Menuju konten utama

8 Cara Atur Jadwal Bayi dan Balita: Jangan Lupa Tetapkan Prioritas

Cara mengatur jadwal bayi dan balita: mulaii dari menetapkan prioritas hingga tidak mengharapkan semua berjalan sempurna.

8 Cara Atur Jadwal Bayi dan Balita: Jangan Lupa Tetapkan Prioritas
Ilustrasi Bayi dan Batita. foto/istockphoto

tirto.id - Mengatur jadwal bayi atau balita sedini mungkin, seperti rutinitas tidur siang, menyusu, dan aktivitas menyenangkan lainnya bisa membuat hidup anak dan orang tua menjadi lebih mudah.

Menurut laman Parents, meskipun masa bayi atau balita anak-anak adalah sesuatu yang akan dilihat dan dihargai orang tua, rutinitas ini kadang bisa terasa membosankan, tetapi bagi si kecil, itu adalah waktu yang membahagiakan.

Contoh kasus saat sedang pergi berlibur, si kecil lebih memilih banyak waktu untuk bermain daripada makan, tentu saja ini bisa menjadi masalah jika ia melewatkan makan pagi atau tidur siangnya.

Berikut ini beberapa panduan untuk mengatur jadwal atau rutinitas anak yang bisa dilakukan oleh para orang tua seperti dilansir dari situs Baby Centre:

1. Jadikan Persiapan Sebagai Prioritas

Semua orang memiliki hari-hari di mana akan terburu-buru di pagi hari atau sebelum makan malam, dan biasanya semua aktivitas akan dicoba untuk diselesaikan sekaligus, padahal ini bukanlah cara yang baik.

"Melewatkan seluruh rutinitas anak saat Anda merasa kekurangan waktu biasanya bukanlah ide yang baik pada akhirnya," kata Marni Axelrad, Ph.D., psikolog anak di Texas Children's Hospital, di Houston.

"Kehancuran yang terjadi selanjutnya pasti akan membutuhkan waktu lebih lama untuk ditangani daripada jika Anda hanya terpaku pada jadwal di tempat pertama," lanjutnya.

Jika suka tidur malam lebih awal, lakukan persiapan pada malam sebelumnya (atau lakukan di pagi hari jika bangun pagi). Siapkan sarapan, rencanakan waktu camilan, atau kemas tas popok dan kereta dorong bayi untuk perjalanan yang telah direncanakan.

"Jika sepertinya rutinitas tidak bekerja empat atau lima pagi berturut-turut, mungkin inilah saatnya untuk mengubah rutinitas itu sendiri agar lebih cocok dengan hari Anda," tukas Dr. Axelrad.

2. Ajari bayi perbedaan antara siang dan malam

Banyak bayi pada awalnya mengacaukan waktu siang dan malam mereka. Orang tua atau ibu mungkin menemukan bahwa bayinya tidur lama di siang hari, dan lebih aktif saat malam hari.

Membantu anak belajar membedakan siang dari malam adalah langkah penting menuju rutinitas yang bisa diterapkan. Gantilah pakaian bayi sebelum tidur, dan saat dia bangun tunjukkan kapan hari dimulai dan berakhir.

Jagalah agar rumah tetap terang dan bising di siang hari, tetapi redup dan sunyi di malam hari. Ibu juga harus sesedikit mungkin berbicara dengan bayi selama menyusui.

Perubahan ini akan memberinya kesempatan untuk belajar malam itu untuk tidur dan siang hari untuk bersosialisasi dan bermain.

3. Perkenalkan rutinitas waktu tidur sejak dini

Ibu dapat mulai menetapkan rutinitas waktu tidur yang dapat diprediksi sejak sekitar dua bulan. Ini akan mengajari bayi tidur pada waktu yang sama setiap malam, meskipun mungkin perlu beberapa saat baginya untuk mengetahui.

Konsistensi adalah kunci sukses rutinitas waktu tidur. Cobalah untuk menemukan satu waktu di mana orang tua dan bayi dapat andalkan malam demi malam, dan buat sesederhana mungkin.

Beberapa contoh di antaranya:

  • Memandikannya
  • Mengenakan piyama atau baju tidurnya
  • Membacakan cerita pendek
  • Menawarkan ASI atau susu botol
Tidak masalah jika menyusui membuat bayi tertidur di bulan-bulan awal. Tetapi setelah tiga atau empat bulan cobalah untuk menurunkannya ketika dia mengantuk, tetapi masih terjaga. Ini akan membantunya belajar bagaimana cara untuk tertidur sendiri.

Jangan biarkan rutinitas berlangsung lebih dari sekitar 20 menit hingga 30 menit. Setelah ini, bayi mungkin menjadi terlalu terstimulasi, dan orang tua harus mulai dari awal lagi.

4. Belajar membaca isyarat bayi

Biarkan bayi menjadi pemandu untuk rutinitas yang terbaik untuknya. Jika ibu atau ayahnya membaca isyarat itu, dia akan memberi tahu apa yang dia butuhkan.

Mempelajari apa yang bayi inginkan membutuhkan waktu dan kesabaran. Cobalah membuat catatan kapan bayi lelah, lapar, atau siap bermain. Catatan ini akan membantu orang tua membuat rutinitas yang sesuai untuknya.

Saat melihat pola yang muncul, maka akan dapat mengantisipasi kebutuhannya. Misalnya, jika ibu melihat tanda-tanda bayi lapar, bisa memberinya makan sebelum dia menjadi terlalu pemarah dan rewel.

5. Utamakan rutinitas bayi

Yang terbaik adalah menjaga rutinitas bayi sekonsisten mungkin, terutama saat dia masih terbiasa. Dengan menjadikan bayi sebagai prioritas nomor satu, maka akan membantunya memahami bahwa hal-hal tertentu terjadi pada waktu tertentu.

Rutinitas juga dapat membantu orang tua untuk tetap fokus dan teratur sepanjang hari, di tengah kekacauan pemberian makanan yang terus-menerus dan penggantian popok.

Tentu saja, kehidupan bersama seorang bayi akan membuat sibuk dan orang tua tidak akan selalu bisa mengantisipasi setiap gangguan. Meskipun wajar untuk khawatir, mengubah hal-hal di satu hari tidak akan merusak kerja baik.

Namun, Anda mungkin ingin memperkenalkan acara tamasya harian, seperti pergi ke kelompok bermain atau mengunjungi teman untuk membiasakan bayi berjalan-jalan dan bertemu orang baru.

Gagasan untuk selalu mengutamakan rutinitas bayi bisa jadi menakutkan, terutama bagi para orang tua baru. Jadi jangan takut untuk meminta bantuan dari teman, keluarga atau dokter anak jika membutuhkannya.

6. Harapkan perubahan selama percepatan pertumbuhan dan pencapaian

Bayi akan mencapai banyak hal di tahun pertamanya. Dia hampir melipatgandakan berat badannya, dan orang tua akan melihatnya mencapai tonggak perkembangan utama seperti duduk, merangkak, dan bahkan mungkin berjalan.

Akan ada saat-saat ketika bayi tumbuh dan mencapai pencapaian lebih cepat daripada yang lain. Dan ini mungkin mengganggu rutinitasnya selama percepatan pertumbuhan ini.

Dia mungkin sangat mungkin mengalami percepatan pertumbuhan pada dua, tiga dan enam minggu pertama, serta tiga dan enam bulan pertama.

Selama waktu-waktu ini, dia mungkin tidur lebih lama, atau dia mungkin bangun lebih banyak dalam semalam. Merasa sedikit kecewa adalah hal yang wajar jika rutinitas yang telah direncanakan tidak berhasil lagi.

Jika dia tidak melakukan rutinitasnya lagi, cobalah membuat beberapa penyesuaian untuk mengakomodasi keterampilan dan kebutuhan barunya. Misalnya, jika dia baru belajar duduk, dia mungkin lebih memilih penyangga mandi yang memungkinkan dia untuk lebih tegak.

7. Sesuaikan rutinitas bayi dengan usianya

Saat bayi semakin besar, ia membutuhkan lebih sedikit tidur siang hari dan lebih banyak waktu bermain dan stimulasi, karenanya sesuaikan waktu yang ada agar tidak merasa kewalahan.

Sekitar usia enam bulan, dia juga harus mulai makan makanan padat. Anda harus memberikan lebih banyak waktu untuk menyiapkan makanannya, dan mungkin juga membersihkannya.

Ketika mempelajari isyarat bayi, perubahan rutin ini akan tampak lebih alami.

8. Jangan mengharapkan kesempurnaan

Rutinitas bayi tidak selalu berjalan seperti jarum jam. Meskipun bayi menyukai konsistensi, orang tua dapat mengharapkan perubahan dari hari ke hari dan seiring pertumbuhan bayinya.

Kadang-kadang, karena alasan apa pun, bayi ingin melewatkan tidur siang, makan lebih banyak, atau bangun lebih awal. Ini bisa saja hanya sekali, atau mungkin terkait dengan gigi baru yang tumbuh atau penyakit ringan seperti flu.

Hidup juga akan menghalangi. Liburan, saudara, rencana bersama teman dan keluarga semuanya akan berperan dalam kehidupan sehari-hari bersama bayi.

Istirahat sesekali tidak boleh menyebabkan terlalu banyak gangguan pada rutinitas bayi. Lakukan sesuai kemampuan dan ingatlah bahwa setiap ibu menghadapi tantangan yang sama, jadi Anda tidak sendirian.

Baca juga artikel terkait TIPS ANAK atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Agung DH