Menuju konten utama

Ahli Sebut Video Gim Bisa Sebabkan Gangguan Jiwa pada Anak & Remaja

Kecanduan bermain video gim ternyata berpengaruh pada kejiwaan seseorang, terutama usia remaja.

Ahli Sebut Video Gim Bisa Sebabkan Gangguan Jiwa pada Anak & Remaja
Pecandu game online. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Bermain video gim gim terlalu sering dalam jangka waktu yang cukup lama, dapat memengaruhi kesehatan, termasuk mata bahkan gangguan kejiwaan, terutama pada remaja.

Melansir dari Antara, Kepala Pusat Layanan Psikologi Pradnyagama Retno IG Kusuma menungkapkan bahwa remaja rentan menagami gangguan kejiwaan yang diakibatkan dari kecanduan permainan video (gim) baik dari gawai pribadi maupun dari kios internet yang bisa juga disebut Warung Internet (Warnet).

“Gangguan kejiwaan atau gangguan perkembangan serta gangguan emosi semakin tinggi terjadi pada anak-anak dan remaja akibat game online. Kecanduan bisa berdampak pada malas belajar dan prestasi menurun. Ketika tidak dituruti perintahnya, mereka mengamuk dan menunjukan perilaku-perilaku eksesif lainnya," ujar Retno yang juga berprofesi sebagai prikologi pada Antara, Sabtu (20/07/19).

Retno juga menambahkan bahwa perilaku eksesif lain yang ditunjukan remaja yang memiliki gangguan jiwa adalah belanja konten-konten yang disediakan oleh gim. Padahal harga konten yang ditawarkan bisa mencapai jutaan rupiah.

Akan tetapi gangguan kejiwaan tidak begitu saja langsung terjadi. Retno mengungkapkan bahwa gangguan jiwa bisa jadi muncul karena konten yang mengandung kekerasan dan konten lainnya yang serupa.

Konten tersebut akan mempengaruhi kejiwaan remaja dan memunculkan perilaku agresif seperti perubahan emosi, priskis dan juga pikiran.

Ia mengungkapkan bahwa bila remaja sedang stres bisa jadi melimpahkan emosi dengan kekerasan seperti yang ia lihat di game online.

“Nah, apalagi kalau remaja yang sedang stres gitu ya. Yang Cuma bisa dilihat adalah game dan kekerasan, mereka bisa melimpahkan emosinya ke sana. (Mereka) mulai belajar kalau caranya melakukan kekerasan pada orang itu begini,” ujarnya.

Ratna juga menambahkan, “Anak-anak biasanya suka gambar-gambar dan suara ya. Kalau sudah kecanduan, timbul lah halusinasi kinestetik. Misalnya, ketika mereka main sebuah permainan dengan audio yang mudah diingat, suaranya akan terus melekat pada si anak walaupun sedang tidak dimainkan.”

Hal ini yang mendasari bahwa anak-anak hingga remaja rentan mengalami gangguan jiwa akibat gim digital karena ketertarikan mereka terhadap visual lebh tinggi daripada kalangan umur yang lain.

Menurut Retno, halusinasi kinestetik merupakan kondisi ketika anggota badan seseorang bergerak seolah-olah sedang memainkan sebuah permainan dalam sebuah ruang.

Gangguan ini sering dialami para pecandu gim digital tak mengenal usia baik dari anak-anak, remaja, dewasa.

Retno mengemukakan bahwa penyembuhan seseorang dari kecanduan gim digital tergantung kepada penyebabnya juga didukung faktor lain seperti usia, tingkat keparahan kecanduan, dan rentang waktu kecanduan.

Faktor lain yang mendukung diantaranya faktor ekonomi, lingkungan sosial dan latar belakang pecandu.

“Kalau sumber (kecanduannya) karena kesepian atau dikucilkan di sekolah, berarti dia perlu beberapa teman atau dia butuh dukunga aktivitas. Kami akan datangkan bersama orang tuanya. Kami juga akan memodifikasi perilaku dan lingkungan agar bisa mengurangi aktivitas bermain game online dan gim digital,” ujar Retno menambahkan.

Retno mengharapkan dukungan penuh dari orang tua agar memberikan pengawasan dan pemahaman mengenai bahaya bermain gim digital.

Ia juga berharap orang tua mengarahkan anak untuk melakukan kegiatan lain seperti penyaluran hobi maupun ekstrakulikuler di sekolah yang tentunya akan membawa dampak positif bagi anak.

Infografik SC Main Gim

Infografik SC Main Gim. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait PERMAINAN atau tulisan lainnya dari Rachma Dania

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Rachma Dania
Penulis: Rachma Dania
Editor: Yandri Daniel Damaledo