikan, pertumbuhan startup di Indonesia perlu didukung sebab memberikan efek pengganda yang cukup besar bagi perekonomian. Di samping itu, kata dia, pertumbuhan startup juga memberikan efek berantai bagi arus investasi, pertumbuhan industri dan penyerapan tenaga kerja.
Karena itulah, kata dia, pemerintah terus mendorong pengembangan infrastruktur dan teknologi digital yang mendukung implementasi industri 4.0. Hal itu meliputi internet of things (IoT), big data, cloud computing, artificial intelligence (AI), maupun virtual & augmented reality.
"Beberapa industri sudah ada yang implementasikan 4.0. Silakan lihat di Batam kita punya program di situ. Industri otomotif, Toyota Daihatsu sudah mulai. Industri mamin [makanan-minuman] Garuda food dan lain-lain juga, semua jalanin 4.0," tegasnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri