tirto.id - Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Indonesia, Adhyaksa Dault, di Padang, Jumat (2/2/2018) mengungkapkan tidak akan memberikan toleransi bagi Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) masuk dalam pramuka.
"Kita boleh meniru teknologi dari negara lain, tetapi agama, adat istiadat dan budaya sendiri tetap harus dipertahankan. LGBT tidak sesuai dengan semua itu," kata Adhyaksa saat memberikan sambutan pada pelantikan Ketua Majelis Pembimbing Daerah dan Pengurus Kwartir Daerah 03 Gerakan Pramuka Sumatera Barat 2017-2022.
Dia mengaku, sikap tegas gerakan pramuka itu mendapatkan kritikan dari sejumlah pihak yang menilai sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Tapi pramuka, menurut dia, harus tetap pada komitmennya, karena LGBT adalah penyimpangan seks yang harus diberantas. Berantas dalam hal itu, ujarnya bukan mengedepankan kekerasan, tetapi dengan mendorong mereka untuk mengubah diri.
Penolakan tegas gerakan pramuka terhadap LGBT itu, katanya, sangat perlu karena dapat menular dengan mudah dan ujungnya bisa merusak mental generasi muda. Gerakan pramuka adalah wadah untuk mengembangkan potensi diri generasi muda, tidak boleh dicemari LGBT.
Penolakan terhadap LGBT itu sebelumnya juga sudah digaungkan pemerintah Sumatera Barat. Bahkan diskusi terkait upaya meminimalkan ruang gerak LGBT agar tidak merusak generasi muda sudah beberapa kali digelar.
Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit, yang juga ketua Kwartir Daerah 03 Gerakan Pramuka Sumatera Barat periode 2017-2022, mengatakan, LGBT tidak sesuai dengan adat budaya dan agama di sana.
Penegasan Ketua Kwartir Nasional Pramuka terkait LGBT itu menurutnya juga akan menjadi kebijakan gerakan pramuka di Sumatera Barat.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora